Cuplikan Ketika di Etiopia. Cuplikan :

kekurangan obat dan peralatan kedokteran.” Kata-katanya merupakan gema kata-kata semua dokter di Baghdad. Aku hanya bisa berempati dengan para dokter, baik yang ada di Basra maupun di ibu kota. Tetsuko Kuroyanagi : 186-187 Analisis : Selain bayi dan orang-orang yang dikunjungi Aku Totto chan dan kru UNICEF dalam misinya menjalankan perjalanan kemanusiaan, dokter juga sangat menyedihkan sekali kondisinya kerena obat dan alat kesehatan tidak ada. Sungguh tragis sekali apa gunanya ada dokter tapi obat tidak ada untuk mengobati manusia yang harus di obati itu. Perasaan Totto chan melihat kondisi itu merasa sangat kasihan karena melihat dokter yang tak bisa berbuat apa-apa karena peralatan dan obatnya tidak ada. Totto chan pun merasa empati melihat dokter-dokter yang ada di Basra maupun di kota. Sikap dan perasaa ini merupakan indeksikal adanya konsep Ninjõ.

3.2.9. Cuplikan Ketika di Etiopia. Cuplikan :

Jika tidak meminumnya, anak perempuan ini bisa mati karena dehidrasi. Si sukarelawan berusaha lagi dan lagi, tapi anak itu terus membuang gelasnya. Aku ingin mencoba apakah aku bisa membuatnya meminum cairan oralit itu. Aku berjongkok di sampingnya. “Sayang, kau harus meminum ini. Jika kau meminumnya, kau akan sehat lagi. Anak baik Minumlah.” Ak memberikan gelas itu kepadanya. Sambil memandangku, ia meminum semuanya. Aku memberinya segelas penuh lagi dan ia meminumnya juga. Aku tercekat emosi. Yang paling dibutuhkan anak itu bukanlah obat atau makanan, tetapi perkataan lembut. Kalau saja aku bisa menemaninya setiap hari, aku yakin ia pasti bisa sembuh. Tapi jelas aku tak bisa melakukanya. Aku memeluk anak yang berlumuran kotoran itu dan berkata padanya selembut yang kubisa, ‘‘Apakah kau baik-baik saja sekarang ? Berjanjilah padaku kau akan jadi anak yang baik dan meminum apa pun yang diberikan kepadamu. Kali begitu, kau akan sembuh, tumbuh besar,dan jadi kuat. Berjanjilah padaku, kau bisa, kan ?’’. Ia mendengarkan aku dengan sungguh-sungguh dan menatap mataku. Ia mungkin tidak mengerti kata-kataku, tapi aku sangat yakin ia mengerti bahwa seseorang berbicara padanya dengan hati tulus. Tetsuko Kuroyanagi : 199-200 Analisis : Kondisi cuplikan di atas merupakan seorang sukarelawan yang sedang mencoba memberika obat oralit kepada anak yang menderita diare yang parah. Namun upaya relawean untuk memberikan obat kepada anak itu tidak berhasil karena dia memperlakukan anak itu tidak halus melainkan secara paksa dan kasar. Aku Totto chan merasa sangat kasihan dan prihatin melihat situasi pada saat itu. Totto chan pun langsung membatu relawan itu dengan menuruh agar Totto chan yang memberikan obat itu. Totto chan pun memperlakukan anak itu dengan rasa penuh rasa cinta memperlakukan anak yang menderita diare itu dengan halus dan lembut, sehingga anak itu pun mau meminum obatnya. Terlihat juga Totto chan memberikan semangat dan saran agar dia selalu meminum obat agar cepat sembuh dan bisa bermain seperti anak-anak pada umumnya. Anak itu pun setuju dengan amanatb yang diberikan Totto chan kepada anak itu. Perilaku dan rasa kasih dan iba Totto chan kepada anak itu merupakan adanya indeksikal adanya konsep Ninjõ. Cuplikan : Aku juga bertemu anak perempuan berumur sembilan tahun yang menderita kekurangan gizi dan dehidrasi sangat parah. Jari-jari kaki kirinya tidak ada, terkena luka bakar saat masih bayi. Wajahnya kurus, tulang pipinya menonjol hingga ia tampak seperti mumi. Tiba-tiba anak itu berkata, “Kenapa semua orang menatapku?”. Harus kuakui akau juga menatapnya dan kamera TV memang mengarah padanya, meski lampu kamera tidak menyala. Aku kebingungan, tapi berhasil menjawab, “karna kau sangat cantik”. Anak perempuan itu berusaha keras untuk tersenyum. Sayangnya, wajahnya sama sekali tidak mirip dengan wajah anak kecil yang sedang tersenyum. Tapi kau bisa melihat jelas anak itu tersenyum dalam hati. Semua anak sangat tulus dan murni. Tadi aku memang tidak bohong, tapi hatiku sakit saat berpikir bahwa awalnya aku menatap anak itu bukan karena kecantikanya. Sampai hari ini, dalam benakku, aku masih bisa melihat wajah anak perempuan itu saat ia berusaha keras tersenyum. Karena senyum itu, aku berjanji untuk berusaha agar jangan sampai melukai perasaan anak-anak yang murni dan polos. Tetsuko Kuroyanagi : 201 Analisis : Cuplikan ini bercerita tentang seorang anak perempuan yang kekurangan gizi, semua orang menatap ke arahnya kerena dia sangat kurus dan keriput. Anak itu pun merasa sangat aneh pada dirinya karena dia merasa orang-oarang menatapa dia dengan sangat sedih. Totto chan pun langsung menghibur anak itu dengan mengatakan bahwa dia cantik padahal dalam hati Totto chan merasa anak itu sangat menyedihkan sekali. Rasa kasihan dan iba itu pun dirasakan oleh Totto chan sehingga di beranggapan dia harus menjaga dan berjanji untuk berusaha agar jangan sampai melukai perasaan anak-anak yang murni dan polos. Perilaku dan rasa kasih dan iba Totto chan kepada anak itu merupakan indekikal adanya kosep Ninjõ. Cuplikan : Menurut perkiraan, ada seratus ribu anak jalanan anak-anak tuna wisma dan yatim piatu yang meminta-minta dan menjual berbagai barang di jalanan kota-kota Eitopia. Jika orangtua tak bisa merawat mereka, anak-anak terpaksa pergi ke jalan dan menghidupi diri sendiri. Aku mengumpulkan sekelompok anak-anak ini dan menyayikan lagu Alleluia karangan Mozart untuk mereka. Setiap kali aku beryanyi dengan suara sopranku yang mirip suara burung, anak-anak tampak senang dan ikut bergabung. Mudah sekali manyayikanya, hanya mengulang- ulang kata alleluia, anak-anak bisa mempelajarinya dengan cepat. Saat kami menyanyi bersama- sama, sambil berpegangan tangan, tiba-tiba aku berpikir betapa senangnya Mozart jika melihat ini. Tetsuko Kuroyanagi : 211-212 Analisis : Cuplikan di atas adalah kondisi dimana Aku Totto chan menghibur anak-anak dengan menyayikan lagu Alleluia dengan riang gembira bersama anak-anak korban perang. Totto chan memnyayikan lagu itu dengan membentuk variasi suara agar terlihat lucu. Anak-anak itu pun terhibur dengan lagu yang dinyayikan Totto chan kepada anak-anak itu. Dengan berasama-sama bergandengan tangan dan menyayi Totto chan memciptakan suasana yang hangat untuk anak- anak tersebut agar mereka terhibur dan senang. Sikap dan perilakun yang dilakukan oleh Totto chan merupakan indeksikal adanya konsep Ninjõ.

3.2.10. Cuplikan ketika di Sudan. Cuplikan :

Dokumen yang terkait

Analisis Konsep Kazoku Dalam Novel “Kitchen” Karya Banana Yoshimoto (Banana Yoshimoto No Sakuhin Daidokoro No To Iu Shosetsu Ni Okeru Kazoku Ni Gainen No Bunseki)

7 71 54

Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima (Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku)

3 36 58

ANALISIS PERKEMBANGAN MORAL YANG TERCERMIN PADA TOKOH TOTTO-CHAN DALAM NOVEL MADOGIWA NO TOTTO-CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI (MELALUI METODE PENDEKATAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN)

10 60 26

TOKOH TOTTO-CHAN DALAM NOVEL MADOGIWA NO TOTTO-CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI; TINJAUAN STRUKTURAL.

0 1 30

PROBLEMATIKA KEPRIBADIAN DALAM PROSES PENDIDIKAN DALAM NOVEL MADOGIWA NO TOTTO-CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI; TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 3 2

NOVEL MADOGIWA NO TOTTO CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI DI KALANGAN PENDIDIK TINJAUAN RESEPSI SASTRA.

0 0 6

SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI TOMOE GAKUEN SEBELUM PERANG DUNIA II DALAM NOVEL MADO GIWA NO TOTTO CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI : TINJAUAN MIMESIS.

0 1 7

The influence of the Seven Principles of Bushido on Totto-chan`s personality, in Tetsuko Kuroyanagi`s Totto-chan : The Little Girl at the Window.

0 0 88

ANALISIS MATERI KURIKULUM DALAM NOVEL AUTOBIOGRAFI TOTTO-CHAN GADIS CILIK DI JENDELA KARYA TETSUKO KUROYANAGI DAN IMPLIKASINYA PADA PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR KELAS 1 - iainska repository

0 5 136

Nilai-nilai pendidikan dalam novel Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela karya Tetsuko Kuroyanagi - USD Repository

0 15 136