commit to user
7
II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian Usnun 2004 yang berjudul Analisis Usaha Pembuatan Krupuk Rendeng Puyur Di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
, menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh produsen krupuk rendeng
puyur selama bulan Oktober 2003 sebesar Rp 2.411.931,00 dengan biaya total rata-ratanya sebesar Rp 2.095.115,00 sehingga keuntungan rata-rata
yang diperoleh selama bulan Oktober 2003 Rp 316.816,00. Profitabilitas dari usaha krupuk rendeng puyur sebesar 15,2. Koefisien Variasi dari
usaha ini adalah 0,65, dengan simpangan baku Rp 204.258,00 dan batas bawah keuntungan sebesar minus Rp 91.700,00. Usaha krupuk rendeng
puyur sudah efisien dengan nilai RC sebesar 1,15 yang berarti setiap 1 Rupiah biaya yang dikeluarkan akan didapatkan penerimaan 1,15 kali dari
biaya yang dikeluarkan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Candrawati 2005 tentang usaha
industri intip di kota Surakarta menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan sebesar Rp 11.306.025,00, sedangkan rata-
rata penerimaan yang diperoleh satu bulan sebesar Rp 14.616.452,00, sehingga diperoleh rata-rata keuntungan sebesar Rp 3.310.025,00 dalam
satu bulan. Diketahui bahwa nilai CV adalah 0,652 dan nilai L adalah minus Rp 1.004.615,00 maka dapat diartikan bahwa usaha ini dapat
memberikan keuntungan tetapi ada peluang kerugian yang harus ditanggung produsen sebesar Rp 1.004.615,00. Usaha industri intip di
Kota Surakarta yang telah dijalankan sudah efisien, terbukti dengan nilai RC sebesar 1,293.
Penelitian yang dilakukan oleh Sulfiah 2005 yang berjudul Usaha Inovatif Kerupuk Gendar Aneka Rasa Untuk Meningkatkan Nilai Jual
, yang dilakukan selama 4 bulan penelitian menunjukkan bahwa usaha yang
7
commit to user
8 dilakukan menguntungkan dan efisien, dengan keuntungan sebesar Rp
2.788.250,00. Penerimaan yang diperoleh sebesar Rp 8.160.000,00 dan total biaya yang dikeluarkan Rp 5.371.750,00. Sehingga diperoleh nisbah
penerimaan dan biaya RC sebesar 1,52, yang artinya setiap satu rupiah biaya yang dikelurkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,52,00.
Menurut penelitian Prasetyo 2008 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Usaha Industri Rumah Tangga Kerupuk Rambak Pati di
Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali , menunjukkan bahwa biaya total
rata-rata yang dikeluarkan produsen kerupuk rambak pati gilig bulat silinder untuk memproduksi satu kilogram kerupuk rambak pati gilig
adalah sebesar Rp 5280,67 dengan harga jual rata-rata kerupuk rambak pati gilig sebesar Rp 5573,91. Sehingga pendapatan rata-rata yang diterima
oleh para produsen per kilogram kerupuk rambak pati gilig yang mereka produksi adalah sebesar Rp 293,24. Setiap satu kilogram kerupuk rambak
pati gilig yang diproduksi, besarnya simpangan baku keuntungan yang dihadapi oleh produsen adalah sebesar Rp 246,82 dengan nilai koefisien
variasi CV adalah 0,84 dengan nilai batas bawah pendapatan L adalah sebesar minus Rp 200,39. Dengan demikian kerupuk rambak pati gilig
memiliki peluang mengalami resiko kerugian sebesar Rp 200,39 setiap kali mereka memproduksi satu kilogram kerupuk rambak pati gilig. Setiap
satu kilogram kerupuk rambak pati gilig yang diproduksi sudah efisien, dengan nilai efisiensi untuk setiap kilogram kerupuk rambak pati gilig
adalah sebesar 1,04. Berdasarkan penelitian-penelitian diatas diketahui bahwa
permasalahan yang diteliti hampir sama dengan penelitian analisis usaha industri karak yaitu tentang tingkat keuntungan, risiko dan efisiensi, oleh
karena itu hasil dari analisis penelitian-penelitian diatas dapat diterapkan dalam penentuan hipotesis penelitian ini. Meskipun penelitian-penelitian
diatas memberikan keuntungan dan telah efisien, akan tetapi usaha-usaha tesebut tetap mempunyai kemungkinan adanya kerugian, yang artinya
usaha yang dijalankan tetap mengandung risiko.
commit to user
9
2. Beras dan Karak