Scanning Electron Microcsope SEM Uji Tarik dan Kemuluran

tersebut terhadap lingkungannya. Oleh karena itu ekstrapolasi menjadi cara pengukuran yang lebih penting dari pada tekhniknya. Akhir – akhir ini perkembangan metode pengukuran Aw menjadi perhatian pakar teknologi pangan. Karena , peranan Aw dalam berbagai aspek bahan pangan seperti pengendalian Aw selama pengolahan , pengemasan dan penyimpanan semakin diketahui.Beberapa Peralatan pengukuran Aw telah tersedia secara komersial Purnomo,H , 1995 Pengukuran kelembapan relatif berimbang dapat dilakukan antara lain dengan: 1. Kurva Interpolasi 2. Teknik manometrik 3. Keseimbangan bitermal. 4. Higrometer Rambut. 5. Keseimbangan isopeistik. 6. Higrometer Listrik. 7. Metode Kimia seperti pengunaan kobaltus bromida, klorida dan biosianat.

2.7 Scanning Electron Microcsope SEM

Universitas Sumatera Utara Struktur permukaan suatu benda diuji dapat dipelajari dengan menggunakan scanning elektron mikroskop karena jauh lebih mudah untuk mempelajari struktur permukaan ini secara langsung. Dengan berkas sinar elektron difokuskan kesuatu titik dengan diameter sekitar 100 À dan digunakan untuk melihat permukaan dalam suatu layar. Elektron – elektron dari benda diuji difokuskan dengan suatu elektroda elektrostatik pada suatu alat pemantul yang dimiringkan.Sinar yang dihasilkan diteruskan melalui suatu pipa sinar pantulan kesuatu alat pembesar foto dan sinyal yang dapat digunakan untuk memodulasikan terangnya suatu titik osikoskop yang melalui suatu layar dengan adanya persesuaian dengan berkas sinar elektron pada permukaan benda uji. Sebagai pengertian awal, mikroskop elektron payaran menggunakan hamburan elektron – elektron dengan E = 30 kV yang merupakan energi datang dan elektron – elektron sekunder dengan E = 100 eV yang dpantulkan dari benda uji. Karena elektron – elektron sekunder mempunyai energi yang rendah, maka elektron – elektron tersebut dapat dibelokkan membentuk sudut dan menimbulkan bayangan topografi. Intensitas dari hamburan balik elektron – elektron yang cenderung tertimbun karena dengan energinya yang lebih tinggi maka tidak mudah dikumpulkan oleh sistem kolektor normal seeperti yang digunakan pada elektron payaran.Jika elektron – elektron sekunder akan terkumpul, maka kisi didepan detektor akan mengalami kemiringan sekitar 200 V Smallman,1991 Universitas Sumatera Utara

2.8 Uji Tarik dan Kemuluran

Kekuatan tarik dan kemuluran merupakan suatu sifat mekanis yang sangat penting dari logam terutama untuk perhitungan – perhitungan konstruksi. Untuk memperoleh informasi tentang kekuatan tarik dilakukan pengujian tarik. Didalam pengujian tarik, batang percobaan atau batang uji dikenai beban aksial yang ditambah secara berangsur – angsur dan kontinu. Kekuatan tarik merupakan sifat mekanik yang banyak ditonjolkan dan dianggap sebagai kekuatan bahan Sumanto,1994 Dalam pengujiannya, bahan uji ditarik sampai putus.Secara sederhana, kekuatan tarik diartikan sebagai besarnya beban maksimum F maks yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan., dibagi dengan luas penampang bahan. Karena selama dibawah pengaruh tegangan, spesimen mengalami perubahan bentuk deformasi maka definisi kekuatan tarik dinyatakan sebagai besarnya beban maksimum yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan , dibagi dengan luas penampang semula Ao. Ao maks F t   Jika didefinisikan besaran kemuluran sebagai nisbah pertambahan panjang terhadap panjang specimen semula adalah : Hasil pengamatan sifat kekuatan tarik dinyatakan dalam bentuk kurva tegangan, yakni nisbah beban dengan luas penampang FA terhadap 100 x lo Kemuluran lo l    Universitas Sumatera Utara perpanjangan bahan regangan yang disebut dengan kurva tegangan – regangan Wirjosentono,dkk,1995 Kekuatan tarik akhir Tegangan pada yield Kemuluran pada yield kemuluran tegangan regangan Gambar 2.6 Kurva Tegangan – Regangan Bahan Polimer

2.9 Permeabilitas Uap Air