Hasil Penelitian yang Relevan

2. Hasil Penelitian yang Relevan

a. Hasil Penelitian yang Relevan 1

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lintawati (2007) dengan judul Peranan Pendidikan Untuk Membentuk Sikap Kemandirian Pada Anak Asuh (Studi Deskriptif Kualitatif di Panti Asuhan

tahun 2007 dengan tujuan untuk menjelaskan peranan pendidikan dalam membentuk sikap kemandirian pada anak. Pelaksanaan pendidikan di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta meliputi pendidikan informal, formal, dan nonformal. Pendidikan informal yang terdapat adanya sistem kekeluargaan yang harmonis antara pengasuh dan anak asuh, sistem keteladanan di mana pengasuh atau beberapa anak asuh saling memberikan teladan satu sama lain agar tercipta kedisiplinan dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi pada diri anak asuh, adanya sistem kedisiplinan yang dapat memotivasi anak asuh untuk berbuat lebih baik lagi. Sedangkan pendidikan nonformal meliputi pendidikan keterampilan dan pendidikan keagamaan. Tujuan yang terakhir adalah melihat secara kritis nilai-nilai fundamental pendidikan di panti asuhan yang mampu menciptakan generasi muda yang memiliki sikap yang baik, memiliki budi pekerti dan sopan santun, berahklak mulia dan berkepribadian baik sehingga menjadi manusia yang baik.

b. Hasil Penelitian yang Relevan 2

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Agung Prasetyo (2011) dengan judul Pola Pendidikan Karakter di Panti Asuhan Khaira Ummah di Desa Sriwulan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011 dengan tujuan untuk mengetahui pola pendidikan karakter di panti asuhan Khaira Ummah agar anak asuh dapat melakukan fungsi sosialnya dengan baik di masyarakat serta dapat berguna dalam pembangunan Bangsa dan Negara. Pola pendidikan karakter di panti asuhan Khaira Ummah meliputi pendidikan karakter menyangkut aspek keimanan, aspek sosial, dan aspek individu. Pendidikan karakter yang menyangkut aspek keimanan antara lain menjalankan sholat lima waktu dengan berjamaah. Pola pendidikan yang menyangkut aspek sosial antara lain mengajarkan anak untuk berbicara dengan bahasa jawa krama.

mengajarkan anak untuk disiplin dan bersikap jujur. Tujuan yang terakhir dalam penelitian ini adalah melihat secara kritis nilai-nilai moral dan karakter di panti asuhan yang mampu menciptakan anak sebagai generasi muda yang memiliki karakter disiplin dan jujur agar menjadi manusia yang berakhlak mulia.

c. Hasil Penelitian yang Relevan 3

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nurul Fatmawati (2007) dengan judul Pola Pengasuhan di Panti Asuhan Yatim PKU Aisyiyah Cabang Blambangan, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2007 dengan tujuan untuk mengetahui pola pengasuhan di panti asuhan Yatim PKU Aisyiyah cabang Blambangan, kecamatan Bawang, kabupaten Banjarnegara. Pola pengasuhan yang diterapkan di panti asuhan Yatim PKU Aisyiyah adalah pola pengasuhan demokratis. Musyawarah pengurus dan pengasuh untuk membuat aturan dan tata tertib panti asuhan mengikutsertakan anak-anak asuh dengan maksud agar anak asuh memahami tujuan dan manfaat adanya tata tertib dalam panti asuhan. Dalam panti asuhan pengasuh merupakan pengganti orangtua dan keluarga bagi anak-anak asuh. Oleh karena itu, pengasuh merupakan agen sosialisasi yang paling utama bagi anak-anak asuh. Panti asuhan ini memberikan berbagai macam pendidikan dan keterampilan kepada anak-anak asuh agar setelah keluar dari panti asuhan mereka dapat hidup mandiri dan mempunyai kecakapan hidup. Pendidikan yang diberikan meliputi pendidikan agama dan pendidikan moral (akhlak), sedangkan keterampilan yang diberikan meliputi menjahit, memasak, membuat kerajinan tangan, komputer. Tujuan yang terakhir dalam penelitian ini adalah menciptakan anak-anak asuh sebagai generasi muda yang cerdas, mandiri, giat, dan tekun agar berguna bagi nusa dan bangsa.

Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Banyak faktor yang menyebabkan runtuhnya potensi bangsa Indonesia pada saat ini. Diantaranya adalah faktor pendidikan. Kita tentu sadar bahwa pendidikan merupakan mekanisme institusional yang akan mengakselerasi pembinaan karakter bangsa.

Tidak jarang di negara ini ditemui anak-anak yang tidak mempunyai orangtua dan keluarga. Hal tersebut dikarenakan orangtuanya sudah meninggal atau mungkin karena orangtuanya sudah bercerai sehingga tidak dapat melaksanakan perannya sebagai orangtua. Keluarga tersebut mengalami disorganisasi karena tidak bisa melaksanakan perannya dalam keluarga. Akibatnya anak-anak lah yang yang menjadi korban. Anak-anak tersebut akan kesulitan mengembangkan dirinya serta kemampuannya. Untuk itu dibutuhkan suatu lembaga pengganti keluarga yang bisa memberikan pengasuhan sekaligus pendidikan kepada anak yatim piatu dan anak terlantar. Lembaga itu adalah panti asuhan. Fungsi panti asuhan adalah sebagai tempat pengasuhan anak-anak yatim piatu dan anak-anak terlantar sekaligus memberikan pengasuhan dan mengupayakan terpenuhinya kebutuhan pendidikan dan perlindungan bagi mereka.

Panti asuhan memberikan pembinaan karakter kepada anak asuh yang bertujuan untuk pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial si subyek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Karakter yang hendak di bangun yang berkaitan dengan nilai umum yang diterima masyarakat, antara lain kejujuran, disiplin, kerja keras, taqwa, dan lain sebagainya. Selain itu, panti asuhan juga menanamkan karakter muslim pada diri anak yaitu karakter sholehah. Perkembangan kepribadian dan karakter pada anak dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor keturunan, sedangkan faktor Panti asuhan memberikan pembinaan karakter kepada anak asuh yang bertujuan untuk pembentukan karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial si subyek dengan perilaku dan sikap hidup yang dimilikinya. Karakter yang hendak di bangun yang berkaitan dengan nilai umum yang diterima masyarakat, antara lain kejujuran, disiplin, kerja keras, taqwa, dan lain sebagainya. Selain itu, panti asuhan juga menanamkan karakter muslim pada diri anak yaitu karakter sholehah. Perkembangan kepribadian dan karakter pada anak dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor keturunan, sedangkan faktor

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir