efektifitas berbagai lembaga yang jenis dan programnya berbeda dan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sasaran.
3. Pendekatan Proses Internal Process Approach Pendekatan proses menganggap efektifitas sebagai efisiensi dan kondisi
kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian
yang ada berjalan secara koordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian terhadap
kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki oleh lembaga, yang menggambarkan tingkat efesiensi serta kesehatan
lembaga Curnningham, 1978: 635.
2.1.3 Masalah Dalam Pengukuran Efektifitas
Efektifitas selalu diukur berdasarkan prestasi, produktifitas dan laba. Pengukuran efektifitas dengan menggunakan sasaran yang sebenarnya dan
memberikan hasil daripada pengukuran efektifitas berdasarkan sasaran resmi dengan memperhatikan masalah yang ditimbulkan oleh beberapa hal berikut :
1. Adanya macam-macam output
Adanya bermacam-macam output yang dihasilkan menyebabkan pengukuran efektifitas dengan pendekatan sasaran menjadi sulit untuk
dilakukan. Pengukuran juga semakin sulit jika ada sasaran yang saling bertentangan dengan sasaran lainnya. Efektifitas tidak akan dapat diukur
hanya dengan menggunakan suatu indikator atau efektifitas yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
pada suatu sasaran yang seringkali disertai dengan efektifitas yang rendah pada sasaran lainnya. Selain itu, masalah juga muncul karena adanya
bagian-bagian dalam suatu lembaga yang menjadi sasaran yang berbeda- beda secara keseluruhan, sehingga pengukuran efektifitas sering kali
terpaksa dilakukan dengan memperhatikan bermacam-macam secara simultan.
Dengan demikian, yang diperoleh dari pengukuran efektifitas adalah profil atau bentuk dari efek yang menunjukkan ukuran efektifitas pada setiap
sasaran yang dimilikinya. Selanjutnya hal lain yang sering dipermasalahkan adalah frekuensi penggunaan kriteria dalam pengukuran
efektifitas seperti yang dikemukakan oleh R.M Steers yaitu bahwa kriteria dan penggunaan hal-hal tersebut dalam pengukuran efektifitas adalah :
1. Adaptabilitas dan fleksibilitas 2. Produktifitas
3. Keberhasilan memperoleh sumber 4. Keterbukaan dalam komunikasi
5. Keberhasilan pencapaian program 6. Pengembangan program Steers, 1985: 546.
2. Subjektifitas dalam adanya penilaian
Pengukuran efektifitas dengan menggunakan pendekatan sasaran seringkali mengalami hambatan, karena sulitnya mengidentifikasi sasaran
yang sebenarnya dan juga karena kesulitan dalam pengukuran keberhasilan dalam mencapai sasaran. Hal ini terjadi karena sasaran yang sebenarnya
Universitas Sumatera Utara
dalam pelaksanaan. Untuk itu ada baiknya bila meninjau bahwa perlu masuk kedalam suatu lembaga untuk mempelajari sasaran yang
sebenarnya karena informasi yang diperoleh hanya dari dalam suatu lembaga untuk melihat program yang berorientasi ke luar atau masyarakat,
seringkali dipengaruhi oleh subjektifitas. Untuk sasaran yang dinyatakan dalam bentuk kualitatif, unsur subjektif itu
tidak berpengaruh tetapi untuk sasaran yang harus dideskripsikan secara kuantitatif, informasi yang diperoleh akan sangat tergantung pada
subjektifitas dalam suatu lembaga mengenai sasarannya. Hal ini didukung oleh pendapat R.M Steers yaitu bahwa lingkungan dan keseluruhan
elemen-elemen kontekstual berpengaruh terhadap informasi lembaga dan menentukan tercapai tidaknya sasaran yang hendak dicapai. Karena itu
perbedaan karakteristik faktor-faktor kontekstual ini perlu diperhatikan apabila hendak bermaksud mengukur efektifitas program yang terdapat
pada lingkungan yang berbeda. Dengan demikian, suatu usaha atau kegiatan dikatakan efektifitas apabila
tujuan atau sasaran dapat dicapai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya dan dapat memberikan manfaat yang nyata sesuai
dengan kebutuhan Steers, 1985: 558.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Warga Binaan Sosial