Sifat dan Kegunaan Kitin

Tabel 2.2 Kandungan Kitin pada berbagai jenis Hewan dan Jamur No Sumber Jenis Kandungan kitin Kepiting 72,1 a Lobster : - Nephrops 69,8 a 1 Crustaceae - Homurus 60,8 - 77,0 a Kecoa 18,4 a Lebah 27 - 35 a 2 Serangga Ulat Sutra 44,2 a Kulit remiskijing 6.1 3 Mollusca Kulit Tiram 3.6 Aspergillus niger 42,0 b Penicillum chrysogenium 20,1 b Saccharomyces cereviceae 2.9 4 Jamur Lactarius vellereus 19 Keterangan : a = berat organik dari kutikula b = berat kering dari dinding sel

2.2.2 Sifat dan Kegunaan Kitin

Kedua α-kitin dan β-kitin dapat dilarutkan dengan pemberian larutan pekat dan panas dari garam netral dengan keefektifan LiCNS CaCNS 2 CaI 2 CaBr 2 CaCl 2. Penambahan Etanol menyebabkan pembentukan massa gelatin yang tembus cahaya. Kecepatan kelarutan β-kitin lebih besar dibandingkan α-kitin. Kitin juga dapat dilarutkan menggunakan larutan LiCNS jenuh pada 95º C. Kitin juga larut dalam pelarut asam seperti HCl pekat, H 2 SO 4 pekat dan H 3 PO 4 pekat, akan tetapi tidak larut dalam HNO 3 pekat. Chitin larut dalam sejumlah asam karboksilat seperti asam formiat, asam dikhloroasetat DCA dan asam trikhloroasetat TCA. β-kitin larut dalam asam formiat 88-90 berat, akan tetapi α-kitin hanya bisa larut dalam asam formiat 98 berat atau lebih. Akan tetapi Universitas Sumatera Utara kelarutan lambat, membutuhkan waktu lebih dari tiga minggu Gagnaire et al., 1982 menunjukkan bahwa terjadi esterifikasi pada kondisi ini sehingga yang terlarut adalah O-formilkitin daripada kitin itu sendiri. Austin 1975 adalah yang mula-mula melaporkan penggunaan DCA dan TCA sebagai pelarut kitin. Dari kedua asam ini, DCA adalah yang lebih baik untuk digunakan karena merupakan cairan pada temperatur kamar akan tetapi pelarut yang kurang dan memberikan larutan kental pada konsentrasi kitin yang relatif rendah. Meskipun TCA adalah pelarut yang lebih baik untuk kitin, pelarut ini adalah zat padat pada temperatur kamar sehingga dibutuhkan kosolven dan larutan yang mengandung 20 – 50 berat TCA dalam asam formiat. Pelarut ini sangat berguna karena menghasilkan larutan kitin yang mempunyai viskositas yang relatif rendah. Hidrólisis dalam pelarut DCA dsn TCA-HCOOH adalah rendah dimana larutan kitin dalam sistim pelarut ini mempunyai viskositas yang tetap walaupun dibiarkan selama 1 bulan pada temperatur kamar Muzzarelli, 1986; Robert, 1992. Kitin sangat menarik secara komersial disebabkan persentase nitrogennya yang tinggi 6,89 dibandingkan dengan selulosa yang tersubstitusi secara sintetik 1,25 . Kitin merupakan polisakarida yang bersifat basa dan hidrofobik dan tidak larut dalam air dan hampir semua pelarut organik. Produk kitin dapat berupa butiran, serat, film, serbuk dan gel yang banyak dimanfaatkan dalam bidang kesehatan dan kosmetik Kumar, 2000 . Kitin adalah polisakarida nontoksik dan biodegradable yang banyak digunakan dalam bidang pengobatan dan kedokteran hewan. Dalam banyak kasus Universitas Sumatera Utara pemakaian derivat kitin dalam tubuh manusia atau hewan dapat menyembuhkan dan mencegah berbagai macam penyakit. Synowiecki, 2003 Kitin dan turunannya banyak digunakan sebagai coating material untuk serat selulosa, nilon, kapas dan wool. Penggunaannya sebagai serat termodsifikasi antara lain bahan pembalut luka, tekstil medikal, absorben yang sehat dan tidak alergenik, menghilangkan bau dan anti mikroba pada pakaian olah raga serta kaus kaki. Penambahan kitin sebagai coating pada tekstil tahan air meningkatkan permeabilitas terhadap uap air. Serat wool yang mengandung kitin dan turunannya meningkatkan daya celup dan tidak luntur. Synowiecki, 2003 Kitin dan turunannya juga dapat digunakan untuk pembuatan membran hemodialisis. Kaban dkk., 2006.

2.3 Kitosan