Yessy Susanna Tarigan : Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Benda Tidak Bergerak Sebagai Jaminan Dalam Perjanjian Kredit, 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV
KEDUDUKAN BENDA TIDAK BERGERAK SEBAGAI JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT
A. Pengaturan Benda Tidak Bergerak Sebagai Jaminan Dalam
KUHPerdata
Pada hakikatnya, benda adalah segala sesuatu yang “dihaki” atau dapat dijadikan hak milik oleh orang. Ini berarti benda merupakan obyek didalam
hukum. Namun terdapat juga pandangan lain tentang benda yang menyatakan benda adalah barang yang dapat terlihat saja ataupun benda merupakan harta
kekayaan seseorang. Adapun apabila benda dikatakan sebagai kekayaan seseorang, maka
barang-barang yang tak terlihat seperti hak-hak misalnya hak piutang atau penagihan juga disebut sebagai benda. Contohnya pada seseorang yang
menggadaikan atau menjual barang-barang yang dapat terlihat maka ia juga dapat menggadaikan atau menjual hak-haknya.
Undang-undang membagi benda-benda dalam beberapa macam, yakni: 1.
Benda yang dapat diganti contohnya uang dan yang tak dapat diganti contohnya seekor kuda.
2. Benda yang dapat diperdagangkan praktis tiap barang dapat diperdagangkan
dan yang tidak dapat diperdagangkan atau “di luar perdagangan” contohnya jalan-jalan dan lapangan umum.
Yessy Susanna Tarigan : Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Benda Tidak Bergerak Sebagai Jaminan Dalam Perjanjian Kredit, 2008.
USU Repository © 2009
3. Banda yang dapat dibagi contohnya beras dan yang tidak dapat dibagi
contohnya seekor kuda. 4.
Benda yang bergerak contohnya perabot rumah dan yang tidak bergerak contohnya tanah.
45
Dari pembagian diatas yang lazim digunakan adalah benda yang dalam pembagiannya dibagi atas benda bergerak dan benda tidak bergerak.
Suatu benda dapat digolongkan sebagai benda yang tidak bergerak onroerend ditentukan oleh tiga hal yaitu karena sifatnya, karena tujuan
pemakaiannya, dan karena demikian telah ditentukan oleh undang-undang. Adapun benda yang tidak bergerak karena sifatnya adalah tanah, termasuk segala
sesuatu yang secara langsung atau tidak langsung, karena perbuatan alam atau perbuatan manusia digabungkan secara erat menjadi satu dengan tanah itu.
Misalnya sebidang pekarangan beserta segala apa yang terdapat di dalam tanah itu dan segala apa yang dibangun ditanah itu secara tetap, seperti rumah dan yang
ditanam di tanah tersebut, yakni pohon dan terhitung buah-buahan di pohon yang belum diambil.
Benda yang tidak bergerak karena tujuan pemakaiannya merupakan segala apa yang dimaksudkan untuk mengikuti tanah atau bangunan itu untuk waktu
yang lama, meskipun tidak secara sungguh-sungguh digabungkan dengan tanah atau bangunan, misalnya mesin-mesin dalam suatu pabrik. Sedangkan untuk
benda tak bergerak karena demikian telah ditentukan undang-undang meliputi segala hal atau penagihan yang mengenai suatu benda tak bergerak misalnya hak
45
Prof. Subekti, S.H, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT Intermasa, Jakarta, hal 61
Yessy Susanna Tarigan : Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Benda Tidak Bergerak Sebagai Jaminan Dalam Perjanjian Kredit, 2008.
USU Repository © 2009
opstal atau hak numpang-karang, hak erfpacht atau hak usaha, hak penagihan untuk pengembalian atau penyerahan benda yang tak bergerak, dan lain-lain.
Adapun mengenai benda tidak bergerak tersebut diatur dalam KUHPerdata pada Buku II, pasal 506 sampai dengan pasal 508. Dalam hal benda tidak
bergerak dapat dijadikan jaminan yaitu benda dalam hal ini khusus untuk benda tidak bergerak merupakan obyek jaminan yang sesuai dengan pengertian jaminan
itu sendiri yakni jaminan materiil atau lazim disebut jaminan kebendaan yang merupakan jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda, yang memiliki ciri-
ciri mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu, dapat dipertahankan terhadap siapapun, selalu mengikuti bendanya dan dapat dialihkan.
Unsur-unsur jaminan materiil atau jaminan kebendaan itu sendiri yakni: 1.
Hak mutlak atas suatu benda; 2.
Cirinya mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu; 3.
Dapat dipertahankan terhadap siapa pun; 4.
Selalu mengikuti bendanya; dan 5.
Dapat dialihkan kepada pihak lainnya. Jaminan dalam pengaturannya dalam KUHPerdata, yaitu pada Buku II
KUHPerdata. Namun jaminan-jaminan yang masih berlaku dalam Buku II KUHPerdata hanyalah gadai pand dan hipotek kapal laut, sedangkan untuk
hipotek atas tanah tidak berlaku lagi karena telah diganti oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
Gadai diatur dalam pasal 1150 KUHPerdata sampai dengan pasal 1160 KUHPerdata. Dalam ketentuan ini diatur tentang:
Yessy Susanna Tarigan : Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Benda Tidak Bergerak Sebagai Jaminan Dalam Perjanjian Kredit, 2008.
USU Repository © 2009
a. pengertian gadai pasal 1150 KUHPerdata,
b. bentuk perjanjian gadai pasal 1151 KUHPerdata,
c. hak-hak para pihak pasal 1152 sampai dengan pasal 1153 KUHPerdata,
d. kewajiban para pihak pasal 1154 sampai dengan pasal 1155 KUHPerdata,
e. wanprestasi pasal 1156 KUHPerdata,
f. tanggung jawab para pihak pasal 1157 KUHPerdata,
g. bunga pasal 1158 KUHPerdata,
h. debitur tidak berhak menuntut kembali barang gadai sebelum dilunasi
seluruhnya pasal 1159 KUHPerdata, dan i.
tidak dapat dibagi-baginya barang gadai pasal 1160 KUHPerdata. Mengenai hipotek diatur dalam pasal 1162 sampai dengan 1232
KUHPerdata. Dalam ketentuan ini diatur tentang: a.
ketentuan-ketentuan umum pasal 1162 sampai dengan pasal 1178 KUHPerdata,
b. pendaftaran hipotik dan bentuk pendaftaran pasal 1179 sampai dengan pasal
1194 KUHPerdata, c.
pencoretan pendaftaran pasal 1195 sampai dengan pasal 1197 KUHPerdata, d.
akibat hipotek terhadap pihak ketiga yang menguasai barang yang dibebani pasal 1198 sampai dengan pasal 1208 KUHPerdata,
e. hapusnya hipotek pasal 1209 sampai dengan pasal 1220 KUHPerdata,
f. pegawai-pegawai yang ditugaskan menyimpan hipotek, tanggung jawab
mereka dan hal diketahuinya daftar-daftar oleh masyarakat pasal 1221 sampai dengan pasal 1232 KUHPerdata.
Yessy Susanna Tarigan : Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Benda Tidak Bergerak Sebagai Jaminan Dalam Perjanjian Kredit, 2008.
USU Repository © 2009
Ketentuan tentang hipotek atas tanah kini sudah tidak berlaku lagi karena telah diganti oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak
Tanggungan, sedangkan ketentuan yang masih berlaku, hanya ketentuan- ketentuan yang berkaitan dengan hipotek kapal laut, yang beratnya 20 meter kubik
ke atas.
B. Penilaian Valuasi Jumlah Nominal Harga Jaminan Atas Benda Tidak