42 demikian, makna yang kita maksudkan, people can communicateif they share
meaning orang hanya dapat berkomunikasi jika mereka melihat makna yang sama Morissan, 2009:30.
Unsur pragmatik yakni hubungan antara tanda dengan pemakai user atau interpreter , menjadi bagian dari sistem semiotik sehingga juga menjadi salah
satu cabang kajiannya karena keberadaan tanda tidak dapat dilepaskan dari pemakainya.Bahkan lebih luas lagi keberadaan suatu tanda dapat dipahami hanya
dengan mengembalikan tanda itu ke dalam masyarakat pemakainya, ke dalam konteks sosial budaya yang dimiliki. Sehubungan dengan itu Abrams 1981: 171
mengungkapkan bahwa the focus of semiotic interest is on the under lying system of language,not on the parol. Hal itu sesuai dengan pernyataan bahwa bahasa
adalah cermin kepribadian dan budaya bangsa
2.4 Semiotika Komunikasi Visual
Semiotika komunikasi visual diperlukan untuk mengkaji tanda verbal judul, subjudul, dan teks dan tanda visual ilustrasi, logo, tipografi dan tata
visual. Desain komunikasi visual dengan pendekatan teori semiotika. Diharapkan pisau analisis semiotika visual mampu menjadi salah satu pendekatan untuk
memperoleh makna yang terkandung dibalik tanda verbal dan tanda visual karya desain komunikasi visual Tinarbuko, 2010: 9.
Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam pelbagai media
komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri atas gambar
43 ilustrasi huruf dan tipografi, warna, komposisi, dan lay-out. Semua itu
dilakuakan guna menyampaikan pesan secara visual, audio, danatau audio visual kepada target sasaran yang dituju.
1 Tipografi Tipografi dalam konteks komunikasi visual mencakup pemilihan bentuk
huruf; besar huruf; cara dan teknik penyusunan huruf menjadi kata atau kalimat yang sesuai dengan karakter pesan sosial atau komersial yang ingin disampaikan
Tinarbuko, 2010:25. Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujung tombak guna
menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang, sekumpulan orang, bahkan masyarakat luas yang dijadikan tujuan akhir proses penyampaian
pesan dari komunikator kepada komunikan atau terget sasaran. Tipografi dalam hal ini adalah seni memilih dan menata huruf untuk
pelbagai kepentingan menyampaikan informasi berbentuk pesan sosial ataupun komersial. Dewasa ini, perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh
kemajuan teknologi digital. Huruf yang telah disusun secara tipografis merupakan elemen dasar dalam
membentuk sebuah tampilan desain komunikasi visual. Hal ini diyakini dapat memberikan inspirasi untuk membuat suatu komposisi yang menarik. sedangkan
bentuk-bentuk tipografi itu sendiri dapat dipergunakan secara terpisah atau dapat pula dikomposisikan dengan materi lain seperti ilustrasi hand drawing ataupun
image.
44 Dalam perkembanganya, ada lebih dari seribu macam huruf Romawi atau
Latin yang telah diakui oleh masyarakat dunia. Tetapi huruf tersebut sejatinya merupakan hasil perkawinan silang lima jenis huruf berikut ini :
1 Huruf Romein. Garis hurufnya memperlihatkan perbedaan antara tebal-
tipis dan mempunyai kaki atau kait yang lancip pada setiap batang hurufnya.
2 Huruf egyptian. Garis hurufnya memiliki ukuran yang sama tebal pada
setiap sisinya. Kaki atau kaitnya berbentuk lurus atau kaku. 3
Huruf Sans Serif. Garis hurufnya sama tebal dan tidak mempunyai kaki atau kait.
4 Huruf miscellaneous. Jenis huruf ini lebih mementingkan nilai hiasnya
daripada nilai komunikasinya. Bentuknya senantiasa mengedepankan aspek dekoratif dan ornamental.
5 Huruf Script. Jenis huruf ini menyerupai tulisan tangan dan bersifat
spontan. Sementara itu, Danton Sihombing 2001: 96 mengelompokkan keluarga huruf
berdasarkan latar belakang sejarahnya : 1
Old Style, jenis huruf ini meliputi : Bembo, Caslon, Galliard, Garamond.
2 Transitional, jenis huruf ini meliputi : baskerville, Perpetua, Times
New Roman. 3
Modern, jenis huruf ini meliputi : Bodoni 4
Egyptian atau Slab Serif, jenis huruf ini meliputi : Bookman, Serifa.
45 5
Sans Serif, jenis huruf ini meliputi : Franklin Gothic, Futura, Gill Sans, Optima.
Huruf-huruf tertentu dalam melakukan aktivitas perancangan. Ia harus menjadikan rangkaian huruf kata atau kalimat tidak sekedar bisa dibaca dan
dimengerti maknanya. Tetapi lebih dari itu, seorang desainer komunikasi visual harus piawai menampilkan tipografi yang enak dipandang mata dan lebih
melancarkan pembaca dalam memahami media komunikasi visual. Dengan demikian, keberadaan tipografi dalam rancangan karya desain komunikasi visual
sangat penting. Sebab, perencanaan dan pemilihan tipografi yang tepat, baik ukuran, warna, maupun bentuk, diyakini mampu menguatkan isi pesan verbal
desain komunikasi visual tersebut. Dalam social Communication seperti dikutip Bebe Indah Maryam, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya ketersampaian sebuah pesan verbal yang terkandung dalam karya desain komunikasi visual, diantaranya:
pertama, latar belakang, yakni warna dasar dan tekstur yang digunakan. Teks menjadi unsur utama dari sebuah pesan verbal akan terlihat jelas manakala
keberadaan warna huruf dan latarnya cukup kontras Kedua, besar huruf yang digunakan. Ukuran standar teks adalah antara 6
sampai 10 point, tergantung luas ruangan yang tersedia dan banyak sedikitnya teks yang akan ditampilkan, juga menyesuaikan keluarga huruf yang ingin
ditampilkan. Selain itu, Danton Sihombing 2001:28 mengingatkan, keluarga huruf
terdiri dari kembangan yang berakar dari struktur bentuk dasar regular sebuah
46 alfabet dan setiap perubahan huruf masih memiliki kesinambungan bentuk.
Perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan : 1kelompok berat terdiri atas light, regular, dan bold. 2
Kelompok proporsi condesed, regular, dan extended. 3 kelompok kemiringan yaitu italic.Ketiga, spasi antarhuruf, kata, maupun jarak antar baris kalimat.
Keempat, faktor-faktor subjektif seperti jarak baca maupun kualitas penerangan ketika membaca.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka ketika desainer komunikasi visual mahir mengusai tipografi yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi
yang bersifat sosial ataupun komersial, maka sejatinya sang desainer tersebut mampu memposisikan dirinya sebagai kurir komunikasi visual yang
bertanggung jawab kepada masyarakat luas yang dijadikan target . 2 Komposisi Warna
Bagi yang ingin mendesain sebuah gambar visual tidak terlepas dari artistik, desain, warna serta tema dari gambar yang ingin di buat. Berikut
pemaknaan yang akan dideskripsikan sebagaimana yang diungkapkan Barker 1954 dalam Mulyana :
1.
Merah,
Melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme, keberanian, simbol dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran, cinta,
perjuangan, perhatian, perang, bahaya, kecepatan, panas, kekerasan. Warna ini dapat menyampaikan kecenderungan untuk menampilkan
gambar dan teks secara lebih besar dan dekat. warna merah dapat
47 mengganggu apabila digunakan pada ukuran yang besar. Merah cocok
untuk tema yang menunjukkan keberanian seseorang. energi misal mobil, kendaraan bermotor, olahraga dan permainan.
2. Putih.
Menunjukkan kedamaian, Permohonan maaf, pencapaian diri, spiritualitas, kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kesempurnaan,
kebersihan, cahaya, takbersalah, keamanan, persatuan. Warna putih sangat bagus untuk menampilkan atau menekankan warna lain serta memberi
kesan kesederhanaan dan kebersihan. 3.
Hitam.
Melambangkan perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negatif, mengikat, kekuatan, formalitas, misteri, kekayaan, ketakutan, kejahatan, ketidak
bahagiaan, perasaan yang dalam, kesedihan, kemarahan, sesuatu yang melanggar underground, modern music, harga diri, anti kemapanan.
Sangat tepat untuk menambahkan kesan misteri. latar belakang warna hitam dapat menampilkan perspektif dan kedalaman. Sangat bagus untuk
menampilkan karya seni atau fotografi karena membantu penekanan pada warna-warna lain.
4. Biru.
Memberikan kesan Komunikasi, Peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi spiritual, tenang, kelembutan, dinamis, air, laut,
kreativitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan,
48 kekuatan dari adlam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran,
pesan, ide, berbagi, idealisme, persahabatan dan harmoni, kasih sayang. Warna ini memberi kesan tenang dan menekankan keinginan. Biru tidak
meminta mata untuk memperhatikan. Obyek dan gambar biru pada dasarnya dapat menciptakan perasaan yang dingin dan tenang. Warna Biru
juga dapat menampilkan kekuatan teknologi, kebersihan, udara, air dan kedalaman laut. Selain itu, jika digabungkan dengan warna merah dan
kuning dapat memberikan kesan kepercayaan dan kesehatan.
5. Hijau
Menunjukkan warna bumi, penyembuhan fisik, kelimpahan, keajaiban, tanaman dan pohon, kesuburan, pertumbuhan, muda, kesuksesan materi,
pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan dan persahabatan. Dapat digunakan untuk relaksasi, menetralisir mata,
memenangkan pikiran, merangsang kreatifitas. 6.
Kuning
Merujuk pada matahari, ingatan, imajinasi logis, energi sosial, kerjasama, kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, loyalitas, tekanan mental,
persepsi, pemahaman, kebijaksanaan, penghianatan, kecemburuan, penipuan, kelemahan, penakut, aksi, idealisme, optimisme, imajinasi,
harapan, musim panas, filosofi, ketidakpastian,resah dan curiga. Warna
kuning merangsang aktivitas mental dan menarik perhatian, Sangat efektif digunakan pada blogsite yang menekankan pada perasaan bahagia dan
kekanakan.
49 7.
Merah Muda Warna Merah Muda menunjukkan simbol kasih sayang dan cinta,
persahabatan, feminin, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai,
perasaan yang halus, perasaan yang manis dan indah.
8. Ungu
Menunjukkan pengaruh, pandangan ketiga, kekuatan spiritual, pengetahuan yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, kebangsawanan,
upacara, misteri, pencerahan, telepati, empati, arogan, intuisi, kepercayaan yang dalam, ambisi, magic atau keajaiban, harga diri.
9. Orange
Menunjukkan kehangatan, antusiasme, persahabatan, pencapaian bisnis, karier, kesuksesan, kesehatan pikiran, keadilan, daya tahan, kegembiraan,
gerak cepat, sesuatu yang tumbuh, ketertarikan, independensi. Pada Blog dapat meningkatkan aktifitas mental. Disamping itu warna Orange
memberi kesan yang kuat pada elemen yang dianggap penting. 10.
Coklat Menunjukkan Persahabatan, kejadian yang khusus, bumi, pemikiran yang
materialis, reliabilitas, kedamaian, produktivitas, praktis, kerja keras. Warna coklat sangat tidak menarik apabila digunakan tanpa tambahan
50 gambar dan ornamen tertentu, coklat harus didukung ornament lain agar
menarik.
11. Abu-Abu
Mencerminkan keamanan, kepandaian, tenang dan serius, kesederhanaan, kedewasaaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan, profesional, kualitas,
diam, tenang. 12.
Emas Mencerminkan prestis kedudukan, kesehatan, keamanan, kegembiraan,
kebijakan, arti, tujuan, pencarian kedalam hati, kekuatan mistis, ilmu
pengetahuan, perasaan kagum, konsentrasi
3 Teknik Pengambilan Gambar Dalam analisis visual gambar menjadi suatu elemen terpenting yang
menjadikannya bermakna, Ada dua aspek yang difokuskan dalam menganalisis iklan yakni aspek visual yang berupa ekspresi para tokoh, cara pengambilan
gambar dan setting. Kedua aspek audio yang berupa narasi, gaya bahasa dan pilihan kata yang ada pada iklan.
Konsep pengambilan gambar, teknik editing dan pergerakan kamera yang dijelaskan oleh Asa Berger. Cara pengambilan gambar dalam penelitian ini dapat
51 berfungsi sebagai penanda. Konsep cara pengambilan gambar, teknik editing dan
pergerakan kamera dapat digambarkan sebagai berikut
5
:
Tabel 2.2 Teknik Dalam Pengambilan Gambar
6
PENANDA SIGNIFIER MENANDAKAN SIGNIFIED
PENGAMBILAN GAMBAR
Extreme Long Shot Kesan luas dan keluarbiasaan
Full Shot Hubungan sosial
Big Close Up Emosi, dramatik, moment penting
Close Up Intim atau dekat
Medium Shot Hubungan personal dengan subjek
Long Shot Konteks Perbedaan dengan publik
SUDUT PANDANG Angle Pengambilan Gambar:
High Dominasi, Kekuasaan dan otoritas
Eye-Level Kesejajaran, keamanan dan sederajat
Low Didominasi, dikuasai dan kurang
otoritas
TIPE LENSA
Wide Angle Dramatis
Normal Normalitas dan
keseharian Telephoto
Tidak personal, Voyeuristik
FOKUS
Selective Focus Meminta perhatian tertuju pada satu
objek Soft Focus
Romantis serta nostalgia Deep Focus
Semua unsur adalah penting melihat secara keseluruhan objek
PENCAHAYAAN
High Key Riang dan Cerah
Low Key Suram dan Muram
High Contrast Dramatikal dan teartikal
5
http:www.scribd.comdoc531882906CONNOTATIVE-SIGN-TANDA- KONOTATIF11:0610082011
6
Sumber : Selby, keith dan Codery, Ron, How to Study Television”, London, Mc Millisan, 1995
52 Low Contrast
Realistik serta terkesan seperti dokumenter
PEWARNAAN
Warm kuning,orange, merah dan abu- abu
Optimisme, harapan, hasrat dan agitasi Cool biru dan hijau
Pesimisme, tidak ada harapan Black and White hitam dan Putih
Realisme,aktualisme, dan faktual Tabel 2.3Teknik Editing dan Gerakan Kamera
7
Penanda Definisi Petanda Pan down
Kamera mengarah ke bawah
Menunjukkan kekuasaan, kewenangan
Pan up Kamera mengarah ke
atas Menunjukkan kelemahan,
pengecilan Dolly in
Kamera mengarah ke dalam
Memperlihatkan sebuah observasi, fokus
Fade inout Image muncul dari gelap
ke terang dan sebaliknya Permulaan dan akhir cerita
Cut Perpindahan dari gambar
satu ke gambar yang lain Simultan, kegairahan
Wipe Gambar terhapus dari
layar “penutupan”kesimpulan
Menurut Berger, TV merupakan medium “close up” untuk menunjukkan sebuah karakter Berger, 2000:33. Dalam penerapan semiotik pada televisi
pengetahuan tentang aspek-aspek medium yang berfungsi sebagai tanda. Setiap angel gambar yang diambil mempunyai makna dan interpretasi tersendiri. Dari
cara pengambilan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa setiap cara pengambilan gambar dapat menggambarkan hubungan personal antar tokoh,
ekspresi, emosi, waktu, kejadian dan tempat secara lebih jelas. Dari gambar
7
Sumber : Berger, tanda‐tanda dalam kebudayaan kontemporer Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000,.
Hal 33
53 tersebut kita juga dapat melihat makna-makna dan ideologi tertentu yang ada
dibalik potongan sebuah adegan.
2 .5 Semiologi Roland Barthes
Kancah penelitian semiotika tak bisa begitu saja melepaskan nama Roland Barthes 1915-1980 ahli semiotika yang mengembangkan kajian yang
sebelumnya punya warna kental dalam strukturalisme semiotika teks. Sebagai pengikut Saussurean yang berpandangan bahwa sebuah sistem
tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Semiotik, atau dalam istilah Barthes semiologi, pada dasarnya
hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan humanity memaknai hal-hal things. Memaknai to signify dalam hal ini tidak dapat dicampurdukkan dengan
mengkomunikasikan to communicate. Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak
dikomunikasikan, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Salah satu wilayah penting yang dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda
adalahperan pembaca The reader . Konotasi, walaupun merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktifan pembaca agar dapat berfungsi. Barthes secara
lugas mengulas apa yang sering disebutnya sebagai sistem pemaknaan tataran kedua,yang dibangun di atas sistem lain yang telah ada sebelumnya.Sistem ke-dua
ini oleh Barthes disebut dengan konotatif, yang di dalam buku Mythologies-nya secara tegas ia bedakan dari denotative atau sistem pemaknaan tataran pertama.
54 Demi memperjelas signifikasi dua tahap, Barthes menciptakan peta
bagaimana tanda bekerja sebagai berikut :
Gambar 2.4 Peta Tanda Roland Barthes
8
Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif 3 terdiri atas penanda 1 dan petanda 2.Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda
denotatif adalah juga penanda konotatif 4. Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekadar memiliki makna tambahan namun juga mengandung
kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya.Pada dasarnya, ada perbedaan antara denotasi dan konotasi dalam pengertian secara umum serta
denotasi dan konotasi yang dipahami oleh Barthes. Di dalam semiotika Barthes dan para pengikutnya, denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama,
sementara konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam hal ini denotasi justru lebih diasosiasikan dengan ketertutupan makna. Sebagai reaksi untuk melawan
keharfiahan denotasi yang bersifat opresif ini, Barthes mencoba menyingkirkan
8
Roland Barthes, Mythologies New York: The NOONDAY Press, 1991, hal. 113
6. CONNOTATIVE SIGN TANDA KONOTATIF 4. CONOTATIVE SIGNIFIER
PETANDA KONOTATIF 3. denotative sign
tanda denotatif 2. Signified
Petanda 1.
Signifier
5. CONOTATIVE SIGNIFIED PETANDA KONOTATIF
55 dan menolaknya. Baginya yang ada hanyalah konotasi.Ia lebih lanjut mengatakan
bahwa makna harfiah merupakan sesuatu yang bersifat. Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai mitos dan
berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.Di dalam mitos juga terdapat
pola tiga dimensi penanda, petanda, dan tanda.Namun sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah ada sebelumnyaatau
dengan kata lain, mitos adalah juga suatu sistem pemaknaan tataran kedua.Didalam mitos pula sebuah petanda dapat memiliki beberapa penanda.
9
Barthes melontarkan konsep tentang konotasi dan denotasi sebagai kunci dari analisisnya barthes menggunakan versi yang jauh lebih sederhana membahas
model ‘glossematic sign’tanda-tanda glossematic. Mengabaikan dimensi dari bentuk dan substansi, barthes mendefinisikan sebuah tanda sign sebagai sebuah
sistem yang terdiri dari E sebuah ekspresi atau signifier dalam hubungannya R dengan conntent atau signified C: ERC.
Sebuah sitem tanda primer primary sign system dapat menjadi sebuah elemen dari sebuah sistem tanda yang lebih lengkap dan memiliki makna yang
berbeda ketimbang semula. Barthes menulis :
Such sign system can become an element of a more comprehensive sign system. If
the extension is one of content, the primary sign E R C Becomes the
expression of secondary sign system:
9
http:www.scribd.comdoc46455415TELAAH-kajian-semiotika 10:55 01082011.
56
E = E R C R C Dengan begitu, primary sign adalah denotative sedangkan secondary sign adalah
satu dari connotative semiotics. Konsep conotative inilah yang menjadi kunci
penting dari model semiotika Roland Barthes. Fiske menyebut model ini sebagai signifikasi dua tahap two order of
signification. Lewat model ini Barthes menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifierekspresi dan Signified content di
dalam sebuah tanda terhadap realitas external. Itu yang disebut Barthes sebagai denotasi yang paling nyata dari tanda sign.
Dimulai dari tatanan pertandaan pertama adalah denotasi, tatanan ini menggambarkan relasi antara penanda dan petanda di dalam tanda, dan antara
tanda dengan referennya dalam realitas eksternal.Hal ini mengacu pada anggapan umum, tentang kejelasan makna suatu tanda Fiske, 2004: 118.
Denotasi menunjukkan hubungan yang digunakan dalam tingkat pertama pada sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting dalam suatu
ujaran. Makna denotasi bersifat langsung, yaitu makna khusus yang terdapat dalam sebuah tanda dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran sebuah
pertanda Wibowo, 2011:174. Konotasi adalah istilah yang digunakan berthes untuk menunjukkan
signifikasi tahap kedua. Hal ini menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau
emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaanya.
57 Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak
intersubjektif. Dengan kata lain, konotasi bekerja dalam tingkat intersubjektif sehingga kehadirannya tidak disadari. Pembaca mudah sekali membaca makna
konotatif sebagai fakta denotatif. Karena itu, salah satu tujuan analisis semiotika adalah untuk menyediakan metode analisis dan kerangka berpikir dan mengatasi
terjadinya salah baca misereading aatau salah dalam mengartikan makna suatu tanda Wibowo, 2011: 174.
Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos myth. Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau
memahami beberapa aspek realitas dan gejala alam. Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos primitif, misalnya
mengenai hidup dan mati, manusia dan dewa. Sedangkan mitos masa kini misalnya mengenai feminitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan dan kesuksesan.
Mitos adalah suatu wahana dimana suatu ideologi berwujud. Mitos dapat berangakai menjadi suatu mitologi yang memainkan peranan penting dalam
kesatuan budaya-budaya. Sedangkan Van Zoest 1991 menegaskan, siapapun bisa menemukan ideologi dalam teks dengan jalan meneliti konotasi-konotasi
yang terdapat didalmnya. Dalam pandangan Umar Yunus 1990, mitos tidak dibentuk melalui
penyelidikan, tetapi melalui anggapan berdasarkan observasi kasar yang digeneralisasikan oleh karenannya lebih banyak hidup dalam masyarakat. Ia
mungkin hidup dalam ‘gosip’ kemudian ia mungkin dibuktikan dengan tindakan nyata. Sikap kita terhadap sesuatu ditentukan oleh mitos yang ada dalam diri kita.
58 Mitos menyebabkan kita mempunyai prasangka tertentu terhadap sesuatu yang
dinyatakan dalam mitos. Sebuah teks, Aart van Zoest tidak pernah lepas dari ideologi dan memiliki
kemampuan untuk memanipulasi pembaca kearah suatu ideologi. Sedangkan Eriyanto menempatkan ideologi sebagai konsep sentral dalam analisis wacana
yang bersifat kritis. Hal ini menurutnya, karena teks, percakapan dan lainnya adalah bentuk
dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu. Secara etimologis ideologi berasal dari bahasa Greek, terdiri atas kata idea dan logos, Idea berasal
dari kata idein yang berarti melihat, sedangkan kata logia berasal dari kata logos yang berarti kata-kata. Dan arti kata logia berarti science pengetahuan atau teori.
Konsep ideologi juga bisa dikaitkan dengan wacana. Menurut Teun A van Dijk, ideologi terutama dimaksudkan untuk mengatur masalah tindakan dan
praktik individu atau anggota suatu kelompok. Ideologi membuat anggota suatu kelompok akan bertindak dalam situasi yang sama, dapat menghubungkan
masalah mereka dan memberinya kontribusi dalam membentuk solidaritas dari kohesi di dalam kelompok.
akan bertindak dalam situasi yang sama, dapat menghubungkan masalah mereka dan memberinya kontribusi dalam membentuk solidaritas dari kohesi
didalam kelompok. Dalam perspektif ini, ideologi mempunyai beberapa implikasi penting.
Pertama, ideologi secara inharen bersifat sosial, tidak personal atau individual: ia
59 membutuhkan’share’ diantara anggota kelompok organisasi atau kreativitas
dengan orang lainnya. Hal-hal yang dibagi sharing tersebut bagi anggota kelompok digunakan
untuk membentuk solidaritas dan kesatuan langkah dalam bertindak dan bersikap. Misalnya, kelompok tertentu yang mempunyai ideologi feminis, antirasis dan pro
lingkungan akan membawa nilai-nilai itu dalam semua tindakan mereka. Kedua, ideologi meskipun bersifat sosial, ia digunakan secara internal di
antara anggota kelompok atau komunitas. Oleh karena itu ideologi tidak hanya menyediakan fungsi koordinat dan kohesi. Tetapi juga membentuk identitas diri
kelompok, membedakannya dengan kelompok lain. Ideologi di sini bersifat umum, abstrak dan nilai-nilai yang terbagi antar
kelompok menyediakan dasar bagaimana masalah harus dilihat. Dengan pandangan semacam itu, wacana lalu tidak dipahami sebagai sesuatu yang netral
dan berlangsung secara ilmiah, karena dalam setiap wacana selalu terkandung ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh.
2.6 Iklan