Pengujian Keseragaman Data Pengujian Kecukupan Data

5. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak, tes pula keseragaman data yang diperoleh. 6. Tetapkan rating factor operator. Rating factor ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performansi operator. Untuk elemen kerja yang sepenuhnya dilakukan oleh mesin maka performansi dianggap normal 100. 7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performansi kerja yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal. 8. Tetapkan waktu longgar allowance time guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan yang bersifat personal, kelelahan, dan keterlambatan material. 9. Tetapkan waktu kerja baku standard time yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar.

3.8.2. Pengujian Keseragaman Data

9 Pengujian ini dilakukan karena waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem selalu berubah-ubah meskipun dilakukan dengan cara yang sama, namun harus dalam batas kewajaran. Berikut ini langkah-langkah untuk pengujian keseragaman data: 9 Sutalaksana, Iftikar Z., dkk, Teknik Perancangan Sistem Kerja Bandung: ITB, 2005, h. 132 – 136. - Hitung rata-rata dari seluruh data pengamatan dengan: �� = ∑ �� � Dimana: = harga rata-rata dari seluruh data pengamatan k = harga banyaknya data pengamatan - Hitung standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian dengan: Dimana: σ = simpangan baku N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan xi = waktu penyelesaian yang teramati - Tentukan batas kontrol atas dan bawah BKA dan BKB dengan : Dimana: = Tingkat ketelitian Batas-batas kontrol ini merupakan batas kontrol apakah grup ”seragam” atau tidak. Jika semua rata-rata sub grup sudah berada dalam batas kontrol, maka dapat dihitung banyaknya pengukuran yang diperlukan dengan menggunakan rumus pengujian kecukupan data.

3.8.3. Pengujian Kecukupan Data

10 Uji kecukupan data digunakan untuk mengetahui apakah jumlah pengukuran yang dilakukan telah mencukupi. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: 2 2 2 .           − = ∑ ∑ ∑ X X X N s z N Keterangan: X = waktu pengamatan dari setiap elemen kerja untuk masing-masing siklus yang diukur z = angka deviasi standard untuk t yang besarnya tergantung pada tingkat keyakinan confidence level yang diambil, di mana: 1. 90 confidence level : z = 1,65 2. 95 confidence level : z = 2,00 3. 99,7 confidence level : z = 3,00 s = derajat dari data t yang dikehendaki, yang menunjukkan maksimum prosentasi penyimpangan yang bisa diterima dan nilai t yang sebenarnya. Nilai ks dikenal sebagai Confidence-Precision Ratio dari time study yang dilaksanakan. 10 Ibid. Hal 134-135 N = jumlah pengamatanpengukuran awal yang telah dilakukan untuk elemen kegiatan tertentu yang dipilih. N’= Jumlah siklus pengamatanpengukuran yang seharusnya dilaksanakan agar dapat diperoleh presentase kesalahan error minimum dalam mengestimasi t yaitu sebesar S. Apabila N’ N maka diperlukan pengukuran tambahan hingga memenuhi jumlah yang diperlukan. Apabila N’ N maka data pengukuran pendahuluan sudah mencukupi.

3.8.4. Rating Factor Rf