merupakan aptitude untuk pekerjaan yang bersangkutan. Keterampilan dapat juga menurun jika terlalu lama tidak menangani pekerjaan tersebut.
b. Usaha Effort
Yang dimaksud dengan usaha disini adalah kesungguhan yang ditunjukkan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaannya.
c. Kondisi Kerja Condition
Yang dimaksud dengan kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungannya seperti keadaan pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan.
Kondisi kerja merupakan faktor di luar operator yang diterima apa adanya oleh operator tanpa banyak kemampuan mengubahnya. Oleh sebab itu,
faktor kondisi sering disebut sebagai faktor manajemen karena pihak inilah yang dapat dan berwenang merubah atau memperbaikinya.
d. Konsistensi Consistency
Faktor ini perlu diperhatikan karena kenyataan bahwa pada setiap pengukuran waktu, angka-angka yang dicatat tidak pernah semuanya
sama. Selama ini masih dalam batas-batas kewajaran, masalah tidak timbul. Tetapi jika variabilitasnya tinggi, maka hal tersebut perlu
diperhatikan.
3.8.5. Allowance
12
Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan
12
Wignjosoebroto. Sritomo. op. cit, hal. 201
menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan normal. Walaupun demikian, pada prakteknya seorang operator tidak akan mampu bekerja terus-menerus seharian
tanpa interupsi sama sekali. Kenyataannya, operator akan sering menghentikan pekerjaan dan membutuhkan waktu untuk keperluan seperti personal needs,
istirahat melepas lelah, dan alasan-alasan lain di luar kontrolnya.
13
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi personal
Kelonggaran Allowance diberikan berkenaan dengan adanya sejumlah kebutuhan di luar kerja, yang terjadi selama pekerjaan berlangsung. Kelonggaran
diberikan untuk tiga hal, yaitu:
Yang termasuk didalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal sepeti minum sekedarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap
dengan teman sekedarnya untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan dalam sewaktu bekerja
2. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique.
Fatique merupakan hal yang akan terjadi pada diri seseorang sebagai akibat dari melakukan suatu pekerjaan. Karena itu kelonggaran untuk melepas rasa
lelah karena fatique ini perlu ditambahkan. 3.
Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tidak terhindarkan delay Hambatan-hambatan tidak terhindarkan terjadi karena berada diluar
kekuasaankendali pekerja. Beberapa hambatan utnuk kejadian-kejadian ini sangat bervariasi dari satu stasiun ke stasiun lain, karena banyak penyebab
seperti mesin, kondisi mesin, prosedur kerja, ketelitian dan sebagainya.
13
Sutalaksana, Iftikar Z., dkk. op. cit, hal. 149-154
3.8.6. Perhitungan Waktu Standar
14
Waktu standard adalah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan yang dilakukan menurut metode kerja tertentu pada kecepatan
normal dengan mempertimbangkan rating performance dan kelonggaran. Untuk menghitung waktu standar perlu dihitung waktu siklus rata-rata yang disebut
dengan waktu terpilih, rating factor, waktu normal dan allowance. Adapun rumus untuk menghitung waktu normal dan waktu standar adalah :
Wn = Wt × Rf
dimana : Wn = waktu normal Wt = waktu terpilih
Rf = rating factor
100 100
Wn Ws
Allowance −
× =
dimana : Ws = waktu standar All
= allowance
3.9. Peramalan