Gejala Klinis Hasil Uji Hematologi

4.3 Gejala Klinis

Gejala klinis abnormal kematian mulai tampak pada hari ke-3 setelah injeksi virus VNN, yang ditandai dengan beberapa ekor ikan uji mulai berenang tak menentu, beberapa ikan tenggelam ke dasar kemudian mengapung ke permukaan lagi, kelesuan dan perubahan warna discolouration tubuh menjadi lebih gelap. Nilai persentase kematian yang tinggi merupakan salah satu gambaran infeksi Viral Nervus Necrosis VNN adalah akut ganas, hal ini terjadi karena virus merusak dan menyebabkan perubahan pada organ-organ vital dari inang. Kematian ikan kerapu dipengaruhi juga oleh terjadinya gangguan pada proses osmosis dalam tubuh ikan osmoregulasi, yaitu gangguan dalam pada pengontrolan konsentrasi larutan garam dalam tubuh ikan Gusrina, 2008. Gejala klinis khas virus VNN yang ditemukan selama uji coba berlangsung dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini: Gambar 3. Gejala klinis khas virus VNN pada ikan kerapu macan. a Ikan normal. b Pembengkakan gelembung renang pada ikan. cPerubahan retina pada ikan Dari hasil pengamatan ditemukan adanya perubahan klinis karena serangan virus. Gejala klinis dan perubahan-perubahan jaringan tubuh yang teramati pada penyakit viral merupakan hasil interaksi langsung ataupun tak langsung antara virus dan sel inang Malole et al., 2006. Hasil infeksi virus pada sel inangikan dapat bervariasi, namun pada dasarnya dikelompokkan dalam infeksi ringan 1, bersifat toleran 2 hingga bersifat mematikan Murphy et al., 1999. Beberapa faktor dari virus dan faktor selular dari inang akan mempengaruhi hasil infeksi, dalam suatu kesetimbangan yang peka mudah berubah. Kesetimbangan tersebut dipengaruhi oleh fisiologis, respon imun atau imflamasi dari inang dan ekspresi virulensi dari virus. Universitas Sumatera Utara

4.4 Hasil Uji Hematologi

Rata-rata kadar Hb ikan kerapu sangat rendah di bawah kadar Hb ikan kerapu sehat, yaitu berkisar antara 13-5 gdl, sedangkan kadar Hb ikan kerapu macan sehat berkisar antara 12-14 gdl Tabel 3. Hb berfungsi mengikat oksigen yang kemudian akan digunakan untuk proses katabolisme sehingga dihasilkan energi Lagler et al., 1997 dalam Bastiawan et al., 2001. Kemampuan mengikat oksigen dalam darah tergantung pada jumlah hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah. Bastiawan et al. 2001 menyatakan bahwa, rendahnya kadar Hb menyebabkan laju metabolisme menurun dan energi yang dihasilkan menjadi rendah. Hal ini membuat ikan menjadi lemah dan tidak memiliki nafsu makan serta terlihat diam di dasar atau menggantung di bawah permukaan air. Menurunnya kadar hemoglobin dapat dijadikan petunjuk mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan mendapatkan infeksi. Sedangkan meningkatnya haemoglobin menyebabkan ikan stres. Semakin rendah kadar hemoglobin yang dimiliki maka semakin kecil kemampuan untuk mengangkut oksigen ke dalam tubuh dan dapat menyebabkan mudahnya terinfeksi penyakit Kuswardani, 2006. Tabel 3. Hasil pemeriksaan darah kerapu macan diinfeksi virus VNN konsentrasi 10 -4 0,1ml perlakuan salinitas Perlakuan Hasil Pemeriksaan Hb gdl PCV Hematokrit Eritrosit selmm 3 Leukosit selmm 3 K30 13 32 2.900.000 216.480 S20 9 28 590.000 148.000 S25 8 27 410.000 144.000 S30 11 35 870.000 704.000 S35 7 20 470.000 380.000 S40 5 18 200.000 844.000 Keterangan: Dalam jumlah nomal. Hb : 12-14 gdl Hematokrit : 30,8-45,5 Eritrosit : 1.300.000-3.000.000 selmm 3 Leukosit : 150.000-300.000 selmm 3 Universitas Sumatera Utara Hematokrit menunjukkan persen sel darah merah dari sejumlah darah. Dari tabel di bawah dapat dilihat untuk K30 nilai hematokrit 32 menunjukkan darah terdiri dari 32 sel darah merah dan 68 plasma dan sel darah putih. Berdasarkan Tabel 3 jumlah hematokrit kerapu berkisar antara 18 - 35 . Menurut Bastiawan et al. 2001 apabila ikan terkena penyakit atau nafsu makannya menurun, nilai hematokrit darahnya menjadi tidak normal. Jika nilai hematokrit rendah maka jumlah eritrositpun rendah. Menurut Anderson Siwicki 1993, menurunnya kadar hematokrit dapat dijadikan petunjuk mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan mendapat infeksi, sedangkan meningkatnya kadar hematokrit, menunjukkan ikan ada dalam keadaan stres. Jumlah eritrosit pada Tabel 3. Didapat berkisar antara 200.000-2.900.000 selmm 3 . Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan eritrosit ikan kerapu berada dalam tingkat yang tidak normal, kecuali K30. Jumlah eritrosit darah ikan normal berkisar antara 1.300.000 – 3.000.000 selmm 3 Rachman, 2003. Eritrosit yang terlalu rendah akan menimbulkan terjadinya anemia, sedangkan jika terlalu tinggi menandakan ikan tersebut dalam keadaan yang stres Wademeyer Yasutake, 1977 dalam Purwanto, 2006. Jumlah leukosit berkisar antara 144.000 – 844.000 selmm 3 . Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kondisi secara keseluruhan leukosit ikan kerapu berada dalam tingkat yang tidak normal. Menurunnya produksi jumlah sel darah putih ikan kerapu macan menunjukkan adanya respon perlawanan tubuh terhadap zat asing penyebab penyakit. Pada S25 didapatkan data terendah sebesar 144.000 sel mm 3 dan diikuti oleh S20 sebesar 148.000 sel mm 3 . Penurunan ini sebagai akibat dari kuatnya infeksi virus, leukosit yang ada pada pembuluh darah sangat berkurang, karena sebagian besar leukosit bergerak menuju jaringan-jaringan yang terinfeksi. Leukositosis terjadi apabila ada benda asing dalam darah. Jika virus terus menyerang, kekebalan tubuh menurun sehingga terjadi leukopenia. Fenomena ketidakmampuan sistem imunitas ikan dalam menghadapi infeksi virus Pikarsky et al., 2004. Peningkatan daya tahan tubuh kerapu macan yang ditandai meningkatnya jumlah total leukosit yang berfungsi sebagai pertahanan non spesifik dan adanya Universitas Sumatera Utara peningkatan indeks pagositosis. Anderson 1992, menyatakan leukosit merupakan salah satu komponen darah yang berfungsi sebagai pertahanan non spesifik yang akan melokalisasi dan mengeliminir patogen melalui pagositosis. Meningkatnya indeks pagositosis menunjukkan adanya peningkatan kekebalan tubuh, sebagaimana diungkapkan Brown 2000, yang menyatakan peningkatan kekebalan tubuh dapat diketahui dari peningkatan aktivitas sel fagosit dari hemosit . Sel fagosit ini berfungsi untuk melakukan fagositosis terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh inang. Fagositosis adalah ingesti bahan partikel terutama bakteri ke dalam sitoplasma sel darah. Pola peningkatan prosentase indeks pagositik ini merupakan fungsi dari peningkatan total leukosit Amrullah, 2004. Menurut Fletcher 1982 Walczak 1985, ikan seperti juga pada mamalia, sel yang berfungsi untuk memfagositosis adalah neutrofil granulosit dan mononukear fagosit. Penghancuran kuman oleh fagositosis, terjadi dalam beberapa tingkat yaitu kemotaksis dimana sel sel fagositosis mendekati mikroorgaisme, kemudian menangkap, memakan fagositosis, membunuh dan mencerna Baratawijaya, 1991. Parameter hematologi menunjukkan terjadi penurunan jumlah eritrosit dan meningkatnya jumlah leukosit. Menurut Chinabut et al., 1991, total leukosit ikan normal berkisar antara 150.000-300.000 selmm 3 . Nilai total leukosit dan differensiasinya sering mengalami perubahan. Hal ini menunjukkan adanya penyakit infeksi tertentu seperti yang dikemukakan oleh Blaxhall 1972 bahwa perubahan nilai leukosit total dan hitungan jenis leukosit dapat dijadikan indikator adanya penyakit infeksi tertentu yang terjadi pada ikan. Tang Affandi 2002 menjelaskan bahwa, bahan-bahan pengganggu seperti racun, suhu ekstrim, osmotik, infeksi atau stimulan sosial dapat menghasilkan stress. Respon stress ini salah satunya dapat berupa gangguan fisiologis darah. Beberapa parameter yang dapat memperlihatkan perubahan fisiologis darah ikan adalah jumlah sel darah merah, kadar haemoglobin dan kadar hematokrit Santoso, 1998. Universitas Sumatera Utara

4.5 Pengamatan Preparat Histopatologi