Pembatasan dan Perumusan masalah Tinjauan Pustaka

6 2. Mendeskripsikan kecendrungan keberpihakan harian Jurnal Nasional terhadap pemberitaan Buku Membongkar Gurita Cikeas tersebut dilihat dari pembingkaian berita yang mereka tampilkan. Adapun manfaat penelitian adalah:

1. Manfaaat akademis

Manfaat yang ingin dicapai adalah berupaya memberikan kontribusi pada pengembangan kajian komunikasi massa terutama kajian analisis framing media. Kajian tentang frame surat kabar dalam mengemas berita ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan beranalisis. Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan data yang dapat digunakan oleh mahasiswa di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya mahasiswa komunikasi dan jurnalistik.

2. Manfaat praktis

Yaitu ingin memberikan sumbangsih pada pihak lain, baik itu media massa maupun kelompok masyarakat lain yang tertarik dalam kajian bingkai media.

D. Metodologi penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma menurut Lexy J. Moleong yang mengutip pernyataan Bogdan dan Bilklen menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan 7 longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. 6 Guba dan Lincoln mengemukakan bahwa paradigma adalah basic belief system atau sistem keyakinan dasar. Segala sesuatu yang tertanam secara dalam, meliputi kepercayaan, gagasan, pemahaman, dan harapan yang memiliki kekuatan luar biasa dalam mengarahkan sebuah perilaku. 7 Dalam studi mengenai bahasa, ada beberapa pandangan dalam analisisnya, yaitu Pandangan Positivisme, Pandangan Konstruktivisme, dan Pandangan Kritis. Dalam penelitian tentang framing pemberitaan buku ini, peneliti menggunakan Paradigma Konstruktivisme. menurut pandangan ini, bahasa tidak hanya dilihat dari segi gramatikal, tetapi juga melihat apa isi atau makna yang terdapat dalam bahasa itu, sehingga analisis framing yang disampaikan menurut pandangan ini adalah suatu analisis yang membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu yang disampaikan oleh sang subjek yang mengemukakan suatu pernyataan. 8

2. Metode Penelitian

Sebagai karya ilmiah, setiap pembahasan ini menggunakan metode untuk menganalisa dan mendeskripsikan suatu masalah. Metode itu sendiri berfungsi sebagai landasan dalam mengelaborasi suatu masalah, sehingga 6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda karya, cetakan kedelapan 1997 h. 30 7 Guba, E.G. Lincoln, Y.S. Competing Paradigms In Qualitative Research. Chapter 6 in N.K. Denzin Y.S. Lincoln Eds Handbook of Qualitative Research. Thousand Oaks, CA: Sage Publications 1994, h. 107 8 Jumroni dan Suhaemi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 h. 83 8 suatu masalah dapat diuraikan dan dijelaskan dengan gamblang dan dapat dipahami. Penelitian merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang didasarkan karena sifat manusia yang mempunyai hasrat tinggi ingin tahu tentang sesuatu. Penelitian ilmiah merupakan suatu bentuk penelitian dengan mempergunakan cara berpikir yang sistematis, logis, dan obyektif. 9 Secara metodologis, berdasarkan cara pendekatannya penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif eksplanatif, yang bertujuan untuk mencari sebab dan alasan ”mengapa”, diantaranya menjelaskan secara akurat mengenai satu bahasan topik, menghubungkan topik-topik yang berbeda namun memiliki kesamaan, dan membangun atau memodifikasi sebuah teori dalam topik baru atau menghasilkan bukti untuk mendukung sebuah penjelasan atau teori. 10 Eksplanatif tidak hanya sekedar memberikan gambaran deskriptif dari sebuah permasalahan yang diteliti saja, melainkan juga berusaha menjelaskan pembahasan yang telah diteliti secara lebih mendalam lagi. 11 Pengamatan kualitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu, untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus 9 Jumroni dan Suhaemi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 h. 83 10 Ipah Farihah, Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006, h. 35-36 11 Junaidi, Analisis Framing Film Berbagi Suami karya Nia Dinata, Jakarta: Penelitian UIN Syahid 2007, h. 10 9 mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu. 12 Menurut Creswell, yang dikutip oleh Turnomo Rahardjo mengemukakan secara ringkas perbedaan penelitian kuantitatif dengan penelitian pendekatan kualitatif. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor yang telah dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 13

3. Tehnik Pengumpulan Data

Wawancara atau interview merupakan alat pengumpulan informasi langsung tentang beberapa jenis data. 14 Wawancara atau dialog secara langsung dengn pihak yang terkait yang berhubungn langsung dengan tema penulis kaji. Yaitu dengan Very Herdiman, Redaktur Berita Politik harian Jurnal Nasionasl sekaligus wartawan yanng menulis beberapa berita dalam rangkaian pemberitaan terhadap buku Membongkar Gurita Cikeas. Adapun instrumen yang digunakan dalam wawancara yang digunakan adalah alat perekam atau kamera. Wawancara ini juga merupakan cara yang penulis gunakan dalam rangka mengumpulkan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. 15 Penulis melakukan wawancara bebas terpimpin, yaitu pertanyaan yang diajukan tidak hanya berpedoman pada sistematika pertanyaan yang 12 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda karya, cetakan kedelapan 1997 h. 30 13 Lexy, h. 3 14 Ibid, h 19 15 Marzuki, Metodologi Riset, Yogykarta : BPFE-UII, 1995 , h 62 10 telah disediakan, data-data yang diperolah dalam teknis ini adalah dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung dan narasumber dapat menjawab dengan bebas dan terbuka.

4. Tehnik Analisis Data

Dengan analisis data maka penelitian ini menampilkan temuan tentang letak perbedaan teks media yang dihasilkan dan temuan berdasarkan model analisis framing yang ditetapkan. Menurut Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki adalah Strategi konstuksi dan memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita. Model framing yang diperkenalkan oleh Zhongdang Pan dan kosicki ini lebih dikenal dengan singkatan MPK Model Pan dan Kosicki. MPK 1993 melalui tulisan mereka “Framing Analiysis: An Approach to News Discourse” mengoperasionalisasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing, yaitu: Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris. Keempat dimensi struktural ini membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-elemen semantik narasi berita dalam suatu koherensi global. Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. 16 16 Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki, “Framing Analiysis: An Approach to Newa Discourse” Jurnal Political Communication, vol. 10 no.1, 1993, h. 55-57 11 Analisis framing merupakan dasar struktur kognitif yang memandu persepsi dan representasi realitas. Menurut Panuju, analisis framing adalah analisis untuk membongkar ideologi di balik penulisan informasi. 17 Tabel 1 Perangkat Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT YANG DIAMATI Sintaksis cara wartawan menulis fakta 1. Skema berita Headline, lead, latar informasi, kutipan sumber, pernyataan, penutup. Skrip cara wartawan mengisahkan fakta 2. Kelengkapan berita 5W+1H Tematik cara wartawan menulis fakta 3. Detail 4. Koherensi 5. Bentuk kalimat 6. Kata Ganti Paragraf, pRoposisi, kalimat, hubungan antar kalimat Retoris 7. Leksikon 8.Grafis 9. Metafora Kata , idiom, gambarfoto, grafik

E. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis melihat judul-judul skripsi di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi juga perpustakaan utama UIN Syahid Jakarta, penulis menemukan skripsi karya ilmiah yang juga menggunakan analisis framing, hanya saja objek yang dianalisis tidak sama yang ingin penulis kaji yaitu pemberitaan buku Membongkar Gurita Cikeas. 17 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi Jakarta: UIN Press, 2006 Cet ke-1, h.92 12 Adapun judul-judul skripsi yang penulis temukan sebagai berikut: 1. Analisis framing Berita Rancangan UU Kebebasan memperoleh Informasi Publik RUU KMIP di www.bipnewsroom; 2. Pesan Dakwah di Media Cetak analisis Framing Terhadap Rubrik Dirosat edisi 145 dan 148 di Majalah Tarbawi: Iis Diana Ucik 2007; 3. Analisis Framing Pada Pemberitaan Aliran Al- Qiyadah Al- Islamiyah Di Harian Media Indonesia: Eri Suhasni Wulandari 2008; 4. Analisis Framing Konstruksi Berita Ahmadiyah di Surat Kabar Republika: Darwis 2009. Beberapa skripsi di atas juga merupakan rujukan bagi penulis dalam meneliti, yang sekaligus sebagai referensi tambahan selain buku, koran, artikel, dan lainnya. 13

BAB II KAJIAN TEORI

A. Teori Kontruksi Sosial

Asal mula konstruksi sosial ialah dari filsafat konstruktivisme, yang dimulai dari gagasan konstruksi kognitif. Teori konstruktivisme yang meyakini bahwa makna atau realitas bergantung pada konstruksi pikiran dapat dirunut pada teori Popper 1973. Teori ini membagi tiga pengertian tentang alam semesta antara lain, dunia fisik atau keadaan fisik, dunia kesadaran atau dunia mental dan dunia dari isi objektif pemikiran manusia. Bagi Popper objektivisme tidak dapat dicapai pada dunia fisik, melainkan selalu dunia pemikiran manusia. 1 Teori ini menolak pandangan teori positivis yang memisahkan antara subjek dan objek komunikasi. Dalam pandangan teori ini, bahasa tidak hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Konstruktivis menganggap subjek sebgai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi serta hubungan sosial lainnya. Istilah konstruksi sosial atas realitas pertama kali diperkenalkan oleh Peter L. Berger bersama Thomas Luckmann melalui bukunya yang berjudul “The Social Construction of Reality, a Treatise in The Sociological of Knowledge” 1996. Dalam buku tersebut, Berger dan luckmann menjelaskan tentang proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, dimana individu 1 Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2007, h 153 14 menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Berger mengutarakan bahwa manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis dan plural. 2 Realitas tidak dibentuk secara ilmiah ataupun diturunkan Tuhan, tetapi dibentuk dan dikonstruk. Setiap orang mempunyai konstruksi yang berbeda- beda atau suatu realitas. Selain plural, konstruksi sosial itu juga bersifat dinamis, sebagai hasil konstruksi sosial, maka realitas tersebut meruakan realitas subjektif dan realitas objektif sekaligus. Dalam realitas subjektif, realitas tersebut menyangkut makna, interpretasi dan hasil relasi antara individu dengan objek. Sedangkan dalam realitas objektif, realitas sebagai sesuatu yang dialami, bersifat eksternal, berada diluar, atau istilah Berger, tidak dapat ditiadakan dengan angan-angan. Dalam penjelasan ontologi paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. 3 Max Weber melhat reaitas sosial ialah perilaku sosial yang memiliki makna subjektif, karena itu perilaku memiliki tujuan dan motivasi. Alasan untuk emberikan perhatian pada berita yang begitu besar dalam kajian media adalah berita merupakan sumber utama informasi tentang dunia dalam geografi politiknya. 4 Dalam konstruksi realitas, bahasa adalah unsur utama. Ia merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat 2 Eriyanto, Analsis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Pengantar Dr Deddy Mulyana, M.A Yogyakarta: PT Lkis Pelangi Aksara, 2005, h 257 3 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana, 2007, Cet. Ke-2, h. 302. 4 Graeme Burton, Yang Tersembunyi di Balik Media Pengantar Kepada Kajian Media Yogyakarta : Jalasutra, 2008, 155