Teori Kontruksi Sosial KAJIAN TEORI
14
menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.
Berger mengutarakan bahwa manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis dan plural.
2
Realitas tidak dibentuk secara ilmiah ataupun diturunkan Tuhan, tetapi dibentuk dan dikonstruk. Setiap orang mempunyai konstruksi yang berbeda-
beda atau suatu realitas. Selain plural, konstruksi sosial itu juga bersifat dinamis, sebagai hasil konstruksi sosial, maka realitas tersebut meruakan
realitas subjektif dan realitas objektif sekaligus. Dalam realitas subjektif, realitas tersebut menyangkut makna, interpretasi dan hasil relasi antara
individu dengan objek. Sedangkan dalam realitas objektif, realitas sebagai sesuatu yang dialami, bersifat eksternal, berada diluar, atau istilah Berger,
tidak dapat ditiadakan dengan angan-angan. Dalam
penjelasan ontologi
paradigma konstruktivis,
realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu.
3
Max Weber melhat reaitas sosial ialah perilaku sosial yang memiliki makna subjektif,
karena itu perilaku memiliki tujuan dan motivasi. Alasan untuk emberikan perhatian pada berita yang begitu besar dalam kajian media adalah berita
merupakan sumber utama informasi tentang dunia dalam geografi politiknya.
4
Dalam konstruksi realitas, bahasa adalah unsur utama. Ia merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat
2
Eriyanto, Analsis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Pengantar Dr Deddy Mulyana, M.A Yogyakarta: PT Lkis Pelangi Aksara, 2005, h 257
3
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. Ke-2, h. 302.
4
Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media Pengantar Kepada Kajian Media Yogyakarta : Jalasutra, 2008, 155
15
konseptualisasi dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, maka tak ada berita, cerita, ataupun ilmu pengetahuan tanpa bahasa. Selanjutnya, penggunaan
bahasa simbol tertentu menentukan format narasi dan makna tertentu. Sedangkan jika dicermati secara teliti, seluruh isi media entah media cetak
ataupun media elektronik adalah bahasa, baik bahasa verbal kata-kata tertulis atau lisan maupun bahasa non-verbal gambar, photo, gerak-gerik, grafik,
angka, dan tabel.
5
Lebih jauh dari itu, terutama dalam media massa, keberadaan bahasa ini tidak lagi sebagai alat semata untuk menggambarkan sebuah realitas,
melainkan bisa menentukan gambaran citra mengenai suatu realitas –realitas
media yang akan muncul di benak khalayak.
6
Wartawan merupakan agen konstruksi realitas karena tidak dapat menyembunyikan rasa keberpihakan, etika dan pilihan moral dalam menyusun
berita. Dalam hal ini, wartawan tidak bisa menyembunyikan pilihan moral keberpihakkannya karena ia merupakan bagian yang intrinsik dalam
pembentukkan berita.