Dari data tersebut ditunjukkan pemeabilitas uap air dari film semakin kecil ini dapat diakibatkan adanya interaksi gliserol pada film pelapis yang bersifat hidrofil
dengan uap air yang juga bersifat hidrofil oleh karena itu semakin banyak gliserol yang ditambahkan maka uap air yang terikat pada film pelapis semakin besar tetapi
uap air yang melewati film pelapis semakin kecil .
4.1.6 Uji Swelling
Film pelapis yang diperoleh diuji swelling untuk mengetahui sejauh mana film pelapis yang dihasilkan mengalami pengembangan.Hasil pertambahan berat
film pelapis dapat dilihat dalam tabel 4.3
Tabel 4.3. Hasil Pertambahan Berat Film Pelapis
Waktu Pertambahan Berat
Menit A
B C
A B
C
1.233 1.141
0.395 1
1.431 1.600
0.741 16.058
40.228 87.595
5 1.738
1.575 0.730
40.957 38.037
84.810 10
1.820 1.539
0.722 47.607
34.882 82.785
20 1.867
1.536 0.721
51.419 34.619
82.532 30
1.935 1.530
0.711 56.934
34.093 80.000
60 1.987
1.515 0.694
61.152 32.778
75.696 90
2.044 1.511
0.643 65.775
32.428 62.785
120 2.096
1.408 0.613
69.992 23.401
55.190 180
2.118 1.399
0.605 71.776
22.612 53.165
Berat gr
Swelling pengembangan adalah peningkatan volume suatu material pada saat kontak dengan cairan , gas dan uap. Pengujian ini dilakukan antara lain untuk
memprediksi ukuran zat yang bisa terdifusi memlalui material – material tertentu. Pengembangan film pelapis kemungkinan disebabkan masih adanya ion COO
-
yang bersifat hidrofilik dalam film .
Universitas Sumatera Utara
Setelah film pelapis direndam dalam air suhu 37 C dalam selang waktu
tertentu dan kemudian ditimbang kembali terjadi pertambahan berat film pelapis yang sangat nyata. Pada film pelapis Ca alginat – kitosan pertambahan berat
semakin besar berbanding lurus dengan pertambahan waktu perendaman , sedangkan film pelapis Ca alginat – kitosan – 3mL glserol juga terjadi
pertambahan berat pada awal perendaman pertama kali tetapi semakin lama film pelapis direndam ternyata berat film pelapis yang dihasilkan semakin rendah ini
dapat diakibatkan karena film tidak berinteraksi lagi dengan molekul air , sedangkan film pelapis alginat – kitosan – 5 mL gliserol pada perendaman pertama
terjadi pertambahan berat yang sangat berarti tetapi semakin lama perendaman maka berat yang dihasilkan semakin rendah pula. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dengan penambahan pemlastis gliserol pada film pelapis akan membuat film pelapis bersifat jenuh sehingga menyebabkan tidak ada lagi gugus yang terionisasi
sehingga tidak dapat lagi menyerap molekul air.
4.1.7 Uji Tarik dan Kemuluran.