Data dan Sumber Data
C. Data dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data yaitu dari informan, peristiwa atau aktivitas, dan tempat atau lokasi.
1. Informan (narasumber)
H.B Sutopo berpendapat, “informan adalah individu yang memiliki informasi ” (2002: 50). Peneliti dan narasumber di sini memiliki posisi yang sama, dan narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Manusia sebagai sumber data perlu di pahami bahwa mereka terdiri dari beragam individu yang juga memiliki beragam posisi. Adanya posisi yang beragam tersebut mengakibatkan adanya perbedaan macam akses dan kelengkapan mengenai berbagai informasi yang bisa diperoleh dan dimilikinya. Mereka bisa terdiri dari pelaku aktivitas, pengamat, orang yang secara langsung mengelola atau merencanakan sesuatu, kelompok sasaran program atau kegiatan, atau bahkan hanya sekedar sebagai penerima informasi secara tak langsung. Oleh karena itu di dalam memilih siapa yang akan menjadi informan, peneliti wajib memahami posisi dengan beragam peran dan keterlibatannya dengan kemungkinan akses informasi yang di milikinya sesuai dengan kebutuhan penelitiannya.
data yang berupa informan (narasumber) yaitu warga panti asuhan Aisyiyah yang meliputi:
a) Kepala panti asuhan Aisyiyah yang bertanggung jawab atas sistem pendidikan di panti asuhan.
b) Pengurus Panti Asuhan Aisyiyah yang melaksanakan sistem pendidikan di
panti asuhan dan yang mengurusi sistem pendidikan di panti asuhan.
c) Pengasuh Panti Asuhan Aisyiyah yang bertugas mengurus anak-anak panti sekaligus mengurusi segala keperluan yang dibutuhkan anak-anak asuh. Selain itu tugas pengasuh adalah membimbing anak asuh menjadi manusia yang baik melalui pembinaan karakter.
d) Anak-anak Panti Asuhan Aisyiyah yang menjalankan sistem pendidikan melalui sekolah formal di luar panti asuhan dan menjalankan pembinaan karakter di dalam panti asuhan.
e) Orangtua dari anak asuh yang masuk ke panti asuhan Aisyiyah yang berperan dalam pembinaan karakter anak.
f) Masyarakat sekitar Panti Asuhan Aisyiyah yang mengetahui perubahan karakter dari anak-anak panti asuhan.
2. Peristiwa atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat di kumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan sasaran penelitiannya. Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber data memang sangat beragam, dari berbagai peristiwa, baik yang terjadi secara sengaja ataupun tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi, aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga yang tertutup ataupun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja.
Aisyiyah dapat di jadikan sebagai sumber data. Terkait dengan peristiwa, aktifitas, dan perilaku dalam penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan mengobservasi pembinaan karakter di Panti Asuhan Aisyiyah yang mampu meminimalisir krisis moral yang sekarang ini melanda generasi muda sebagai generasi penerus bangsa.
3. Tempat atau lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa di manfaatkan oleh peneliti. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Dari pemahaman lokasi dan lingkungannya peneliti bisa secara cermat mencoba mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan simpulan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini, tempat atau lokasi penelitian yang di ambil adalah di lingkungan panti asuhan Aisyiyah.
4. Dokumen
Sutopo menjelaskan “dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peri stiwa atau aktivitas tertentu” (2002: 54). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat berupa berupa buku-buku, arsip, catatan lapangan, dan dokumen pribadi. Foto yang dimaksud disini adalah foto yang mampu berbicara tentang kebenaran suatu kejadian yang dapat mendukung penelitian ini baik foto yang dihasilkan sendiri maupun foto yang dihasilkan orang lain. Menurut Lexy J. Moleong, menjelaskan “foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif ” (2006: 160). Dokumen dalam penelitian ini adalah data dari panti asuhan Aisyiyah Bekonang berupa arsip, data anak, sistem organisasi dan kepengurusan.
Teknik pengambilan Informan dalam penelitian ini adalah pengambilan keterangan atau informasi dari informan kunci dan informan pendukung. Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu:
1. Purposive Sampling Peneliti memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data (H.B Sutopo, 2002). Pengambilan sampel tidak ditekankan pada jumlah, melainkan lebih ditekankan pada kualitas pemahamannya kepada masalah yang diteliti.
2. Snowball Sampling Snowball sampling (Yin, 1987) digunakan bilamana peneliti ingin mengumpulkan data yang berupa informasi dari informan dalam salah satu lokasi, tetapi peneliti tidak tahu siapa yang tepat untuk di pilih, karena tidak mengetahui kondisi dan struktur warga masyarakat dalam lokasi tersebut sehingga ia tidak bisa merencanakan pengumpulan data secara pasti. Untuk itu peneliti bisa secara langsung datang memasuki lokasi, dan bertanya mengenai informasi yang diperlukannya kepada siapapun yang di jumpai pertama (H.B Sutopo, 2005). Dari petunjuk informan pertama tersebut peneliti bisa menemukan informan kedua yang mungkin lebih banyak tahu mengenai informasinya. Demikian seterusnya, peneliti berjalan tanpa rencana, semakin lama semakin mendekati informan yang paling mengetahui informasinya, sehingga ia akan mampu menggali data secara lengkap dan mendalam.
Sumber data dalam penelitian kualitatif terdiri dari beragam jenis, bisa berupa orang, peristiwa dan tempat atau lokasi. Beragam sumber data tersebut menuntut cara atau teknik pengumpulan data tertentu yang sesuai guna mendapatkan data yang di perlukan untuk menjawab permasalahannya. Adapun strategi pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat di kelompokkan ke dalam dua cara, yaitu metode atau teknik pengumpulan data yang bersifat interaktif dan non interaktif (Goetz & LeCompte, 1984). Metode interaktif meliputi wawancara mendalam, observasi berperan dalam beberapa tingkatan, dan focus group discussion. Sedang yang noninteraktif meliputi kuesioner, mencatat dokumen atau arsip (content analysis ), dan juga observasi.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah dengan cara observasi dan wawancara.
1. Observasi Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Yang dilakukan dalam observasi ini adalah mengamati berkali-kali dan mencatat informasi yang di dapatkan dengan memakai alat bantu seperti alat tulis. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati aktivitas,dan tempat atau lokasi di panti asuhan Aisyiyah.
2. Wawancara Tujuan wawancara dalam penelitian ini untuk mengumpulkan informasi dari sumber data dari informan. Ada dua jenis teknik wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yang di sebut wawancara mendalam (in-depth interviewing). Wawancara terstruktur merupakan jenis wawancara yang sering juga disebut sebagai wawancara terfokus yang biasa di gunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara terstruktur, masalah ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara dilakukan. Pertanyaannya telah di formulasikan oleh peneliti secara pasti, dan respondennya di harapkan menjawab dalam bentuk 2. Wawancara Tujuan wawancara dalam penelitian ini untuk mengumpulkan informasi dari sumber data dari informan. Ada dua jenis teknik wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur yang di sebut wawancara mendalam (in-depth interviewing). Wawancara terstruktur merupakan jenis wawancara yang sering juga disebut sebagai wawancara terfokus yang biasa di gunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara terstruktur, masalah ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara dilakukan. Pertanyaannya telah di formulasikan oleh peneliti secara pasti, dan respondennya di harapkan menjawab dalam bentuk
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti kepada narasumber yaitu anak-anak panti asuhan Aisyiyah, pemilik panti asuhan, pengasuh panti asuhan, dan pengurus panti asuhan, orangtua dari anak yang masuk ke panti asuhan Aisyiyah, serta masyarakat di sekitar panti asuhan Aisyiyah.