commit to user 20
D. Asumsi-asumsi
1.  Setiap  perekonomian  kecamatan,  kebutuhan  barang  atau  komoditi pertanian  akan  dipenuhi  terlebih  dahulu  oleh  produksi  sendiri  dan
kekurangannya akan dibeli dari wilayah lain. 2.  Terdapat pola permintaan yang sama antara kecamatan dengan kabupaten.
E. Pembatasan Masalah
1.  Penelitian  ini  memusatkan  pada  analisis  data  nilai  produksi  komoditi pertanian  di  Kabupaten  Temanggung  dan  nilai  produksi  komoditi
pertanian di setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Temanggung. 2.  Harga  komoditi  pertanian  yang  digunakan  adalah  harga  rata-rata  satu
tahun  komoditi  pertanian  yaitu  tahun  2008,  pada  tingkat  produsen  di Kabupaten Temanggung.
3.  Komoditi pertanian yang diteliti adalah komoditi pertanian yang dihasilkan di  Kabupaten  Temanggung  selama  periode  penelitian,  yang  datanya
tersedia, dipublikasikan, dan kontinuitasnya terjaga.
F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1.  Identifikasi  adalah  penentuan  dan  atau  penetapan  identitas  komoditi pertanian di Kabupaten Temanggung.
2.  Komoditi  adalah  produk  yang  dihasilkan  oleh  suatu  usaha  atau  kegiatan dengan  menggunakan  sumber  daya  yang  tersedia  di  Kabupaten
Temanggung. 3.  Komoditi  pertanian  adalah  komoditi  yang  dihasilkan  oleh  suatu  kegiatan
di  sektor  pertanian.  Dalam  penelitian  ini,  komoditi  pertanian  meliputi komoditi  pada  lima  sub  sektor  pertanian  yaitu  komoditi  sub  sektor
tanaman  bahan  makanan,  sub  sektor  perkebunan,  sub  sektor  kehutanan, sub  sektor  peternakan,  dan  sub  sektor  perikanan  di  Kabupaten
Temanggung. 4.  Komoditi  pertanian  unggulan  adalah  komoditi  pertanian  yang  mampu
memenuhi  kebutuhan  di  kecamatannya  sendiri  serta  dapat  diekspor  ke
commit to user 21
kecamatan  lain,  yang    menurut  analisis  Location  Quotient  ditunjukkan dengan nilai LQ  1.
5.  Komoditi pertanian bukan unggulan adalah komoditi pertanian yang hanya mampu  memenuhi  kebutuhan  di  kecamatannya  sendiri  dan  tidak  dapat
diekspor ke kecamatan lain,  yang ditunjukkan dengan nilai LQ = 1. Atau dapat  juga  berarti  komoditi  pertanian  yang  tidak  mampu  memenuhi
kebutuhan di kecamatannya sendiri dan perlu beli impor dari kecamatan lain, yang ditunjukkan dengan nilai LQ  1 di Kabupaten Temanggung.
6.  Nilai produksioutput komoditi pertanian adalah hasil balas jasa dari suatu komoditi  pertanian  yang  diperoleh  dari  perkalian  antara  jumlah  produksi
suatu komoditi pertanian dalam satu tahun dengan harga rata-rata komoditi pertanian di tingkat produsen dalam satu tahun di Kabupaten Temanggung
yang dinyatakan dalam satuan Rupiah Rp. 7.  Pola  permintaan  adalah  besarnya  tingkat  kebutuhan  suatu  wilayah
terhadap  suatu  komoditi  pertanian  tertentu  dalam  upaya  pemenuhan kebutuhan wilayah tersebut.
8.  Ekspor  adalah  menjual  komoditi  pertanian  ke  kecamatan  lain,  baik  di dalam maupun di luar wilayah Kabupaten Temanggung.
9.  Keunggulan  kompetitif  merupakan  kemampuan  daya  saing  dari  komoditi pertanian yang diunggulkan secara ekonomis.
10. Spesialisasi  adalah  keunggulan  kompetitif  komoditi  pertanian  di Kabupaten  Temanggung  yang  diukur  dengan  menggunakan  Kousien
Spesialisasi  KS.  Apabila  nilai  KS  ~  1  atau  KS ≥  1  berarti  Kabupaten
Temanggung  terspesialisasi  terhadap  komoditi  pertanian  tertentu    dan apabila  nilai  KS  ~  0  berarti  tidak  ada  kegiatan  spesialisasi  terhadap
komoditi pertanian di Kabupaten Temanggung. 11. Lokalisasi  adalah  tingkat  penyebaran  dan  pemusatan  komoditi  pertanian
pada  setiap  kecamatan  di  Kabupaten  Temanggung  yang  diukur  dengan menggunakan  Kuosien  Lokalisasi  Lo.  Apabila  nilai  Lo  ~  1  berarti
komoditi  pertanian  memusat  di  suatu  kecamatan  di  Kabupaten Temanggung  dan  bila  Lo  ~  0  berarti  tidak  terdapat  pemusatan  komoditi
commit to user 22
pertanian  di  kecamatan  atau  dalam  arti  komoditi  pertanian  tersebut menyebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Temanggung.
commit to user 23
commit to user
III. METODE PENELITIAN