Kuosien Spesialisasi Wilayah Kecamatan

commit to user 61 0,00000. Nilai KS kedua komoditi tersebut merupakan hasil pembulatan angka desimal. Nilai KS yang sebenarnya dari kedua komoditi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 6. Domba merupakan komoditi yang terspesialisasi di Kabupaten Temanggung. Wilayah Kabupaten Temanggung memproduksi domba dalam jumlah yang relatif besar. Bahkan, di wilayah pertembakauan di Kabupaten Temanggung banyak dikembangkan ternak domba. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi ternak domba dan untuk membantu memulihkan kesuburan tanah di areal penanaman tembakau. Potensi pengembangan domba didukung oleh wilayah Kabupaten Temanggung yang berlimpah rerumputan hijau sebagai makanan domba. Komoditi lain yang terspesialisasi di Kabupaten Temanggung adalah padi. Padi merupakan komoditi pertanian yang terspesialisasi di wilayah Kabupaten Temanggung. Padi ini merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan di wilayah Kabupaten Temanggung. Kondisi tanah dan iklim di Kabupaten Temanggung sangat cocok untuk pertumbuhan padi. Wilayah Kabupaten Temanggung dapat memproduksi padi dengan jumlah produksi yang relatif besar. Hal ini dikarenakan wilayah Kabupaten Temanggung memiliki ketersediaan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian sepanjang tahun. Produksi padi yang melimpah ini menjadikan komoditi padi ini sebagai makanan pokok masyarakat di wilayah Kabupaten Temanggung.

2. Kuosien Spesialisasi Wilayah Kecamatan

Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa masing-masing kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung memiliki nilai koefisien KS mendekati nol. Hal ini menunjukkan bahwa di tingkat kecamatan tidak terdapat spesialisasi terhadap kegiatan pertanian tertentu. Namun, nilai KS yang positif yang dimiliki oleh masing-masing kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung tersebut menunjukkan bahwa kecamatan-kecamatan tersebut memiliki keunggulan kompetitif dalam menghasilkan komoditi pertanian tertentu. Nilai KS tiap commit to user 62 kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Kuosien Spesialisasi Tiap Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Kecamatan KS Kecamatan Bulu 0,38429 Kledung 0,36619 Bansari 0,32783 Gemawang 0,31211 Tretep 0,30340 Kedu 0,28941 Ngadirejo 0,27073 Parakan 0,25887 Kaloran 0,23201 Kranggan 0,23127 Temanggung 0,22332 Tembarak 0,21899 Tlogomulyo 0,21781 Selopampang 0,21612 Kandangan 0,20832 Candiroto 0,18868 Wonoboyo 0,18308 Jumo 0,17695 Pringsurat 0,15394 Bejen 0,13331 Jumlah 4,89665 Rata-rata 0,24483 Sumber: Diolah dan Diadopsi dari Lampiran 6 Tabel 18 di atas menunjukkan bahwa rata-rata koefisien spesialisasi di tingkat kecamatan di Kabupaten Temanggung sebesar 0,24483. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum di tingkat kecamatan tidak ada spesialisasi terhadap kegiatan pertanian tertentu atau pengkhususan penanaman komoditi tertentu. Komoditi pertanian yang dihasilkan tiap kecamatan Kabupaten Temanggung belum memiliki keunggulan kompetitif yang baik. Hal ini disebabkan belum efisiennya proses produksi komoditi pertanian sehingga pendapatan yang dihasilkan belum mampu memberikan kontribusi optimal terhadap perekonomian di wilayah Kabupaten Temanggung. Oleh karena itu, penting adanya penggalian informasi mengenai adopsi teknologi untuk meningkatkan daya saing atau keunggulan kompetitif yang dimiliki. commit to user 63 Pada Tabel 18 diketahui bahwa Kecamatan Bulu memiliki nilai KS tertinggi yaitu sebesar 0,38429. Hal ini menunjukkan bahwa kecamatan ini memiliki efisiensi yang relatif tinggi dalam memproduksi komoditi pertanian atau mengindikasikan bahwa kecamatan ini dapat memproduksi komoditi pertanian dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan kecamatan lain. Kecamatan Bulu memiliki 25 komoditi pertanian unggulan. Apabila dikaitkan dengan surplus pendapatan yang dihasilkan dari 25 komoditi unggulan saja, Kecamatan Bulu menempati peringkat ke delapan dalam pembentukan surplus pendapatan di Kabupaten Temanggung. Sedangkan Kecamatan Kedu yang memiliki komoditi unggulan lebih banyak yaitu 28 komoditi unggulan hanya mampu menempati urutan ke tiga belas dalam pembentukan surplus pendapatan di Kabupaten Temanggung. Berdasarkan peringkatnya Kecamatan Kedu berada di bawah Kecamatan Bulu dalam hal pembentukan surplus pendapatan di tingkat kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Bulu ini memiliki tingkat spesialisasi yang relatif tinggi dibandingkan kecamatan lainnya khususnya Kecamatan Kedu, atau dengan kata lain keunggulan kompetitifnya relatif lebih tinggi. Kecamatan Bejen memiliki nilai KS terendah di tingkat kabupaten yaitu sebesar 0,13331. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Bejen memiliki tingkat spesialisasi paling rendah diantara kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung. Apabila dikaitkan dengan surplus pendapatan yang dihasilkan maka terjadi keadaan yang bertolak belakang. Kecamatan Bejen dengan 18 komoditi unggulan menempati urutan terakhir yaitu peringkat ke dua puluh dalam pembentukan surplus pendapatan, sedangkan Kecamatan Tretep dengan 7 komoditi unggulan menempati urutan di atas Kecamatan Bejen yaitu peringkat ke dua dalam pembentukan surplus pendapatan di tingkat kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa Kecamatan Bejen memiliki tingkat spesialisasi yang relatif lebih rendah dibandingkan kecamatan lainnya khususnya Kecamatan Tretep, atau dengan kata lain keunggulan kompetitifnya relatif lebih rendah. commit to user 64

3. Kuosien Lokalisasi Komoditi Pertanian Unggulan