Latar Belakang Masalah Analisis Biaya Produksi dengan Pendekatan ABC (Activity Based Costing) di PT Guna Kemas Indah
Penentuan harga pokok produksi pada PT Guna Kemas Indah masih menggunakan tata hitung ongkos tradisional cost accounting yang tidak sesuai
dengan lingkungan pemanufakturan yang maju. Harga pokok produk dengan sistem tata hitung ongkos tradisional memberikan informasi biaya yang
terdistorsi. Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam pembebanan biaya overhead, sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya,
pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian. Distorsi tersebut juga mengakibatkan undercostovercost terhadap produk.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pada tahun 1800 an dan awal 1900 an telah lahir suatu sistem penentuan harga pokok produk berbasis aktivitas
yang dirancang untuk mengatasi distorsi pada akuntansi biaya tradisional. Sistem akuntansi ini disebut activity based costing.
Perbedaan utama penghitungan harga pokok produk antara akuntansi biaya tradisional dengan ABC adalah jumlah cost driver pemicu ongkos yang
digunakan. Dalam sistem penentuan harga pokok produk dengan metode ABC menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dalam sistem
tradisional yang hanya menggunakan satu atau dua cost driver berdasarkan jumlah unit produk.
Metode ABC menganggap bahwa timbulnya ongkos disebabkan oleh adanya aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya. Pendekatan ini menggunakan
cost driver yang berdasar pada aktivitas yang menimbulkan biaya dan akan lebih
baik apabila diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan keanekaragaman produk.
PT. Guna Kemas Indah adalah perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai tipe produk sejenis mengakibatkan banyaknya jenis biaya dan aktivitas
yang terjadi, sehingga menuntut ketepatan pembebanan biaya overhead dalam penentuan harga pokok produk. Metode ABC dinilai dapat mengukur secara
cermat biaya-biaya pada setiap aktivitas. Dengan menggunakan banyak cost driver
yang digunakan dalam pembebanan biaya overhead, metode ABC akan dapat meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya, dan ketepatan pembebanan
biaya lebih akurat.