yang begitu muda menari-nari dan dengan tegas menjawab “Kebebasan,” membuatku sungguh- sungguh ingin memberikan harapan kepada mereka.
Tetsuko Kuroyanagi : 146
Analisis :
Aku Totto chan menanyakan sebuah pertanyaan kepada anak-anak itu, Apa paling mereka butuhkan untuk saat ini. Semua anak-anak itu menjawab kebebasan. Terlihat sekali
dengan jawaban anak itu Totto chan merasa sangat simpati karena anak-anak itu dengan rasa percaya diri dan tegas mengatakan kebebasan, walaupun meraka sangat menderita dan
menyedihan sekali kehidupanya namun mereka masih mempunyai semangat untuk mendapatkan kebebasan. Oleh sebab itu Totto chan pun ingin memberikan harapan kebebasan untuk anak-
anak itu. Rasa simpati dan harapan ini merupakan indeksikal adanya konsep Ninjõ yang direalisasikan oleh Totto chan.
3.2.7. Cuplikan Ketika di Bangladesh. Cuplikan :
Aku melihat seorang anak laki-laki yang bekerja keras mengumpulkan kotoran sapi untuk dibuat menjadi bahan bakar. “Hallo” sapaku padanya. “Kau sudah mengumpulkan sangat
banyak, bukan?”.
Aku mengeluarkan tangan untuk bersalaman denganya, tapi karena ada kotoran sapi di tanganya ia terlihat ragu-ragu, tak tahu harus melakukan. Lalu anak itu memutuskan untuk
menjabat tanganku. Aku memperlihatkan kotoran yang menempel di tanganku dan berkata dalam
bahasa Jepang, “Sekarang, apa yang harus aku lakukan?”. Ia pasti mengerti, karena ia tertawa. Senyumnya manis, cerah.
Anak-anak yang sedari tadi mengawasi dari kejauhan datang mendekat dan mengelilingiku. Mereka semua sangat bersahabat dan penuh rasa ingin tahu. Saat aku berkata,
“Ayo, mari bersalaman,” pada anak-anak yang lain sambil megulurkan tanganku yang ada kotoran sapi dengan tangan mereka pun tahu tanganku tidak bersih.
Tetsuko Kuroyanagi : 153
Analisis :
Cuplikan ini merupakan dialog antara Aku Totto chan dan anak-anak pengumpul kotoran sapi. Lalu Totto chan menyapa anak-anak itu dan menyalami mereka. Totto chan tahu
bahwa di tangan anak-anak itu ada kotoran sapinya namun dia tidak merasa jijik, karena Totto chan merasa sangat kasihan karena umur mereka yang masih kecil harus mencari nafkah dengan
mengambil kotoran sapi. Totto chan sangat senang dan merasa sangat manis anak –anak itu, terlihat sekali rasa cinta dan belas kasihnya kepada anak-anak itu dengan perlakuan Totto chan
dengan berbincang bincang dan memberikan kesan baik epada anak itu. Rasa cinta dan kasih sayang Totto chan ini merupakan indeksikal adanya konsep Ninjõ yang direalisasikan oleh Totto
chan.
Cuplikan :
Kami mengunjungi Mereka menghampiriku dan menyentuhku atau memegang tanganku dan tak mau melepaskanya. Si kecil Wasim yang berumur lima tahun yang ku gendong langsung
melingkarkan lenganya di leherku dan berpegangan erat-erat pada bajuku. Ia menderita
kekurangan gizi, dan perutnya membusung. Ibunya mengatakan bahwa sudah lama fesesnya mengeluarkan darah. Ia sangat khawatir. Kekurangan gizi dan kotoran berdarah: kedengaranya
sangat parah. Rupanya sang ibu tidak punya uang untuk membawa anaknya ke dokter dan tidak tahu harus melakukan apa.
Tetsuko Kuroyanagi : 158-159
Analisis :
Wasim merupakan anak umur lima tahun yang menderita kekurangan gizi dan berakibat perutnya membusung. Dia selalu mengeluarkan darah dari fesesnya. Karena Totto chan sangat
baik dan lembut anak-anak itu suka sekali digendong oleh Totto chan. Dari cuplikan ini terlihat rasa cinta dan kasih sayang Totto chan kepada anak itu dimana Totto chan menggendong anak-
anak itu dan mereka sangat suka kepada Totto chan sehingga memegang erat dan melingkarkan tanganya di leher Totto chan. Rasa cinta dan kasih sayang Totto chan dan juga Menggendong
anak itu merupak indeksikal adanya konsep Ninjõ, Karen Ninjõ itu merupakan perasaan kemanusiaan yang menyebabkan munculnya suatu kebaikan yaitu Totto chan menggendong anak
itu.
Cuplikan :
Seorang bayi lain berumur tujuh bulan dan sudah menderita diare tanpa henti selama enam hari, suhu badannya sangat tinggi. Ia juga batuk. Dengan kaki bengkak dan perut
membusung karena kekurangan gizi, ia juga menderita kombinasi penyakit lainya. Kondisinya
sangat buruk. Ibunya yang masih muda menangis karena diberitahukan bahwa bayinya tidak akan sembuh. Lalu meletakkan pipinya di kakiku, berkata, “Kumohon, berdoalah untuk bayiku”.
Aku berkata padanya, “Jangan menagis. Dokter mengatakan bayimu akan baik-baik saja. Kau harus kuat, ibu”.
Tetsuko Kuroyanagi : 169
Analisis :
Cuplikan ini meneritakan tentang Totto chan berjumpa dengan seorang ibu yang mempunyai seorang bayi yang kondisinya sangat memperihantinkan. Anaknya kekurangan gizi
sehingga menyebabkan kompikasi penyakit. Ibu itu pun masih terlihat sangat muda namun sudah mempunyai bayi yang sangat memperihantinkan. Totto chan merasa sangat kasihan dan iba
melihatnya, terutama kepada ibu anak tersebut. Totto chan pun langgsung memberi semangat dan harapan kepada ibu itu dengan mengatakan kau harus kuat dan jangan menangis. Rasa iba
dan belas kasihan Totto chan tersebut merupakan indeksikal adanya konsep Ninjõ.
3.2.8. Cuplikan Ketika di Irak. Cuplikan :