prosentase dimana sema sekali tidak ada aktivitas kerja,dan prosentase dimana sama sekali tidak ada aktivitas yang dilakukan menganggur atau idle.
2. Menetapkan performance level dari seseorang selama waktu kerjanya
berdasarkan waktu-waktu dimana orang ini bekerja atau tidak bekerja terutama sekali untuk pekerjaan-pekerjaan manual.
3. Menetukan waktu baku untuk suatu prosesoperasi kerja seperti halnya yang
bisa dilaksanakan oleh pengukuran kerja lainnya.
3.5.1. Sampling Pendahuluan
Pada langkah ini dilakukan sejumlah pengamatan terhadap aktivitas operator yang diamati untuk selang waktu yang diambil secara acak. Untuk itu
sebuah sampling pekerjaan juga menuntut penghitungan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan.
Semua kegiatan–kegiatan yang dilakukan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut disebut kegiatan produktif dan yang lainnya disebut kegiatan
nonproduktif. Dalam penentuan kerja yang menganggur idle dan bekerja work
terlebih dahulu tetapkan definisi work dan idle itu sendiri. Setelah itu dicatat kegiatan work dan idle serta ditentukan persentasenya.
3.5.2. Pengujian Keseragaman Data
Pengujian keseragaman data adalah suatu pengujian yang berguna untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan berasal dari satu sistem yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Melalui pengujian ini dapat dideteksi adanya perbedaan-perbedaan dan data-data yang di luar batas kendali out of control yang dapat digambarkan pada peta
kontrol. Data-data yang demikian dibuang dan tidak dipergunakan dalam perhitungan selanjutnya. Untuk membuat peta kontrol, terlebih dahulu ditentukan
batas-batas kontrolnya dengan memakai rumus sebagai berikut:
h pi
p
∑
=
;
��� = �̅ + �� �̅1 − �̅
��
��� = �̅ − �� �̅1 − �̅
�� Keterangan:
p
i
= persentase produktif di hari ke-i n
i
= jumlah pengamatan yang dilakukan pada hari ke-i k = harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan
n = rata-rata jumlah pengamatan keseluruhan h = jumlah hari pengamatan
p = persentase rata-rata waktu produktif yang diamati
3.5.3. Perhitungan Jumlah Pengamatan yang Diperlukan
Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling kerja akan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:
1. Tingkat ketelitian degree of accuracy dari hasil pengamatan
h ni
∑
= n
Universitas Sumatera Utara
2. Tingkat keyakinan level of convidence dari hasil pengamatan
Dengan asumsi bahwa terjadinya kegiatan seorang operator saat bekerja atau menganggur mengikuti pola distribusi normal. Untuk mendapatkan jumlah
pengamatan yang harus dilakukan dapat dicari dengan rumus :
s²p p
- k²1
= N
Dimana : N’ = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja
s = Tingkat ketelitian yang dikehendaki
p = Persentase waktu produktif yang diamati
k = Harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan yang diperoleh dari tabel normal.
Untuk menetapkan berapa jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan N maka harus diputuskan terlebih dahulu berapa tingkat kepercayaan
convidence level dan derajat ketelitian degree of accuracy untuk pengukuran kerja tersebut. Didalam aktifitas pengukuran kerja biasanya akan diambil 95
convidence level dan 5 degree of accuracy. Hal ini berarti bahwa sekurang- kurangnya 95 dari 100 harga rata-rata dari hasil pengamatan yang dicatat akan
memiliki penyimpangan tidak lebih dari 5. Besar N’ jumlah pengamatan yang harus dilakukan harus lebih kecil dari besar N jumlah pengamatan yang sudah
Universitas Sumatera Utara
dilakukan N’ ≤N. Apabila kondisi yang diperoleh adalah N’ lebih besar dari N
N’ ≥N, maka pengamatan harus dilakukan lagi. Sebaliknya jika harga N’ lebih
kecil daripada N N’ ≤N maka pengamatan yang dilakukan telah mencukupi
sehingga data bisa memberikan tingkat keyakinan dan ketelitian yang sesuai dengan yang diharapkan.
3.6. Tingkat Ketelitian dan Tingkat Keyakinan