Kerangka Teori Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka

masyarakat Jepang Suryohadiprojo,1982:192. Hal ini dapat terlihat jelas pada budaya Ninjõ yang merupakan Konsep moral bangsa Jepang yang telah tertanam dalam diri orang Jepang. Hasil karya sastra Bangsa Jepang banyak sekali yang mencerminkan konsep budaya Ninjõ sebagai tema karyanya atau membuat cerita yang didalamnya terdapat konsep Ninjõ. Seperti Sastrawan terkenal Jepang yaitu Yasunari Kawabata yang pernah mendapat nobel bidang kesusasteraan. Beberapa karyanya yang terkenal didunia antara lain : Yuki Guni, Sembazuru, Yama no Oto, Meijin, dan Mizumi. Novel Yuki Guni itu dibuat pada tahun 1948. Kesedihan merupakan tema yang utama dalam karya-karya Yasunari Kawabata dikarenakan bagi Yasunari Kawabata dalam novel Yuki Guni ini bercerita tentang berbagai persoalan manusia, percintaan oarng dewasa dan keadaan serta keindahan alam Jepang yang menarik untuk dibaca. Setelah Novel Yuki Guni beberapa tahun kemudian tepatnya pada tahun 1952 Yasunari Kawabata membuat Sembazuru. Bercerita tentang kisah cinta seorang pemuda yang sangat kompleks, dengan berbagai permasalahannya sampai kepada cinta segitiga. Dengan bertemakan permasalahan manusia dalam kehidupanya, yang menitikberatkan kepada masalah percintaan dan hubungan manusia, di dalam novel Sembazuru dapat dilihat situasi-situasi yang mencerminkan adanya Ninjõ yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel tersebut.

1.4.2. Kerangka Teori

Sastra adalah gabungan kehidupan yang mencerminkan dan mengekspresikan hidup. Seorang sastrawan menulis dan menyusun bahan-bahan yang dipilih, diambilnya dari kehidupan yang berpedoman pada asa dan tujuannya melalui karya sastra dengan maksud memperdalam dan menjernihkan penghayatan pembaca terhadap salah satu sisi kehidupan sehingga dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya sastra itu sendiri. Menurut Rene Wellek dalam Melani Budianto 1997:109 bahwa Sastra merupakan lembaga sosial yang memakai medium bahasa dalam menampilkan gambaran kehidupan itu sendiri adalah kenyataan sosial. Novel sebagai salah satu karya sastra merupakan suatu bentuk kebudayaan. Jan Van Luxembrug 1986:46 menyatakan bahwa sastra mempunyai hubungan non sastra kepada riwayat hidup pengarang, kondisi zaman ketika karya terebut ditulis, dan dengan kenyataan yang dicerminkan dalam karya sastra tersebut. Dalam sebuah karya sastra banyak mengandung nilai-nilai budaya yang sangat tinggi. Suatu kebudayaan dapat diungkapkan melalui sebuah karya sastra, dengan menginterprestasikan makna yang terdapat dalam karya sastra tersebut. Sebagi suatu bentuk karya sastra, novel merupakan jenis sastra yang dapat mengungkapkan nilai-nilai budaya. Menurut Henry Guntur dalam “The American Collage Dictionary” dalam Liza 2009:2, bahwa novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu yang melukiskan para tokoh, gerak, serta adegan kehidupan nyata yang responsif, dalam suatu alur atau keadaan yang agak kacau atau kusut. Hal ini berarti sebuah karya sastra biasanya mengungkapkan masalah- masalah manusia dan kemanusiaan, selain itu tentang makna hidup dan kehidupan. Sastra juga dapat mengungkapkan berbagi hal, termasuk kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat. Ninjõ timbul dari hati yang paling dalam karena adanya perasaan kemanusiaan itu sendiri sehingga menyebabkan munculnya suatu kebaikan. Ninjõ dapat juga berarti perasaan kemanusiaan. Perasaan ini timbul dari hati yang paling dalam karena rasa iba atau kasihan sehingga ia mengeluarkan kebaikan dan kasih sayang. Ninjõ merujuk kepada kecendrungan, perasaan, dan keinginan alamiah manusia dan tidak di buat-buat. Menurut Nobuyaki Honna dalam Wahyuliana 2005:10 menyatakan bahwa Ninjõ merupakan perasaan kemanusiaan dan semua orang Jepang mempercayai bahwa perasaan cinta, kasih sayang, belas kasihan dan simpati merupakan perasaan yang paling penting dalam menjaga hubungan kemanusiaan. Orang Jepang selalu mengukur sesuatu atau berusaha mempertimbangkan segala sesuatu berdasarkan perasaan manusiawi. Menurut Yamamoto Ikuo dalam Wahyuliana 2005:10 Ninjõ secara umum merupakan perasaan kemanusiaan yang merupakan perasaan cinta, perasaan kasih sayang, perasaan belas kasih, rasa simpati, rasa iba hati yang dirasakan terhadap orang lain seperti hubungan orang tua dengan anaknya atau antara kekasihnya. Ninjõ merupakan perasaan kasih sayang manusia yang dicurahkan kepada sesamanya Salecha, 1981:1. Pembuktian untuk melihat budaya yang terdapat dalam novel ini yaitu dengan melihat perilaku tokoh yang mana saja dapat dikatakan mencerminkan konsep Ninjõ, akan menggunakan teori Semiotika. Menurut Pradopo dkk 2001:71 mengatakan bahwa Semiotik itu ilmu yang mempelajari sistem-sitem, aturan-aturan, konveksi-konveksi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Tanpa memperhatikan sistem tanda, tanda dan maknanya, dan konveksi tanda, maka struktur karya sastra ataupun karya sastra tidak dapat dimengerti maknanya secara optimal. Menurut Jan Van Luxemburg 1986:46 semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda-tanda, lambang-lambang, sistem-sistem lambang dan proses-proses perlambangan. Tanda-tanda yang terdapat di dalam novel ini akan diinterpretasikan dan kemusian akan dipilih bagian mana saja yang merupakan tindakan maupun perbuatan tokoh yang mencerminkan konsep Ninjõ.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitaian

Dokumen yang terkait

Analisis Konsep Kazoku Dalam Novel “Kitchen” Karya Banana Yoshimoto (Banana Yoshimoto No Sakuhin Daidokoro No To Iu Shosetsu Ni Okeru Kazoku Ni Gainen No Bunseki)

7 71 54

Etika Bushido Dalam Novel Shiosai Karya Yukio Mishima (Yukio Mishima No Sakuhin No “Shiosai” No Shosetsu Ni Okeru Bushido No Doutoku)

3 36 58

ANALISIS PERKEMBANGAN MORAL YANG TERCERMIN PADA TOKOH TOTTO-CHAN DALAM NOVEL MADOGIWA NO TOTTO-CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI (MELALUI METODE PENDEKATAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN)

10 60 26

TOKOH TOTTO-CHAN DALAM NOVEL MADOGIWA NO TOTTO-CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI; TINJAUAN STRUKTURAL.

0 1 30

PROBLEMATIKA KEPRIBADIAN DALAM PROSES PENDIDIKAN DALAM NOVEL MADOGIWA NO TOTTO-CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI; TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA.

0 3 2

NOVEL MADOGIWA NO TOTTO CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI DI KALANGAN PENDIDIK TINJAUAN RESEPSI SASTRA.

0 0 6

SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI TOMOE GAKUEN SEBELUM PERANG DUNIA II DALAM NOVEL MADO GIWA NO TOTTO CHAN KARYA TETSUKO KUROYANAGI : TINJAUAN MIMESIS.

0 1 7

The influence of the Seven Principles of Bushido on Totto-chan`s personality, in Tetsuko Kuroyanagi`s Totto-chan : The Little Girl at the Window.

0 0 88

ANALISIS MATERI KURIKULUM DALAM NOVEL AUTOBIOGRAFI TOTTO-CHAN GADIS CILIK DI JENDELA KARYA TETSUKO KUROYANAGI DAN IMPLIKASINYA PADA PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR KELAS 1 - iainska repository

0 5 136

Nilai-nilai pendidikan dalam novel Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela karya Tetsuko Kuroyanagi - USD Repository

0 15 136