Hukum Islam dan Hukum Adat di Indonesia

33 Namun permasalahan tentang kewarisan, pembagian waris sampai penghalang mewarisi tidak akan pernah selesai, karena masalah-masalah baru akan terus bermunculan seiring dengan perkembangan zaman yang semakin kompleks. Di dalam fiqih terdapat kaidah yang mengatakan bahwa hukum Islam dapat berubah karena perubahan waktu, tempat dan keadaan. 41 Kompilasi Hukum Islam KHI merupakan wujud nyata pembaharuan hukum Islam di Indonesia yang disesuaikan dengan perubahan waktu, tempat dan keadaan sosial kultural Indonesia. Meskipun demikian segala hal yang berkaitan dengan hukum kewarisan Islam seperti kriteria sebagai ahli waris, besarmya bagian warisan, syarat dan rukun waris yang telah dimasukkan dalam pasal-pasal yang ada dalam Kompilasi Hukum Islam KHI sama sekali tidak menyimpang dari ajaran Islam.

2. Hukum Islam dan Hukum Adat di Indonesia

1. Sistem Hukum di Indonesia Yang dimaksud dengan sistem hukum di Indonesia adalah hukum yang berlaku di Indonesia. Di dunia ada lima sistem hukum yang hidup dan berkembang, yaitu : a. Sistem Civil Law yang berasal dari hukum Romawi dan dianut oleh Eropa Barat Kontinental yang kemudian dibawa kenegeri-negeri jajahannya oleh pemerintah kolonial Barat dahulu. 41 Ditbinbapera Ditjen Binbaga Islam Departemen Agama RI, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Departemen Agama RI, Jakarta: 19992000, hal.134. Universitas Sumatera Utara 34 b. Sistem Common Law yang dianut di Inggris dan negara bekas jajahannya yang kini tergabung dalam negara-negara peresemakmuran. c. Sistem Hukum Adta di negara-negara Asia dan Afrika. d. Sistem Hukum Islam yang dianut oleh orang Islam dimanapun mereka berada. 42 e. Sistem Hukum Komunis yang dianut oleh negara-negara komunis. Saat ini yang berlaku di Indonesia hanya tiga yaitu sistem Hukum Adat, Hukum Islam dan Hukum Kontinental. Berlakunya tiga sistem tersebut menunjukkan kemajemukan sistem yang berlaku, artinya sangat dimungkinkan suatu masalah yang timbul dapat diselesaikan oleh ketiga sistem yang ada, sehingga diperlukan pilihan sistem hukum mana yang diberlakukan. Sistem hukum di Indonesia merupakan perpaduan beberapa sistem hukum. Sistem hukum Indonesia merupakan perpaduan dari hukum agama, hukum adat, dan hukum negara eropa terutama Belanda sebagai bangsa yang pernah menjajah Indonesia. Belanda berada di Indonesia sekitar 3,5 abad lamanya maka tidak heran apabila banyak peradaban mereka yang diwariskan termasuk sistem hukum. Bangsa Indonesia sebelumnya juga merupakan bangsa yang telah memiliki budaya atau adat yang sangat kaya. Bukti peninggalan atau fakta sejarah mengatakan bahwa Indonesia terdiri dari kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha. Zaman kerajaan meninggalkan warisan-warisan budaya yang hingga saat ini masih terasa. Salah satu nya dalah peraturan-peraturan adat yang hidup dan bertahan hingga saat ini masih 42 Saifuddin, Sistem Hukum Indonesia, Banjarmasin: Pustaka Banua, 2010, Hal. 16-19. Universitas Sumatera Utara 35 terasa dan bertahan hingga kini. Salah satunya adalah peraturan adat yang hidup dan nilai-nilai hukum adat merupakan salah satu sumber hukum di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terutama Islam. Selain itu, Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam juga tidak bisa melepaskan diri begitu saja dari unsur agama. Oleh karena itu, sistem hukum Indonesia sekarang juga erat kaitannya dengan hukum agama meskipun tidak menyerap seutuhnya dari hukum agama tersebut. Sedangkan status sebagi negara dengan slogan Bhineka Tunggal Ika juga membuat sistem hukum Indonesia tidak bisa tidak untuk menyerap berbagai hukum adat yang sudah sejak lama ada di masyarakat Indonesia. 43

B. Perkawinan

Perkawinan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini adalah dengan akad nikah. Sasaran utama dari disyariatkannya perkawinan dalam Islam diantaranya adalah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang dapat merendahkan dan merusak martabat manusai yang luhur. Islam memandang pernikahan dan pembentukan keluarga sebagai sarana efektif untuk memelihara dan melindungi masyarakat dari kekacauan. Perkawinan merupakan bagian hidup yang sakral, karena harus memperhatikan norma dan kaidah hidup dalam masyarakat. Perkawinan menuntut tanggung jawab dan kedewasaan secara fisik maupun mental. Dalam perkawinan dibutuhkan pemikiran yang rasional dan dapat mengambil keputusan atau sikap yang matang, 43 M.Bakri, Pengantar Hukum Indonesia, Sistem Hukum Indonesia Pada Era Reformasi, Penerbit: Elektrik Pertama dan Terbesar di Indonesia Universitas Sumatera Utara 36 karena perkawinan itu sendiri merupakan suatu proses awal dari perwujudan bentuk kehidupan manusia.

1. Arti dan Tujuan Perkawinan