N = jumlah pengamatanpengukuran awal yang telah dilakukan untuk elemen kegiatan tertentu yang dipilih.
N’= Jumlah siklus pengamatanpengukuran yang seharusnya dilaksanakan agar dapat diperoleh presentase kesalahan error minimum dalam mengestimasi t
yaitu sebesar S. Apabila N’ N maka diperlukan pengukuran tambahan hingga memenuhi jumlah
yang diperlukan. Apabila N’ N maka data pengukuran pendahuluan sudah mencukupi.
3.8.4. Rating Factor Rf
11
Rating factor adalah proses dimana peneliti membandingkan kinerja kecepatan dari operator dengan konsep kecepatan kerja normal dari peneliti.
Ketidak-normalan dari waktu kerja diakibatkan oleh operator yang bekerja secara kurang wajar, yaitu bekerja dalam tempo atau kecepatan yang tidak semestinya.
Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil pengamatan, maka dilakukan dengan mengalikan waktu pengamatan rata-rata dengan faktor
penyesuaianrating sebagai berikut: 1.
Apabila operator dinyatakan terlalu cepat yaitu bekerja di atas normal maka rating factor ini akan lebih besar dari pada 1 Rfl atau Rf100.
2. Apabila operator bekerja terlalu lambat yaitu bekerja dibawah normal maka
rating factor akan lebih kecil dari 1 Rfl atau Rf100. 3.
Apabila operator bekerja secara normal atau wajar maka rating factor ini
11
Ibid. Hal 139-144
diambil sama dengan 1 Rf = 1 atau Rf = 100. Untuk kondisi kerja dimana operasi secara penuh dilaksanakan oleh mesin operating atau machine time
maka waktu yang diukur dianggap waktu yang normal. Cara menentukan faktor penyesuaian ini antara lain sebagai berikut:
1. Cara Persentase
Merupakan cara yang paling awal digunakan. Besarnya faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui pengamatannya selama
melakukan pengukuran. 2.
Cara Shumard Cara yang memberikan patokan-patokan penilaian melalui kelas-kelas
performance kerja di mana setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri. 3.
Cara Objektif Cara yang memperhatikan 2 faktor yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan
pekerjaan. 4.
Cara Westinghouse Westinghouse mengarahan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan
kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu: a.
Keterampilan Skill Keterampilan adalah kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan.
Latihan dapat meningkatkan keterampilan, tetapi hanya sampai tingkat tertentu saja, tingkat mana merupakan kemampuan maksimal yang dapat
diberikan oleh pekerja yang bersangkutan. Secara psikologis keterampilan
merupakan aptitude untuk pekerjaan yang bersangkutan. Keterampilan dapat juga menurun jika terlalu lama tidak menangani pekerjaan tersebut.
b. Usaha Effort
Yang dimaksud dengan usaha disini adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya.
c. Kondisi Kerja Condition
Yang dimaksud dengan kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan.
Kondisi kerja merupakan faktor di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan mengubahnya. Oleh sebab itu,
faktor kondisi sering disebut sebagai faktor manajemen karena pihak inilah yang dapat dan berwenang merubah atau memperbaikinya.
d. Konsistensi Consistency
Faktor ini perlu diperhatikan karena kenyataan bahwa pada setiap pengukuran waktu, angka-angka yang dicatat tidak pernah semuanya
sama. Selama ini masih dalam batas-batas kewajaran, masalah tidak timbul. Tetapi jika variabilitasnya tinggi, maka hal tersebut perlu
diperhatikan.
3.8.5. Allowance