Defenisi Konsep Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

2.7 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

2.7.1 Defenisi Konsep

Konsep adalah abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian, keadaan kelompok atau individu tertentu Singarimbun, 1989: 32. Suatu konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi dan hal-hal lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek- objek atau peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian Silalahi, 2009: 112. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, terlihat bahwa faktor kemiskinan yang membuat para warga binaan sosial tersebut sebelumnya menjadi gelandangan dan pengemis. Apalagi dengan tidak memiliki keterampilan dan pendidikan yang membuat warga binaan sosial dapat hidup lebih baik lagi. Oleh sebab itu, ketika memulai kehidupan sebagai warga binaan sosial yang akan memperoleh bimbingan dan keterampilan, para eks gepeng sangat sulit untuk mengikuti setiap program yang diberikan. Hal itu dikarenakan para gelandangan dan pengemis tersebut sebelumnya tidak memiliki keterampilan, pengetahuan dan pendidikan apapun, sehingga pada saat harus mampu menguasai beberapa Universitas Sumatera Utara keterampilan yang diberikan, warga binaan sosial akan sulit menerimanya. Diharapkan UPTD Pungai Sejahtera Binjai dan semua para pekerja sosial yang fungsional termasuk instruktur pertanian dan Dinas Pertanian Kabupaten Langkat mampu sebagai alat motivator bagi para warga binaan sosial untuk membantu mereka dalam mengubah kebiasaan dan struktur kehidupan sebagaimana mestinya dan akan lebih efektif. Kerangka Konsep Penelitian : 1. Warga Binaan Sosial yang terdiri dari : 1.1 Gelandangan Gelandangan adalah seseorang yang hidup dalam keadaan tidak layak, tempat tinggal berpindah-pindah dan tidak mempunyai mata pencaharian tetap. Gelandangan adalah orang-orang yang relatif tidak mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal tertentu menurut ketentuan-ketentuan umum Suparlan, 1983: 37. Pengertian gelandangan menurut Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara adalah orang yang hidup tidak sesuai norma masyarakat, tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan tetap. Ciri-cirinya antara lain : a. Hidup menggelandang ditempat-tempat umum terutama di kota- kota. b. Tempat tinggalnya tidak tetap, digubug liar, emperan toko, di bawah jembatan dan sejenisnya. c. Tidak mempunyai pekerjaan yang tetap. Universitas Sumatera Utara d. Miskin Dinas Kesejahteraan dan Sosial, 2007. 1.2 Pengemis Pengemis adalah seseorang yang meminta-minta di tempat umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan orang lain dengan mendapatkan uang ataupun barang. Pengemis adalah orang-orang yang hidupnya tergantung kepada pemberian atau belas kasihan orang lain Suparlan, 1983: 105. Sedangkan menurut Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, pengemis adalah orang yang mendapat penghasilan dengan cara meminta-minta di tempat umum dan mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Ciri-cirinya antara lain : a. Meminta-minta di rumah-rumah penduduk, pertokoan, persimpangan jalan lampu lalu lintas, pasar, tempat ibadah, dan tempat umum lainnya. b. Pada umumnya bertingkah laku agar mendapatkan belas kasihan, berpura-pura sakit, merintih dan kadang-kadang mendoakan dengan bacaan ayat-ayat suci, sumbangan untuk organisasi tertentu. c. Anak sampai usia dewasa laki-laki atau perempuan yang berusia 18-59 tahun Dinas Kesejahteraan dan Sosial, 2007. Universitas Sumatera Utara 2. Efektifitas Pelaksanaan Program Sesuai dengan pembahasan sebelumnya, dikatakan bahwa Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target kuantitas, kualitas dan waktu telah tercapai, maka dalam Program Keterampilan Pertanian ini, efektiftasnya dapat dilihat dari 3 aspek yaitu : 1. Kualitas, yaitu tingkat keberhasilan program yang dilihat dari perubahan struktur kehidupan dan kebiasaan sehari-hari, serta tingkat keterampilan yang telah dikuasai oleh warga binaan sosial. 2. Kuantitas, yaitu jumlah pendapatan yang dapat diperoleh oleh warga binaan sosial selama mengikuti program keterampilan pertanian tersebut. 3. Waktu yaitu merupakan ketepatan para warga binaan sosial dalam melaksanakan program keterampilan pertanian tersebut. dibina selama 2 tahun. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan sebagai definisi konsep untuk melihat efektifitas pelaksanaan program keterampilan pertanian bagi warga binaan sosial dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektifitas menunjukan Universitas Sumatera Utara keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan yaitu dari tingkat kualitas, kuantitas dan waktu. 2. Pelaksanaan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau pejabat-pejabat, kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan atau digariskan dalam keputusan kebijakan Jones, 1994 : 35. 3. Program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan. Dengan program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan. 4. Program keterampilan pertanian adalah salah satu program keterampilan yang menjadi program sasaran kemandirian sosial yang ditujukan bagi para gelandangan dan pengemis yang menjadi warga binaan sosial di UPTD Pungai Sejahtera Binjai. 5. Pekerja sosial adalah keterampilan teknis yang dijadikan wahana bagi pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial. 6. Kesejahteraan sosial adalah keadaan yang sejahtera yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang menyangkut keseluruhan syarat yang memungkinkan dan mempermudah manusia dalam mengembangkan kepribadiannya secara sempurna. Universitas Sumatera Utara

2.7.2 Defenisi Operasional Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang

Dokumen yang terkait

Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Lanjut Usia Oleh Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial (UPT) Tuna Rungu Wicara Dan Lanjut Usia Di Kelurahan Bukit Sofa Kecamatan Siantar Sitalasari Kotamadya Pematang Siantar

4 96 133

Efektivitas Pelaksanaan Program Day Care Services (Pelayanan Harian Lanjut Usia) Oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai dan Medan

4 94 116

Respon Warga Binaan Terhadap Program Kesejahteraan Di Hari Tua Oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Dharma Asih Binjai

0 26 98

Peranan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pungai Sejahtera Binjai Dalam Meningkatkan Fungsi Sosial Keluarga Warga Binaan

0 33 120

Peranan Unit Pelaksana Teknis Daerah (Uptd) Balai Pungai Sejahtera Binjai Dalam Meningkatkan Fungsi Sosial Keluarga Warga Binaan

1 71 120

EVALUASI HASIL PROGRAM BIMBINGAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BAGI BEKAS WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN (BWBP) OLEH DINAS SOSIAL KABUPATEN JEMBER

0 3 5

TANGGAPAAN WARGA BINAAN TERHADAP GAYA PACARAN MASA SEKARANG (STUDI PADA WARGA BINAAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PELAYANAN SOSIAL ANAK REMAJA JL. INDUSTRI-TANJUNG MORAWA).

1 2 27

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Dairi

0 0 23

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Dairi

0 0 2

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Dairi

4 11 18