Hak-Hak Para Pihak Dalam Pengikatan Benda Tidak Bergerak Sebagai Tjiptoadinugroho, Perbankan Masalah Perkreditan, PT Pradnya Paramita, Jakarta,

Yessy Susanna Tarigan : Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Benda Tidak Bergerak Sebagai Jaminan Dalam Perjanjian Kredit, 2008. USU Repository © 2009 Dalam menilai jaminan terdapat suatu prinsip yang dikenal dengan MAST Principle. Prinsip ini mengatur bahwa barang-barang yang dijadikan sebagai jaminan dalam suatu perjanjian kredit termasuk dalam hal yang dijadikan jaminan adalah benda tak bergerak, harus merupakan barang yang: 1. Mudah dipasarkan Marketability 2. Ada ukuran standar yang berlaku Ascertainability of value 3. Harganya di masa yang akan datang tetap stabil Stabilityof value 4. Mudah dipindahtangankan dalam pemilikannya Transferability. 46 Sehingga dengan berpedoman kepada prinsip ini diharapkan pada saat debitur tidak dapat melunasi pinjamannya, bank tidak akan mengalami kerugian. Karena hasil penjualan jaminan nilainya sama atau berada di atas pinjamannya.

C. Hak-Hak Para Pihak Dalam Pengikatan Benda Tidak Bergerak Sebagai

Jaminan Dalam suatu perjanjian kredit, terdapat dua pihak yang berperan yaitu pihak debitur yang menerima dana dari bank dan pihak kreditur yaitu bank sebagai pihak yang memberikan dana dari suatu bentuk kredit bank. Dalam pemberian kredit tersebut dilakukan dengan adanya kesepakatan dalam bentuk perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok dan kemudian dengan disertai adanya benda yang dijadikan jaminan kredit yang bersifat accesoir. Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 tahun 1996, pengikatan benda tidak bergerak sebagai jaminan dapat dilakukan 46

R. Tjiptoadinugroho, Perbankan Masalah Perkreditan, PT Pradnya Paramita, Jakarta,

hal 71 Yessy Susanna Tarigan : Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Benda Tidak Bergerak Sebagai Jaminan Dalam Perjanjian Kredit, 2008. USU Repository © 2009 dengan cara hipotek dan credit verband. Hak hipotek adalah suatu hak kebendaan atas benda-benda tidak bergerak untuk mengambil penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu perikatan. Sedangkan credit verband adalah suatu jaminan atas tanah yang maksudnya obyeknya adalah tanah-tanah milik adat yang dikenal dalam KUHPerdata. Namun saat ini dengan adanya Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996 maka untuk benda tidak bergerak seperti tanah dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah pengikatannya sebagai jaminan dilakukan dengan pembebanan hak tanggungan. Karena pemberian kredit dilakukan dengan adanya kesepakatan antara debitur dengan bank sebagai kreditur yang dituangkan dalam perjanjian kredit tersebut maka kedua belah pihak terikat pada perjanjian tersebut. Telah ditentukan pula dalam pemberian kredit tersebut harus ada benda milik debitur yang dijadikan jaminan sebagai salahsatu bentuk langkah antisipatif dari bank sebagai kreditur apabila debitur wanprestasi atau tidak melunasi pinjamannya. Dalam skripsi ini lebih ditekankan benda tidak bergerak sebagai jaminan, sehingga dalam pengikatan benda tidak bergerak tersebut sebagai jaminan telah ditentukan pula hak-hak para pihak dalam pemberian kredit tersebut. 1. Bagi pihak pemberi kreditkreditur bank Dalam pemberian kredit ini ketika terjadi kesepakatan pengikatan benda tidak bergerak sebagai jaminan, bank memiliki hak-hak yang meliputi: a. Bank berhak untuk memegang barang yang dijadikan jaminan, dalam hal in benda tak bergerak seperti tanah maupun bangunan diatasnya sampai pada waktu utang dilunasi. Yessy Susanna Tarigan : Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Benda Tidak Bergerak Sebagai Jaminan Dalam Perjanjian Kredit, 2008. USU Repository © 2009 b. Bank berhak untuk mengambil pelunasan dari pendapatan penjualan ataupun pelelangan barang yang yang dijadikan jaminan tersebut apabila pihak debitur tidak menepati kewajibannya yakni melunasi utangnya sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak dalam perjanjian kredit tersebut. Adapun penjualan barang jaminan tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur pengeksekusian barang jaminan apabila terjadi kredit macet, seperti berdasarkan penetapan pengadilan. Pendapatan dari barang yang dijual tersebut digunakan sebagai bentuk pelunasan utang debitur seluruh atau sebagian saja. Namun bank juga memiliki kewajiban dalam pemberian kredit tersebut pada saat pengikatan benda tidak bergerak sebagai jaminan, yang meliputi: a. Bank wajib memberitahukan kepada pihak debitur apabila bank hendak menjual barang jaminan tersebut. b. Bank harus memberikan perhitungan tentang pendapatan dari hasil penjualan barang jaminan tersebut kepada pihak debitur. c. Bank wajib menyerahkan kelebihan pendapatan dari penjualan barang jaminan tersebut kepada pihak debitur sesuai dengan jumlah utang yang harus dilunasi debitur. d. Bank harus mengembalikan barang jaminan tersebut ketika perjanjian kredit telah berakhir yakni ketika pihak debitur telah melunasi kewajibannya membayar utang kepada bank. 2. Bagi pihak debitur pihak yang berutang Yessy Susanna Tarigan : Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Benda Tidak Bergerak Sebagai Jaminan Dalam Perjanjian Kredit, 2008. USU Repository © 2009 a. Debitur berhak untuk mendapat pemberitahuan terlebih dahulu dari pihak bank sebagai kreditur apabila barang jaminan tersebut akan dijual oleh pihak bank. b. Debitur berhak untuk mendapatkan kelebihan pendapatan atas penjualan barang jaminan setelah dikurangi dengan jumlah utang yang harus dilunasi oleh debitur. c. Debitur berhak mendapatkan kembali barang yang dijadikan jaminan tersebut ketika perjanjian kredit berakhir dalam hal debitur telah melunasi seluruh utangnya kepada bank. Sama halnya dengan pihak bank sebagai kreditur, pihak debitur dalam perjanjian kredit dan pengikatan benda tak bergerak sebagai obyek jaminannya juga memiliki kewajiban-kewajiban yang meliputi: a. Debitur berkewajiban untuk menyerahkan barang yang dijadikan jaminan dalam perjanjian kredit tersebut kepada bank sebagai pemberi kredit sejak perjanjian kredit dan pengikatan barang jaminan tersebut ditandatangani kedua belah pihak. b. Debitur bertanggungjawab atas pelunasan utangnya terutama dalam hal penjualan barang yang dijadikan jaminan. Adapun kedua belah pihak terikat kepada perjanjian yang telah mereka sepakati bersama dan mereka wajib melaksanakan apa yang menjadi kewajiban bagi para pihak sesuai dengan apa yang sudah diperjanjikan sebelumnya.

D. Fungsi Jaminan Dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah