Latar Belakang Kesimpulan dan Saran 32

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan budidaya ikan laut di Indonesia khususnya ikan kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus merupakan budidaya ikan laut yang memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan, karena kegiatan ini berperan dalam hal memenuhi kebutuhan ikan konsumsi, peningkatan penghasilan dan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat petani ikan maupun nelayan serta dapat bermanfaat dalam pelestarian sumber daya ikan laut yang mulai langka Anonim, 1999. Salah satu penyakit yang sering dihadapi dalam budidaya ikan kerapu adalah virus. Virus dapat menyebabkan kematian hingga 100. Salah satunya adalah viral nervous necrosis VNN yaitu jenis virus yang menyerang ikan kerapu mulai dari stadia larva hingga ikan remaja. Serangan VNN antar populasi pada budidaya ikan laut dapat terjadi dengan transmisi secara vertikal atau secara horisontal. Di Korea, gejala serangan VNN pertama kali dilaporkan menyerang budidaya ikan grouper kerapu Epinephelus septemfasciatus. Kematian massal pada ikan red drum Sciaenops ocellatus yang dipelihara di pantai pembenihan berhubungan dengan betanodavirus Chi, 2006. Kemampuan virus untuk menyebabkan penyakit, terjadi melalui interaksi antar virus, inang dan lingkungan Gambar 1. Gambar 1. Pola hubungan interaksi antara patogen penyakit, inang dan lingkungan Lio-Po et al., 2001. Host Patogen Environment Penyakit Universitas Sumatera Utara Gejala klinis umum VNN pada beberapa jenis ikan antara lain perilaku ikan terserang berenang tak menentu, dan ikan mengapung dengan perut di atas disebabkan oleh pembengkakan gelembung renang, warna tubuh terlihat lebih gelap dan selera makan berkurang. Kematian kumulatif mencapai 34 dan 56 selama 10 minggu. Ikan yang terkena infeksi VNN biasanya memperlihatkan keadaan gangguan saraf yang berhubungan dengan vakuolisasi kerusakan kuat sistem saraf pusat dan retina Thie´ry et al., 2006. Penyebaran ikan kerapu sangat dibatasi oleh faktor-faktor lingkungan perairan yang ada dan dipisah-pisahkan secara nyata oleh kedalaman, akan tetapi untuk ikan tambakan toleransi tertingginya lebih pada kadar garam salinitas, dimana biasanya berada pada kisaran kadar garam rendah. Jika terjadi tekanan lingkungan akibat perubahan mendadak dan pemakaian antibiotik pada budidaya di pertambakan dan perairan tidak dalam keadaan seimbang dinamis Stady state, maka ikan akan mengalami perubahan fisiologis. Kerentanan ikan sebagai hospes atau inang juga sangat ditentukan oleh kualitas air sebagai media hidupnya Adji, 2008. Organisme yang hidup di laut atau perairan payau Estuarine hanya dapat bertahan pada perubahan-perubahan salinitas yang relatif kecil, hal tersebut sangat berhubungan dengan tekanan osmotik sel Hutabarat, 1984.

1.2 Permasalahan