Sasaran Anak yang Masuk ke Panti Asuhan Aisyiyah Bekonang Sukoharjo
b. Sasaran Anak yang Masuk ke Panti Asuhan Aisyiyah Bekonang Sukoharjo
Sasaran anak yang masuk ke panti asuhan Aisyiyah ini tidak dibatasi hanya yang tinggal di lingkup Kabupaten Sukoharjo saja, akan tetapi juga dapat berasal dari daerah-daerah lain. Dominasi anak-anak yang tinggal di panti asuhan Aisyiyah ini kebanyakan adalah anak-anak yang tinggal di lingkup Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan anak-anak yang berasal dari daerah lain masih sedikit yang masuk ke panti asuhan Aisyiyah. Ada anak-anak yang masuk ke panti asuhan Aisyiyah ini yang berasal dari daerah Semarang, Sragen, Pacitan. Brebes, dan Ngawi. Hal tersebut membuktikan bahwa panti asuhan Aisyiyah ini sudah terkenal sampai ke daerah-daerah lain di Jawa Tengah. Terbukti dengan banyak anak yang berasal dari daerah lain yang masuk ke panti asuhan Aisyiyah ini. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan yang merupakan Kepala panti asuhan Aisyiyah Bekonang sebagai berikut:
“Anak-anak yang masuk ke panti asuhan ini kebanyakan anak-anak asli dari Sukoharjo. Tapi, ada juga anak-anak yang berasal dari daerah
lain. Ada yang dari Brebes, Semarang, Ngawi. Bahkan dari Pacitan juga ada.” (Bu Endang/1/3/12).
Hal ini sepadan dengan pernyataan informan lain yaitu merupakan pengurus di panti asuhan Aisyiyah Bekonang sebagai berikut: Hal ini sepadan dengan pernyataan informan lain yaitu merupakan pengurus di panti asuhan Aisyiyah Bekonang sebagai berikut:
Berdasarkan pernyataan informan tersebut di atas, anak-anak yang masuk ke panti asuhan Aisyiyah ini tidak diharuskan berasal dari kabupaten Sukoharjo saja, akan tetapi dapat juga berasal dari daerah-daerah lain. Panti asuhan ini tidak membatasi daerah asal anak yang akan masuk ke panti asuhan Aisyiyah. Memang pada dasarnya kebanyakan anak yang masuk ke panti asuhan Aisyiyah adalah anak-anak yang berasal dari kabupaten Sukoharjo. Khususnya adalah anak-anak yang tinggalnya di dekat lokasi panti asuhan Aisyiyah yaitu di Bekonang. Sedangkan anak panti yang masuk ke panti asuhan Aisyiyah yang berasal dari daerah lain masih sedikit jumlahnya. Ada anak yang berasal dari Semarang, Sragen, Ngawi, Brebes, dan Pacitan. Bahkan rencananya tahun depan akan ada orangtua dari Brebes yang akan memasukkan anaknya ke panti asuhan Aisyiyah yang bertempat di Bekonang, kabupaten Sukoharjo. Apabila ada anak yang masuk ke panti asuhan ini dan berasal dari daerah lain yang jauh dari rumah, maka anak tersebut harus mau untuk tinggal di panti asuhan Aisyiyah ini. Selain itu, mereka juga akan dicarikan sekolah yang terdapat di Bekonang, kabupaten Sukoharjo. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan yaitu salah satu anak panti asuhan Aisyiyah Bekonang yang berasal dari Brebes sebagi berikut:
“Saya sama adik kembar saya asalnya dari Brebes. Kita berdua dulu tinggalnya juga di Brebes, terus pindah kesini ikut ibu kerumahnya mbahku. Awalnya kita dititipin sama mbah, tapi karena mbahku juga
nggak bisa ngurusin kita, terus kita dimasukin ke panti asuhan ini. ” (Detiri/14/3/12)
Berdasarkan pernyataan informan tersebut diatas, informan tersebut berasal dari Brebes. Informan bersama adik kembarnya pada awalnya tinggal Berdasarkan pernyataan informan tersebut diatas, informan tersebut berasal dari Brebes. Informan bersama adik kembarnya pada awalnya tinggal
Ada beberapa alasan kenapa anak-anak tersebut masuk ke panti asuhan Aisyiyah Bekonang ini. Alasan tersebut untuk masing-masing anak berbeda-beda. Ada yang karena anak yatim piatu, anak dari keluarga tidak mampu, dan anak yang ditelantarkan oleh orangtuanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan yaitu salah satu anak asuh di panti asuhan Aisyiyah Bekonang sebagai berikut:
“Saya pertama kali datang ke panti asuhan ini diantar sama bapak saya. Saya dulu masuk ke panti ini kelas 6 SD mau masuk ke SMP.
Karena bapak nggak punya uang buat masukin saya ke SMP, akhirnya saya dimasukkan ke panti asuhan ini.” (Sari/12/3/12)
Menurut pernyataan informan diatas, informan berasal dari keluarga tidak mampu. Informan pertama kali datang ke panti asuhan Aisyiyah ini di antar oleh bapaknya. Pada kenyataannya informan masih mempunyai orangtua yang lengkap yaitu ayah dan ibu. Informan masuk ke panti asuhan ini karena faktor ekonomi keluarga yang tidak sanggup membiayai sekolahnya lagi. Pada waktu itu, informan sudah menginjak kelas 6 SD dan akan meneruskan sekolah ke jenjang SMP. Akan tetapi karena terbentur faktor ekonomi, orangtuanya tidak bisa menyekolahkan anaknya ke jenjang SMP. Baru kemudian orangtuanya mendengar ada panti asuhan yang bisa memberikan pengasuhan dan pendidikan kepada anak. Panti asuhan ini adalah panti asuhan Aisyiyah. Panti asuhan Aisyiyah tidak hanya menampung anak- anak yatim piatu saja, tetapi juga bagi anak yang berasal dari keluarga tidak Menurut pernyataan informan diatas, informan berasal dari keluarga tidak mampu. Informan pertama kali datang ke panti asuhan Aisyiyah ini di antar oleh bapaknya. Pada kenyataannya informan masih mempunyai orangtua yang lengkap yaitu ayah dan ibu. Informan masuk ke panti asuhan ini karena faktor ekonomi keluarga yang tidak sanggup membiayai sekolahnya lagi. Pada waktu itu, informan sudah menginjak kelas 6 SD dan akan meneruskan sekolah ke jenjang SMP. Akan tetapi karena terbentur faktor ekonomi, orangtuanya tidak bisa menyekolahkan anaknya ke jenjang SMP. Baru kemudian orangtuanya mendengar ada panti asuhan yang bisa memberikan pengasuhan dan pendidikan kepada anak. Panti asuhan ini adalah panti asuhan Aisyiyah. Panti asuhan Aisyiyah tidak hanya menampung anak- anak yatim piatu saja, tetapi juga bagi anak yang berasal dari keluarga tidak
Berbeda dengan pernyataan informan lain yaitu yang juga merupakan salah satu anak asuh di panti asuhan Aisyiyah Bekonang sebagai berikut: “Dulu saya datang ke panti asuhan ini diantar sama ibu dan tetangga
saya mbak. Saya sudah nggak punya bapak, tinggal ibu aja dirumah. Ibu saya kerja jadi buruh tandur, jadi uangnya nggak cukup buat sekolah saya. Terus atas saran dari tetangga saya, akhirnya saya dimasukkan ke panti asuhan ini.” (Ninuk/12/3/12)
Berdasarkan pernyataan informan tersebut diatas, informan masuk ke panti asuhan Aisyiyah ini lantaran merupakan anak yatim. Ibunya hanya bekerja sebagai buruh tandur yang tidak pasti penghasilannya. Penghasilannya tersebut hanya cukup untuk makan berdua sehari-hari, sedangkan untuk biaya sekolah anaknya sudah tidak punya biaya lagi. Karena ibunya sudah tidak sanggup lagi untuk membiayai sekolah anaknya, dan karena informan merupakan anak yatim, maka informan dimasukkan ke panti asuhan Aisyiyah Bekonang. Ibu informan mengetahui informasi tentang panti asuhan Aisyiyah dari tetangganya. Kemudian dengan dibantu oleh tetangganya, maka informan dimasukkan ke panti asuhan Aisyiyah.