3.4. Siklus Produktivitas
3
Menurut Sumanth, pada perusahaan yang baru pertama sekali mengadakan program perbaikan produktivitas formal, maka perlu diawali dengan pengukuran
produktivitas. Hasil pengukuran ini kemudian dievaluasi dan dibandingkan dengan target yang diinginkan. Berdasarkan hasil evaluasi, ditetapkan target yang
diinginkan serta disusun rencana untuk mencapai target tersebut baik rencana jangka pendek maupun jangka panjang. Rencana perbaikan ini kemudian
dilaksanakan secara formal dan hasilnya diukur kembali untuk mengetahui apakah target tersebut tercapai atau tidak.
Siklus ini dilanjutkan terus sampai akhir dari program-program produktivitas tersebut. Pengukuran produktivitas perlu dilakukan kembali dan
bersifat kontinu dalam suatu organisasi. Bagan dari siklus produktivitas dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Siklus Produktivitas
3
D.J.Sumanth. Productivity Engineering and Management. New York: Mc Graw Hill Book Company, 1984
Productivity Measurement
Productivity Improvement
Productivity Evaluation
Productivity Planning
Siklus produktivitas menunjukkan bahwa peningkatan produktivitas harus diawali dengan pengukuran, evaluasi dan perencanaan. Keempat tahap tersebut
bersifat penting, sehingga harus dilakukan secara keseluruhan.
3.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
4
Berdasarkan data yang tersedia, beberapa faktor yang cukup berpengaruh terhadap produktivitas diungkapkan oleh para pakar ekonomi setelah melakukan
penelitian yang intensif. Faktor-faktor yang diuraikan di bawah ini bersumber dari katalog
Departemen Perdagangan Amerika Serikat, yang diperoleh berdasarkan hasil studi berbagai penelitian dan organisasi. Faktor-faktor utama tersebut antara lain:
1. Investasi
Hampir pada setiap negara ditemukan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara investasi dan kecepatan perbaikan produktivitas. Kenaikan pada modal
yang diinvestasikan meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya akan meningkatkan stok modal apabila perusahaan berhasil mempertahankan
market share yang tinggi, faktor utilisasi kapasitas yang tinggi dan lain-lain. 2.
CapitalLabour Ratio Rasio antara total capital yang diinvestasikan dan jumlah buruh juga
memperlihatkan korelasi yang tinggi terhadap produktivitas tenaga kerja.
4
Ibid. Hal 25-37
3. Research and Development
Tidak semua orang setuju dengan pendapat bahwa kegiatan penelitian dan pengembangan mempunyai korelasi yang kuat dengan tingkat produktivitas
apalagi dalam level industri. Argumentasi yang diajukan adalah kegiatan penelitian dan pengembangan berkaitan dengan pengembangan produk dan
pemecahan masalah lingkungan dan bukan perbaikan produktivitas. 4.
Capacity Utilization Capacity utilization ialah persentase dari jumlah waktu pabrik dalam keadaan
beroperasi. Hasil analisis korelasi antara tingkat utilisasi kapasitas pabrik di negara-negara maju dan tingkat produktivitas tenaga kerja menunjukkan
korelasi yang kuat. 5.
Peraturan pemerintah Peraturan pemerintah dalam menghasilkan keseimbangan antara peningkatan
industri dan tujuan sosial seperti kebersihan lingkungan, dan lingkungan kerja yang aman merupakan faktor yang berpengaruh.
6. Umur pabrik dan peralatan
Umur pabrik dan peralatan yang menurun menunjukkan kekurangan diperlukannya modernisasi.
7. Biaya energi
Selain peningkatan produktivitas parsial tenaga kerja, jika input energi meningkat dengan cepat, maka biaya produksi akan melambung.
8. Serikat kerja
Para eksekutif baik pada perusahaan besar maupun menengah dan kecil beranggapan serikat pekerja berkontribusi dalam menurunkan produktivitas,
membuat peraturan menjadi kaku, mengupayakan supaya upah para pekerja selalu meningkat, bahkan menjadi berlebihan, menurunkan kesetiaan pekerja
terhadap perusahaan serta menyebabkan biaya-biaya produksi yang harus ditanggung perusahaan menjadi tinggi.
9. Etika kerja
Diperlukan etika kerja yang baik, yaitu adanya penggunaan waktu yang efisien antara jumlah waktu efektif untuk bekerja dan jumlah waktu yang
dibayarkan oleh perusahaan. Semakin merosotnya jumlah jam kerja yang digunakan dalam kegiatan produktif di perusahaan mencirikan semakin
merosotnya disiplin dan etika kerja para karyawan. 10.
Worker’s fear about loss of job Upaya perbaikan produktivitas pada setiap organisasi selalu menimbulkan
kecemasan pada sebagian besar karyawan yang berakibat terhambatnya program perbaikan. Kecemasan karyawan pada umumnya berakar pada
kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan apabila perusahaan mereka semakin produktif dalam pemanfaatan setiap sumber daya yang dimiliki.
Pengalaman berbagai perusahaan yang berhasil melaksanakan program peningkatan produktivitas memperlihatkan bahwa sebelum program
dilaksanakan, perlu dilakukan komunikasi yang intensif antara para managemen dan para karyawan tentang maksud dan tujuan program.
Peningkatan produktivitas tidak perlu dicurigai sebagai pengurangan karyawan tetapi sebaliknya menambah pekerjaan baru.
11. Union’s influence
Keberhasilan dalam mempertahan produktivitas yang tinggi adalah akibat sikap kerjasama yang kuat antara manajemen dengan serikat buruh.
12. Manajemen
Turunnya produktivitas pada sebagian besar perusahaan adalah akibat peranan manajemen yang tidak sesuai. Hasil studi menunjukan bahwa banyak waktu
yang terbuang secara tidak produktif karena ketidakmampuan dalam penyusunan rencana dan pengendalian tugas-tugas karyawan.
3.6. Manfaat Produktivitas