Setelah film pelapis direndam dalam air suhu 37 C dalam selang waktu
tertentu dan kemudian ditimbang kembali terjadi pertambahan berat film pelapis yang sangat nyata. Pada film pelapis Ca alginat – kitosan pertambahan berat
semakin besar berbanding lurus dengan pertambahan waktu perendaman , sedangkan film pelapis Ca alginat – kitosan – 3mL glserol juga terjadi
pertambahan berat pada awal perendaman pertama kali tetapi semakin lama film pelapis direndam ternyata berat film pelapis yang dihasilkan semakin rendah ini
dapat diakibatkan karena film tidak berinteraksi lagi dengan molekul air , sedangkan film pelapis alginat – kitosan – 5 mL gliserol pada perendaman pertama
terjadi pertambahan berat yang sangat berarti tetapi semakin lama perendaman maka berat yang dihasilkan semakin rendah pula. Jadi dapat disimpulkan bahwa
dengan penambahan pemlastis gliserol pada film pelapis akan membuat film pelapis bersifat jenuh sehingga menyebabkan tidak ada lagi gugus yang terionisasi
sehingga tidak dapat lagi menyerap molekul air.
4.1.7 Uji Tarik dan Kemuluran.
Film pelapis yang diperoleh diuji diuji kekuatan tarik dan kemuluran untuk mengetahui sifat mekanik dari film pelapis yang dihasilkan.. Harga kekuatan tarik
load dan kekuatan regang dari film pelapis Ca Alginat-Kitosan, Ca Alginat – Kitosan – 3 mL gliserol , Ca Alginat – Kitosan – 5 mL Gliserol adalah sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Harga Kekuatan Tarik dan Kemuluran No Sampel Kekuatan
Tarik MPa
Kemuluran
1 Ca Alginat – Kitosan tanpa gliserol
1.34 2.79
2 Ca Alginat – Kitosan + Gliserol 3mL
2.88 3.51
3 Ca Alginat – Kitosan + Gliserol 5mL
0.63 5.03
Film pelapis Ca alginat – kitosan – 3 mL kitosan mempunyai kekuatan tarik paling besar dibandingkan dengan film pelapis Ca alginat – kitosan tanpa
gliserol dan film pelapis Ca alginat – kitosan – 5 mL gliserol .Ini dapat diakibatkan oleh terdapat beberapa jenis ikatan yaitu ikatan ionik , kelat dan interaksi. Pada
film pelapis Ca alginat – kitosan – 3mL gliserol terjadi peningkatan kekuatan tarik yang signifikan tetapi dengan penambahan 5 mL gliserol kekuatan tarik yang
dihasilkan turun secara signifikan pula ini dapat diakibatkan karena terlampauinya titik jenuh , sehingga molekul – molekul pemlastis yang berlebih
berada dalam fase tersendiri diluar fase polimer dan akan menurunkan gaya intermolekular antara rantai . Sedangkan harga kemuluran dapat disimpulkan
semakin banyak pemlastis gliserol yang ditambahkan maka kemulurannya meningkat pula. Sehingga dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kekuatan tarik dan kemuluran yang paling baik adalah film pelapis Ca Alginat – Kitosan dengan penambahan pemlastis gliserol sebanyak 3 mL Kekuatan
tarik 2.88 MPa dan kemuluran 3.51
Universitas Sumatera Utara
4.1.6 Uji Ketebalan
Hasil pengukuran ketebalan film pelapis Ca Alginat-Kitosan, Ca Alginat – Kitosan- 3 mL gliserol , Ca Alginat – Kitosan – 5 mL Gliserol yang diukur dengan
menggunakan alat mikrometer pada posisi secara acak untuk setiap film pelapis adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5. Ketebalan Pelapis
No Sampel Ketebalan
mm 1
Ca Alginat - Kitosan 0.187
2 Ca Alginat – Kitosan + Gliserol 3mL
0.133 3
Ca Alginat – Kitosan + Gliserol 5mL 0.213
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Edible film kalsium alginat - kitosan dengan pemlastis gliserol dapat dihasilkan melalui interaksi antara polianionik Alginat dengan polikationik
kitosan pada pH 5-6 yang kemudian ditambahkan gliserol selanjutnya didispersikan dalam ion Ca
2+
. 2.
Analisis scanning elekton SEM film pelapis menunjukkan morfologi permukaan yang berbeda antara Ca Alginat – Kitosan tanpa gliserol , Ca
Alginat – Kitosan – 3 mL Gliserol , Ca Alginat – Kitosan – 5 mL gliserol ini diakibatkan adanya pengaruh pemlastis gliserol yang ditambahkan.
3. Pengujian aktivitas air menghasilkan aktivitas air Ca Alginat – Kitosan
Ca Alginat – Kitosan – 3 mL Gliserol Ca Alginat – Kitosan – 5 mL gliserol , pertambahan aktivitas air ini diakibatkan oleh adanya
penambahan pemlastis gliserol yang mempunyai aktivitas air yang tinggi. 4.
Pengujian permeabilitas uap air menghasilkan permeabilitas uap Ca Alginat – Kitosan Ca Alginat – Kitosan – 3 mL Gliserol Ca Alginat – Kitosan
– 5 mL gliserol , ternyata semakin banyak gliserol yang ditambahkan maka permeabilitas uap airnya semakin kecil ini disebabkan karena air yang
bersifat hidrofil berinteraksi dengan gliserol yang terdapat dalam film pelapis yang juga mempunyai sifat hidrofil.
58
Universitas Sumatera Utara