commit to user Tabel 3 menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Temanggung
paling banyak bermatapencaharian di sektor pertanian. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan dan sektor industri. Meskipun proporsi penduduk
yang bermatapencaharian di sektor pertanian semakin menurun dari tahun ke tahun, namun proporsinya tetap paling tinggi diantara sektor-sektor
yang lain. Menurunnya tenaga kerja di sektor pertanian dari tahun ke tahun disebabkan jumlah penduduk usia muda di Kabupaten Temanggung yang
tertarik untuk bekerja di sektor pertanian semakin berkurang. Sebagian besar penduduk usia muda lebih tertarik untuk bekerja di luar sektor
pertanian karena dianggap lebih menjanjikan terutama dari segi pendapatan.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder telah tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen. Data ini diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi Wirartha, 2006:106.
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Temanggung, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BAPPEDA Kabupaten
Temanggung, Dinas
Pertanian Kabupaten
Temanggung, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Temanggung, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung, serta Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Temanggung. Data sekunder tersebut berupa data produksi komoditi pertanian
Kabupaten Temanggung tahun 2008, data produksi komoditi pertanian tiap kecamatan di Kabupaten Temanggung tahun 2008, data harga rata-rata
komoditi pertanian Kabupaten Temanggung tahun 2008, Kabupaten Temanggung Dalam Angka 2009, Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Temanggung Tahun 2004-2008, dan Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Temanggung Tahun 2009.
commit to user Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan
narasumber. Wawancara dilakukan kepada dinas terkait yaitu Dinas Pertanian Kabupaten Temanggung, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten
Temanggung, serta Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Temanggung. Wawancara yang dilakukan terkait dengan penentuan komoditi pertanian
unggulan di Kabupaten Temanggung menurut versi Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung.
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Komoditi Pertanian Unggulan Penentuan komoditi pertanian unggulan pada penelitian ini dilakukan
berdasarkan hasil analisis Location Quotient LQ dari data sekunder dan penyesuaian
dengan Kebijakan
Pemerintah Daerah
Kabupaten Temanggung terkait penentuan komoditi pertanian unggulan di wilayah
tersebut. Pada penelitian ini, untuk menentukan komoditi pertanian unggulan
atau bukan unggulan di Kabupaten Temanggung yaitu dengan menggunakan analisis Location Quotient LQ. Besarnya nilai LQ
diperoleh dari persamaan berikut :
Keterangan : LQ : Indeks Location Quotient komoditi pertanian di kecamatan i
Kabupaten Temanggung k
i
: Nilai produksi komoditi pertanian i pada tingkat kecamatan di Kabupaten Temanggung
k
t
: Nilai produksi total komoditi pertanian pada tingkat kecamatan di Kabupaten Temanggung
K
i :
Nilai produksi komoditi pertanian i pada tingkat Kabupaten Temanggung
t i
t i
K K
k k
LQ =
commit to user Kt
: Nilai produksi total komoditi pertanian pada tingkat Kabupaten Temanggung
Kemudian besarnya nilai LQ yang diperoleh, diklasifikasikan berdasarkan indikator sebagai berikut:
· LQ1, artinya komoditi pertanian tersebut termasuk komoditi unggulan. Produksi komoditi pertanian tersebut mampu
memenuhi kebutuhan wilayah sendiri dan dapat diekspor ke wilayah lain.
· LQ=1, artinya komoditi tersebut termasuk komoditi bukan unggulan. Produksi komoditi pertanian tersebut hanya mampu memenuhi
kebutuhan wilayah sendiri dan tidak dapat diekspor ke wilayah lain.
· LQ1, artinya komoditi pertanian tersebut termasuk komoditi bukan unggulan. Produksi komoditi pertanian tersebut belum cukup
untuk memenuhi
kebutuhan wilayah
sendiri dan
kekurangannya dipenuhi dengan mengimpor dari luar wilayah. Diadopsi dari Hendayana, 2003.
Setelah diperoleh komoditi pertanian unggulan berdasarkan hasil analisis Location Quotient LQ dari data sekunder, kemudian disesuaikan
dengan hasil penentuan komoditi pertanian unggulan menurut Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung. Komoditi hasil penyesuaian
kedua hal tersebut merupakan komoditi pertanian unggulan di Kabupaten Temanggung.
2. Peran Komoditi Pertanian Pada penelitian ini, peran komoditi pertanian terhadap perekonomian
wilayah Kabupaten Temanggung dapat diketahui dengan melihat surplus pendapatan yang diberikan dan efek pengganda yang ditimbulkan.
Besarnya surplus pendapatan tersebut diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan berikut :
SP = [SiS – NiN]Si
commit to user Keterangan :
SP : Surplus pendapatan Si : Nilai Produksi komoditi pertanian i di tingkat kecamatan di
Kabupaten Temanggung S : Nilai produksi total komoditi pertanian tingkat kecamatan di
Kabupaten Temanggung Ni : Nilai produksi komoditi pertanian i di tingkat Kabupaten
Temanggung N : Nilai produksi total komoditi pertanian di tingkat Kabupaten
Temanggung Apabila besarnya surplus pendapatan yang diperoleh bernilai positif
berarti komoditi pertanian tersebut selain dapat memenuhi kebutuhan wilayah yang bersangkutan juga dapat memenuhi kebutuhan wilayah lain.
Namun, sebaliknya jika besarnya surplus pendapatan yang diperoleh bernilai negatif berarti komoditi pertanian tersebut masih kurang dalam
memenuhi kebutuhan wilayah yang bersangkutan dan perlu dibeli dari wilayah lain untuk memenuhi kebutuhan wilayah yang bersangkutan
terhadap komoditi pertanian tersebut. Untuk besarnya pengganda pendapatan yang ditimbulkan dapat
diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan berikut :
Sedangkan besarnya perubahan pendapatan di suatu wilayah dapat diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan berikut:
D Y = M x DYB Keterangan :
D Y :
Perubahan nilai produksioutput M
: Pengganda pendapatan
DYB : Perubahan nilai produksioutput komoditi unggulan
Diadopsi dari Budiharsono, 2001:31-32. Nilai produksi output total komoditi pertanian
Pengganda Pendapatan = Ni Nilai produksioutput komoditi pertanian ungggulan
commit to user 3. Analisis Wilayah Basis Komoditi Pertanian Unggulan
Pada penelitian ini, untuk mengetahui wilayah basis dari komoditi pertanian unggulan yaitu dengan menggunakan pendekatan tingkat
spesialisasi wilayah terhadap kegiatan pertanian dan tingkat penyebaran dari komoditi pertanian yang terdapat di Kabupaten Temanggung.
a. Kuosien Spesialisasi Pada penelitian ini, untuk mengetahui apakah di suatu wilayah
terdapat spesialisasi terhadap komoditi pertanian tertentu atau tidak yaitu dengan melihat besarnya nilai Kuosien Spesialisasi KS yang
diperoleh dengan menggunakan rumus berikut : KS
i
= w
i
w
t
– W
i
W
t
KS =
å
= n
p
KSip
1
Keterangan : KS
i
: Kuosien Spesialisasi terhadap komoditi i w
i :
Nilai produksi komoditi pertanian i pada tingkat kecamatan di Kabupaten Temanggung
w
t :
Nilai produksi total komoditi pertanian pada tingkat kecamatan di Kabupaten Temanggung
W
i :
Nilai produksi komoditi pertanian i pada wilayah Kabupaten Temanggung
W
t :
Nilai produksi total komoditi pertanian pada wilayah Kabupaten Temanggung
KS : Kuosien Spesialisasi KS
i
p : KSi positif Berdasarkan hasil perhitungan, apabila nilai KS ~ 0 berarti tidak
ada spesialisasi komoditi i pada wilayah tersebut. Namun, apabila nilai KS ~ 1 atau KS
≥ 1 berarti wilayah tersebut terspesialisasi terhadap komoditi i Djojodipuro, 1992 cit Aryani, 2005.
commit to user b. Kuosien Lokalisasi
Kuosien Lokalisasi digunakan pada penelitian ini, untuk melihat tingkat penyebaran komoditi tertentu di suatu wilayah, yang dapat
diketahui dengan melihat besarnya Kuosien Lokalisasi Lo. Besarnya nilai Kuosien Lokalisasi Lo dapat diperoleh dari hasil perhitungan
dengan menggunakan rumus berikut : Lo
i
= w
i
W
i
– w
t
W
t
Lo =
å
= n
p
Loip
1
Keterangan : Lo
i
: Koefisien Lokalisasi komoditi pertanian i w
i
: Nilai produksi komoditi pertanian i pada tingkat kecamatan di Kabupaten Temanggung
w
t
: Nilai produksi total komoditi pertanian pada tingkat kecamatan di Kabupaten Temanggung
W
i
: Nilai produksi komoditi pertanian i Kabupaten Temanggung Wt : Nilai produksi total komoditi pertanian pada wilayah
Kabupaten Temanggung Lo : Kuosien Lokalisasi
Lo
i p
: Lo i positif Apabila nilai Lo ~ 0 berarti komoditi pertanian tersebut
menyebar di beberapa wilayah. Namun, jika nilai Lo ~ 1 atau Lo ≥ 1
maka komoditi pertanian memusat di suatu wilayah Djojodipuro, 1992 cit Aryani, 2005.
4. Penentuan Prioritas Komoditi Pertanian Pada penelitian ini, untuk mengetahui prioritas komoditi pertanian
unggulan di Kabupaten Temanggung dilakukan melalui tahap seleksi yaitu dimulai dari komoditi pertanian unggulan yang ditentukan berdasarkan
besarnya nilai LQ hasil analisis data sekunder, kemudian diseleksi kembali dengan menyesuaikan urutan nilai KS dari masing-masing komoditi
pertanian unggulan yang telah ditentukan sebelumnya sehingga diperoleh
commit to user komoditi pertanian unggulan yang memiliki nilai LQ yang relatif besar
dan juga nilai KS yang relatif tinggi di kecamatan tertentu. Langkah selanjutnya menyesuaikan komoditi yang diperoleh dari hasil analisis
penggabungan antara nilai LQ yang relatif besar dan KS yang relatif tinggi tersebut dengan komoditi pertanian unggulan yang telah ditetapkan
berdasarkan Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung. Semakin besar nilai LQ suatu komoditi maka semakin besar pula potensi
keunggulan komoditi tersebut. Demikian juga jika nilai KS suatu komoditi semakin tinggi maka semakin tinggi pula keunggulan kompetitif komoditi
tersebut untuk diproduksi di kecamatan tersebut.
commit to user
31
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN