commit to user 7
Penelitian-penelitian di atas digunakan sebagai bahan referensi dari penelitian ini karena topik penelitian yang dikaji sama yaitu mengenai
komoditi pertanian unggulan tiap daerah atau kabupaten. Selain itu, metode analisis yang digunakan dalam kedua referensi penelitian tersebut sama
dengan metode analisis pada penelitian ini yaitu menggunakan analisis Location Quotient LQ. Perbedaanya terletak pada daerah yang diteliti dan
kombinasi alat analisis yang digunakan. Metode analisis utamanya sama-sama menggunakan metode Location Quotient LQ, namun ada yang
menggabungkan dengan analisis Kuosien Spesialisasi KS dan Kuosien Lokalisasi Lo dan ada pula yang tidak.
B. Tinjauan Pustaka
1. Pembangunan Pembangunan
haruslah diartikan
sebagai suatu
proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam
struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga- lembaga nasional termasuk pula percepatanakselerasi pertumbuhan
ekonomi, pengurangan ketimpangan, dan pemberantasan kemiskinan yang absolut Todaro, 1978: 125-128.
Pembangunan merupakan suatu transformasi dalam arti perubahan struktural, yaitu perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat yang
meliputi perubahan pada perimbangan-perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan ekonomi dan bentuk susunan ekonomi
Djojohadikusumo, 1994: 2. Menurut Michael P. Todaro dalam Abipraja 1993:17,
mengemukakan bahwa tujuan pembangunan adalah: a. Menambah persediaan dan memperluas distribusi barang keperluan
hidup pokok seperti makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan perlindungan bagi semua anggota masyarakat.
b. Menaikkan taraf hidup termasuk pendapatan yang lebih tinggi, penyediaan lapangan kerja, pendidikan, dan perhatian yang lebih
commit to user 8
banyak pada nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan. Semua ini tidak hanya akan menaikkan kesejahteraan kebendaan saja tetapi akan
menimbulkan harga diri dan kebanggan nasional. c. Memperluas lingkup pilihan ekonomi dan sosial bagi perseorangan dan
negara dengan membebaskan mereka dari perbudakan dan ketergantungan tidak hanya dalam hubungannya dengan orang-orang
dan negara-negara lain tetapi juga dengan kebodohan dan penderitaan kemiskinan.
2. Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi adalah sebagai kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan perekonomian dan taraf kehidupan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses
yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang Abipraja, 1993:1.
Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar hidup penduduk negara yang bersangkutan, yang biasa diukur dengan kenaikan
penghasilan riil per kapita. Standar hidup tidak akan dapat dinaikkan kecuali jika output total meningkat dengan lebih cepat daripada
pertumbuhan jumlah penduduk. Oleh karena itu, terdapat perpacuan antara perkembangan
penghasilan nasional
riil output
total dengan
perkembangan penduduk Irawan Suparmoko, 2002:75. Menurut Sumitro Djojohadikusumo dalam Abipraja 1993:2,
pembangunan ekonomi adalah usaha menambah peralatan modal dan menambah skills agar satu sama lainnya membawa pendapatan per kapita
yang lebih besar dan produktivitas per kapita lebih tinggi. Syarat utama bagi pembangunan ekonomi ialah bahwa proses
pertumbuhannya harus bertumpu pada kemampuan perekonomian di dalam negeri. Hasrat untuk memperbaiki nasib dan prakarsa untuk
menciptakan kemajuan material harus muncul dari warga negara itu sendiri. Pembangunan harus diprakarsai oleh negara dan tak dapat
dicangkokkan dari luar Jhigan, 2007:41.
commit to user 9
3. Pembangunan Daerah Pembangunan daerah dapat dibedakan dalam dua pengertian.
Pengertian pertama yang merupakan pengertian yang seringkali digunakan, dimaksud untuk menyatakan tentang pembangunan dalam
suatu daerah, misalnya daerah Jawa Barat, daerah Sumatera Utara, daerah Sulawesi, dan sebagainya. Disamping itu istilah tersebut dapat diartikan
sebagai pembangunan negara ditinjau dari sudut ruang atau wilayah dan dalam konteks ini istilah yang lebih tepat digunakan adalah pembangunan
wilayah. Dalam pengertian kedua strategi pembangunan daerah dimaksudkan sebagai suatu langkah untuk melengkapi strategi makro dan
struktural dari pembangunan nasional Sukirno, 1976:5. Tujuan otonomi daerah adalah untuk menghilangkan berbagai
perasaan ketidakadilan pada masyarakat daerah, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, dan meningkatkan demokratisasi di seluruh
strata masyarakat di daerah. Sebagaimana ditegaskan pada UU No. 221999 daerah KabupatenKota dianggap lebih dekat dengan rakyat
dibanding propinsi. Daerah KabupatenKota dianggap berhak mempunyai lembaga legislatif sendiri dan dengan demikian dapat mengelola
daerahnya secara demokratis sesuai aspirasi penduduknya Mubyarto, 2001:81.
4. Pembangunan Pertanian Menurut Napitulu dalam Sumodiningrat, et al 2001:21, sektor
pertanian merupakan sektor yang sangat penting baik dalam jangka panjang pembangunan ekonomi maupun untuk pemulihan ekonomi jangka
pendek. Karena itu sekarang ini merupakan moment yang tepat untuk menggali
pemikiran-pemikiran mengenai
reorientasi kebijakan
pembangunan pertanian. Kebijakan pembangunan pertanian tersebut diarahkan agar pertanian menjadi sektor yang tangguh, dalam jangka
pendek mampu menghadapi krisis ekonomi, dan dalam jangka panjang mampu menghadapi globalisasi dengan sistem pertanian yang
commit to user 10
berkelanjutan, dalam sistem ekonomi yang demokratis dan dalam pemerintahan yang terdesentralisasi.
Program pembangunan pertanian diletakkan sebagai bagian dari pembangunan nasional. Sehingga apa yang distrategikan dalam
pembangunan nasional harus tercermin dalam pembangunan pertanian dan pedesaan. Kegagalan pembangunan nasional, terutama dalam bentuk krisis
multidimensi, sedikit banyak akan membawa imbas yang besar terhadap pembangunan pertanian dan pedesaan Pranadji, 2003:152.
Pembangunan sektor pertanian harus dilakukan dari dua arah, yakni dari peningkatan usahatani kecil dan dari pembangunan daerah
pedesaannya. Dari kegiatan peningkatan usahatani kecil, pertama-tama yang dapat dilakukan adalah memperkenalkan teknologi pertanian baru
dan inovasi. Cara lain untuk meningkatkan usahatani kecil adalah dengan memperbaiki kebijakan pemerintah dibidang pertanian Tarmidi,
1992:100-101.
5. Peran Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Ekonomi Sumbangan atau jasa sektor pertanian pada pembangunan ekonomi
terletak dalam hal : Jhingan, 2007: 362 a. Menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk
yang kian meningkat. b. Menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-
barang modal bagi pembangunan melalui ekspor hasil pertanian terus menerus.
c. Meningkatkan pendapatan desa untuk dimobilisasi pemerintah d. Memperbaiki kesejahteraan rakyat pedesaan
Konsekuensi bagi negeri yang tergolong agraris, sektor pertanian merupakan bidang kehidupan yang paling vital. Begitu pun dengan
Indonesia. Sebagai salah satu negara yang sedang membangun, dimana 60 penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian, maka wajar
kalau dalam beberapa pelita, sektor pertanian selalu didudukkan pada prioritas yang utama. Peranan sektor pertanian, disamping tercatat sebagai
commit to user 11
devisa yang cukup besar, juga merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduknya Sastraatmadja, 1989:35.
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting baik dalam jangka panjang pembangunan ekonomi maupun dan lebih-lebih untuk
pemuliaan ekonomi jangka pendek. Karena itu sekarang ini merupakan momen yang tepat untuk menggali pemikiran-pemikiran mengenai
reorientasi kebijakan pembangunan pertanian. Kebijakan pembangunan pertanian tersebut diarahkan agar pertanian menjadi sektor yang tangguh,
dalam jangka pendek mampu menghadapi krisis ekonomi, dan dalam jangka panjang mampu menghadapi globalisasi dengan system pertanian
yang berkelanjutan, dalam sistem ekonomi yang demokratis dan dalam pemerintahan yang terdesentralisasi Sumodiningrat, et al, 2001:21.
6. Teori Location Quotient LQ Teknik LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum
digunakan dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemacu pertumbuhan. LQ
mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi kegiatan ekonomi melalui pendekatan perbandingan. Teknik LQ banyak digunakan untuk
membahas kondisi perekonomian, mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian atau mengukur konsentrasi relatif kegiatan
ekonomi untuk mendapatkan gambaran dalam penetapan sektor unggulan sebagai leading sector suatu kegiatan ekonomi industri. Dalam
prakteknya penggunaan pendekatan LQ meluas tidak terbatas pada bahasan ekonomi saja akan tetapi juga dimanfaatkan untuk menentukan
sebaran komoditas atau melakukan identifikasi wilayah berdasarkan potensinya Hendayana, 2003:2-3.
LQ adalah suatu metode untuk menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah sebuah sektor di suatu daerah kabupaten atau
kota terhadap sumbangan nilai tambah sektor yang bersangkutan dalam skala provinsi atau nasional. Location Quotient LQ dapat untuk
mengukur suatu sektor menjadi basis. Teknik ini dapat membantu untuk
commit to user 12
menentukan kapasitas ekspor perekonomian daerah dan derajat self suffience per sektor atau dengan kata lain alat analisis ini dipakai untuk
mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan industri dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah
tersebut dengan peranan kegiatan industri sejenis dalam perekonomian regional atau nasional Bappenas, 2003:36-37.
Kelebihan metode LQ Location Quotient dalam mengidentifikasi komoditi unggulan antara lain penerapannya sederhana, mudah, dan tidak
memerlukan pengolahan data yang rumit. Metode LQ selain memiliki kelebihan juga memiliki keterbatasan yaitu dalam sistem analisis data,
metode ini memerlukan akurasi data atau dalam arti validitas data sangat diperlukan Hendayana, 2003:4.
Aplikasi LQ menuju perolehan komoditas unggulan yang didasarkan pada aspek luas areal panen didefinisikan bahwa LQ adalah
rasio antara pangsa relatif share luas areal panen komoditas i pada tingkat wilayah terhadap total luas areal panen subsektor wilayah dengan
pangsa relatif luas areal panen komoditas i pada tingkat nasional terhadap total luas araeal panen subsektor nasional. Secara matematis formula LQ
dituliskan sebagai berikut : Hendayana, 2003:8 Keterangan:
LQ = Location Quotient Pi = Luas areal panen komoditas i pada tingkat wilayah.
pt = Total luas areal panen subsektor komoditas i pada tingkat wilayah. Pi = Luas areal panen komoditas i pada tingkat nasional.
Pt = Total luas areal panen subsektor komoditas i pada tingkat nasional. Hasil perhitungan LQ menghasilkan 3 kriteria yaitu:
LQ 1 : Komoditas itu menjadi basis atau menjadi sumber
pertumbuhan. Komoditas ini, hasilnya tidak saja dapat
t i
t i
P P
p p
LQi =
commit to user 13
memenuhi kebutuhan di wilayah bersangkutan akan tetapi juga dapat diekspor ke luar wilayah.
LQ = 1 : Komoditas itu tergolong non basis. Produksinya hanya cukup
untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan tidak mampu untuk diekspor.
LQ 1 : Komoditas ini juga termasuk non basis. Produksi komoditas di suatu wilayah tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri
sehingga perlu pasokan atau impor dari luar.
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah