Biaya Produksi Tidak Langsung Factory Overhead Cost

cenderung beralih dari padat karya menjadi padat modal. Tenaga kerja tidak lagi menjadi aktivitas penambah nilai yang utama pada proses produksi, karena penggunaan teknologi mesin, komputer, dan lainnya akan mengambil alih posisi dari tenaga kerja manusia. Peralihan inilah yang menyebabkan persentase biaya overhead produksi naik secara signifikan. Penggunaan perhitungan biaya tradisional dalam membebankan biaya overhead akan menjadi tidak relevan lagi, karena sistem ini menggunakan satu atau dua pemacu biaya yang berbasis unit unit based cost drivers sebagai dasar pembebanan biaya. Menggunakan satu atau dua pemacu biaya berbasis unit untuk membebankan semua biaya overhead produksi akan menciptakan biaya produksi yang terdistorsi. Distorsi yang terjadi adalah berupa subsidi silang cross subsidy antar produk, hal ini akan membuat situasi dimana satu produk akan mengalami kelebihan biaya over costing dan produk yang lain akan mengalami kekuranganbiaya under costing.Tingkat distorsi yang terjadi tergantung pada proporsi biaya overhead produksi terhadap biaya produksi total. Semakin besar proporsinya semakin besar pula distorsi yang terjadi dan demikian juga sebaliknya. Hal inilah yang melandasi Perhitungan biaya tradisional mengutamakan satu atau dua pemicu biaya yang berbasis unit sebagai pembeban biaya sehingga menciptakan biaya produk yang terdistorsi. Distorsi yang terjadi berupa subsidi silang cross subsidy antar produk, satu produk mengalami kelebihan biaya overcosting dan produk lainnya mengalami kekurangan biaya undercosting. Tingkat distorsi yang terjadi tergantung pada proporsi biaya overhead terhadap biaya produksi total.Semakin besar proporsinya, semakin besar distorsi yang terjadi demikian juga sebaliknya.Hal inilah yang melandasi dikembangkannya sistem Activity-Based Costing ABC.

3.5.2 Tujuan Biaya Cost Objective

Konsep penting lainnya untuk mengerti tentang Activity-Based Costing adalah tujuan biaya.Tujuan biaya didefinisikan sebagai ‘item’ akhir dimana semua biaya-biaya terakumulasi.Tujuan biaya final mengakumulasi biaya-biaya untuk mentransfer barang atau jasa kepada konsumen di luar perusahaan, sedangkan tujuan biaya interim interim cost object berupa akumulasi semua biaya untuk ‘recycling’ dalam perusahaan sendiri. Tujuan biaya final dapat berupa produk atau jasa pelayanan yang disediakan oleh suatu perusahaan untuk konsumen. Pada sistem manufakturing, ini dapat berupa produk jadi, proses manufakturing, atau engineering service. Tujuan biaya tipe ini memiliki karakateristik tangible atau berupa aset intangible yang kepemilikannya berpindah ke pihak di luar organisasi, dengan tujuan-tujuan biaya yang terakumulasi biasanya dipakai sebagai ukuran terhadap pendapatan. Bila tujuan biaya final dibebankan pada konsumen di luar perusahaan, maka tujuan biaya interim ditanggung di dalam perusahaan sendiri. Contoh dari tujuan biaya interim adalah sebagai berikut: - Peralatan yang dibuat sendiri oleh perusahaan dan dipergunakan untuk menghasilkan produk.Biaya ini dicatat sebagai aset modal peralatan. Biaya ini akan mengalami ‘recycle’ melalui depresiasi peralatan. - Pemasangan peralatan modal.Biaya ini masuk dalam aset modal properti, pabrik, dan peralatan. Biaya ini mengalami ‘recycle’ melalui depresiasi. - Penelitian dan pengembangan.Biaya ini masuk sebagai biaya umum dan administrasi bulanan.

3.5.3 Pemicu Biaya Cost Driver

Pemicu biaya cost driver didefinisikan sebagai faktor yang digunakan untuk mengukur bagaimana biaya terjadi dan atau cara untuk membebankan biaya pada aktivitas atau produk. Pemicu biaya digunakan untuk mengetahui konsumsi biaya oleh aktivitas dan konsumsi aktivitas oleh produk. Secara praktis, pemicu biaya menunjukkan dimana biaya harus dibebankan dan seberapa besar biayanya.Pemicu biaya adalah penyebab terjadinya biaya, sedangkan aktivitas adalah dampaknya. Dalam sistem ABC digunakan beberapa macam pemicu biaya sedangkan pada sistem biaya konvensional hanya digunakan satu pemicu biaya tertentu sebagai basis, misalnya jam orang, jam mesin, atau rupiah tenaga kerja. Beberapa pemicu biaya yang sering dipakai antara lain :

1. Kelompok biaya tenaga kerja

labor group Rupiah tenaga kerja, jam Tenaga kerja, rupiah tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung merupakan kelompok dipakai pada aktivitas yang elemen