Pengaruh Salinitas terhadap Patogenitas VNN

Nilai FID 50 inilah yang akan digunakan pada perlakuan salinitas. Konsentrasi suspensi virus ini untuk membuktikan bahwa virus VNN yang akan diinjeksikan pada uji selanjutnya mempunyai tingkat patogenitas yang tinggi. Menurut Malole et al. 2006, patogenitas merupakan studi tentang proses atau mekanisme terjadinya infeksi virus sampai menimbulkan penyakit, yang meliputi interaksi antara virus, inang dan lingkungan.

4.2 Pengaruh Salinitas terhadap Patogenitas VNN

Data persentase kematian ikan kerapu macan setelah injeksi virus VNN pada perlakuan salinitas mulai hari pertama pengamatan sampai selesai dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini: Gambar 2. Persentase kesakitan ikan kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus dengan perlakuan salinitas Data di atas, pada perlakuan K30 kontrol tanpa infeksi 100 ikan uji tidak menunjukkan gejala klinis sehingga persentase kesakitan ikan adalah nol. Salinitas merupakan parameter yang cukup penting karena selain berpengaruh terhadap kualitas air juga berpengaruh langsung terhadap proses fisiologis ikan. Salinitas menimbulkan tekanan-tekanan osmotik. Dari data diperoleh pada perlakuan S30 merupakan tingkat kesakitan tertinggi yaitu 96,67. Sedangkan pada S25 tingkat kesakitan terendah ppt Universitas Sumatera Utara dengan presentase kematian rata-rata 76,67 Gambar 2. Pada umumnya kandungan garam dalam sel-sel biota laut cenderung mendekati kandungan garam kebanyakan air laut. Jika sel-sel itu berada di lingkungan dengan salinitas berbeda maka suatu mekanisme osmoregulasi diperlukan untuk menjaga keseimbangan kepekatan antara sel dengan lingkungannya. Nilai persentase kematian yang tinggi merupakan salah satu gambaran ganasnyakuatnya infeksi virus, sedangkan keganasan infeksi virus menurut Fenner et al. 1993 tergantung kepada perimbangan antara virulensi virus dan ketahanan dari inang. Pada kebanyakan hewan estuarin, penurunan salinitas biasanya diikuti juga dengan penurunan salinitas di dalam sel. Suatu mekanisme osmoregulasi baru terjadi bila ada perubahan salinitas yang nyata. Hasil uji statistik K30 berbeda nyata dengan semua perlakuan pada taraf uji 5. Perlakuan S25 dan S30 berbeda nyata significant, sedangkan antar perlakuan yang lain tidak terjadi beda nyata non significant. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penurunan kadar salinitas dapat menghambat infeksi virus VNN pada ikan kerapu macan. Tingkat salinitas yang terlalu tinggi, atau rendah dan fluktuasinya lebar, dapat menyebabkan kematian pada ikan Anggoro, 1992 . Semakin jauh perbedaan tekanan osmotik antara tubuh dan lingkungan, semakin banyak energi metabolisme yang dibutuhkan untuk melakukan osmoregulasi sebagai upaya adaptasi, namun tetap ada batas toleransi. Karena itu, sangat penting dalam mengelola kualitas air, terutama salinitas Fujaya, 2004. Menurut Nybakken 1992, dalam kondisi salinitas yang berbeda maka ikan akan melakukan proses adaptasi yaitu melalui pengaturan osmotik cairan tubuhnya yang disebut dengan istilah osmoregulasi. Pengaturan osmotik cairan bertujuan untuk menyamakan konsentrasi garam internal dengan konsentrasi garam di lingkungan sekelilingnya. Mekanisme pengaturan osmotik pada tubuh ikan yaitu dengan cara mengeluarkan kelebihan air tanpa kehilangan garam atau mengeluarkan air dan garam dan mengganti garam yang hilang dengan mengambil ion dari lingkungan secara aktif. Universitas Sumatera Utara

4.3 Gejala Klinis