commit to user
6
II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Aryani 2005:45 dalam penelitiannya mengenai ”Identifikasi Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Sragen” dengan menggunakan
analisis Location Quatient LQ diperoleh hasil bahwa komoditi pertanian unggulan yang paling banyak diusahakan di Kabupaten Sragen pada tahun
2002 adalah padi sawah, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, cabe, kacang panjang, pepaya, pisang, mangga, jambu biji, kelapa, wijen, kapok randu, sapi
potong, kambing, domba, lele dumbo, gurame, dan belut. Masing-masing kecamatan tidak mempunyai spesialisasi komoditi unggulan tertentu karena
cenderung memiliki komoditi pertanian yang beragam. Komoditi pertanian unggulan yang diprioritaskan untuk dikembangkan adalah komoditi garut,
nanas, dan sapi perah. Kecamatan Sumberlawang mempunyai komoditi pertanian terbesar yaitu 29 komoditi sedangkan Kecamatan Sidoarjo hanya
mempunyai 6 komoditi. Riyani 2006:64-66, dalam penelitiannya mengenai ”Identifikasi
Komoditi Pertanian Unggulan di Kabupaten Karanganyar” dengan menggunakan beberapa analisis, yaitu dengan metode analisis Location
Quotient, Kuosien Spesialisasai, dan Kuosien Lokalisasi. Berdasarkan hasil gabungan analisis Location Quotient, Kuosien Spesialisasi, dan Kuosien
Lokalisasi diketahui bahwa wilayah yang menjadi basis bagi komoditi pertanian unggulan di Kabupaten Karanganyar adalah Kecamatan
Tawangmangu untuk komoditi kentang, cabe rawit, bawang merah, kobis, krisan, bawang putih, wortel, pisang, kuda, jeruk keprok, tomat, nangka,
jambu biji, alpukat, salak, mawar, sawi, cabe besar, durian, cengkeh, laos, angsa, dan petai. Sedangkan komoditi pertanian unggulan yang diprioritaskan
atau dipertimbangkan untuk dikembangkan di Kabupaten Karanganyar adalah kentang. Komoditi kentang mempunyai nilai Kuosien Lokasi yang tinggi dan
keunggulan komparatif tertinggi dibandingkan komoditi lainnya.
commit to user 7
Penelitian-penelitian di atas digunakan sebagai bahan referensi dari penelitian ini karena topik penelitian yang dikaji sama yaitu mengenai
komoditi pertanian unggulan tiap daerah atau kabupaten. Selain itu, metode analisis yang digunakan dalam kedua referensi penelitian tersebut sama
dengan metode analisis pada penelitian ini yaitu menggunakan analisis Location Quotient LQ. Perbedaanya terletak pada daerah yang diteliti dan
kombinasi alat analisis yang digunakan. Metode analisis utamanya sama-sama menggunakan metode Location Quotient LQ, namun ada yang
menggabungkan dengan analisis Kuosien Spesialisasi KS dan Kuosien Lokalisasi Lo dan ada pula yang tidak.
B. Tinjauan Pustaka