Dari pengamatan organ otak pada K30 kontrol, gambaran otak ikan kerapu macan normal tidak ada perubahan jaringan pada otak. Sedangkan pada perlakuan S20 dan
S25 preparat histologi tampak adanya perubahan berupa vakuolisasi di sekitar sel-sel glia adanya rongga kosong di sekeliling sel glia yang berbentuk hallo, hal ini
menunjukkan adanya edema. Selain itu juga ditemukan adanya pembendungan yaitu pembuluh darah berisi eritrosit. Edema otak menurut Guyton 1987, disebabkan oleh
peningkatan tekanan kapiler yang hebat dan kerusakan dinding kapiler. Salah satu penyebab meningkatnya tekanan kapiler adalah peningkatan tekanan darah arteri
serebral secara tiba-tiba hingga mencapai nilai yang terlalu tinggi.
Pada perlakuan S30 tampak adanya pembendungan yang disertai dengan adanya penggumpalan atau akumulasi sel-sel radang. Pada perlakuan S35 preparat
histologinya tampak adanya akumulasi sel-sel glia yang berkelompok secara umum. Pada perlakuan S40, tampak terjadi pembendungan umum di organ otak dengan
gambaran histopatologi berupa pembuluh darah penuh berisi sel-sel eritrosit Gambar 4. Ikan yang terkena infeksi VNN biasanya memperlihatkan keadaan gangguan saraf
yang berhubungan dengan vakuolisasi kerusakan sistem saraf pusat dan retina. Thie´ry et al., 2006.
4.6 Hasil Pemeriksaan Uji Reverse Transcriptase PCR RT-PCR
Ikan kerapu macan diaklimatisasi untuk penyesuaian salinitas sesuai perlakuan, selama proses aklimatisasi kondisi kesehatan ikan dievaluasi. Hasil RT-PCR uji
konfirmatif ikan kerapu macan SPF bebas virus VNN seperti Gambar 5. di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Pita RNA pada VNN terhadap ikan uji ikan kerapu macan-SPF
Lane M : penanda berat molekul, 848 bp, 630 bp, 333 bp Lane +1 : kontrol positif, pita terbentuk hanya pada 289 bp
Lane +2 : kontrol positif, pita terbentuk pada 289 dan 479 bp Lane +3 : kontrol positif, pita terbentuk pada 289, 479, dan 1160 bp
Lane - : kontrol negatif Lane S1 : sampel negatif VNN
Lane S2 : sampel negatif VNN
Dari hasil diagnosis di atas dapat dilihat bahwa pita yang terbentuk pada S1 dan S2 adalah negatif VNN. Ikan inilah yang akan digunakan dalam perlakuan
salinitas.
Hasil diagnosis RT-PCR pada ikan kerapu macan yang diinfeksi virus VNN dapat dilihat pada Gambar 6. berikut ini:
Gambar 6. Pita RNA pada VNN terhadap ikan kerapu macan pada perlakuan salinitas yang berbeda
Universitas Sumatera Utara
Lane M : penanda berat molekul, 848 bp, 630 bp, 333 bp
Lane +1 : kontrol positif, pita terbentuk hanya pada 289 bp
Lane +2 : kontrol positif, pita terbentuk pada 289 dan 479 bp
Lane +3 : kontrol positif, pita terbentuk pada 289, 479, dan 1160 bp
Lane - : kontrol negatif
Lane K30 : sampel negatif VNN Lane S20 : sampel dengan infeksi VNN ringan
Lane S25 : sampel negatif VNN Lane S30 : sampel dengan infeksi VNN berat
Lane S35 : sampel dengan infeksi VNN ringan Lane S40 : sampel dengan infeksi VNN sedang
Dari hasil diagnosis di atas dapat dilihat bahwa ikan kerapu macan pada perlakuan salinitas yang berbeda, tingkat patogenitas virus VNN berbeda pada setiap
perlakuan. Berdasarkan pita yang terbentuk, pada S30 merupakan tingkat patogenitas yang paling tinggi sedangkan pada S25 merupakan tingkat patogenitas VNN yang
paling rendah. Hasil diagnosis RT-PCR ini menunjukkan adanya serangan virus VNN.
Virus ini sangat berbahaya dan menginfeksi ikan mulai dari larva, yuwana sampai dewasa. Tingkat kematian ikan yang telah terinfeksi VNN sangat tinggi, yakni
mencapai lebih dari 80. Jenis ikan kerapu merupakan jenis ikan yang paling mudah terserang VNN. Serangan virus ini mempunyai prevalensi sampai 100 Nishzawa et
al., 1999. Terserangnya ikan oleh virus VNN diduga disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah kualitas air tidak mendukung kehidupan ikan. Selain itu kondisi
perairan dengan pola arus yang tidak tenang dapat mengakibatkan ikan stress sehingga tidak nafsu makan. Hal ini berdampak terhadap viabilitas tubuh ikan yang menjadi
lemah Suratmi Aryani, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan