2. Studi Kepustakaan Data Sekunder
yaitu : teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku-buku, majalah, surat
kabar, dan tulisan-tulisan yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini.
3.5 Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode tabulasi, dimana data didapat dari hasil wawancara,
angket dan observasi yang kemudian diolah secara manual dalam keadaan yang ringkas serta tersusun dalam suatu tabel tunggal serta tabel silang dan
diinterpretasikan sehingga memberikan keterangan terhadap permasalahan yang diteliti. Karena data yang didapat dari lapangan sifatnya sangat luas dan banyak
sehingga tidak semua data tersebut dibutuhkan untuk memperkuat analisa data dan mendukung tujuan penelitian.
Informasi yang didapat dari lapangan dikelompokkan dan lebih disederhanakan dengan sistematis untuk membuat deskripsi kualitatif yang jelas
menggambarkan efektifitas pelaksanaan program keterampilan pertanian bagi warga binaan sosial oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Pungai Sejahtera Binjai,
dan disertai dengan life story yang bertujuan untuk memperjelas dan melengkapi data manakala hasil-hasil yang diperoleh belum lengkap, sehingga jawaban
relevan yang didapat pada saat wawancara dapat dipakai dalam analisa data.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Berdirinya Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD Pungai
Sejahtera Binjai Pertama sekali pada saat itu berdiri Pemukiman Masyarakat Miskin,
yang belum mempunyai ikatan dengan Pemerintah, baik itu Departemen Sosial RI maupun Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Pemukiman
Masyarakat Miskin adalah suatu daerah yang terdiri dari kelompok-kelompok masyarakat yang rentan terhadap masalah kemiskinan dan hidup secara bersama.
Beberapa waktu kemudian terjadi peningkatan jumlah atas masyarakat miskin termasuk gelandangan dan pengemis, maka pada tahun 1985 didirikanlah
Liposos oleh Departemen Sosial RI melalui Kantor Wilayah Provinsi Sumatera
Utara. Liposos adalah Lingkungan Pondok Sosial sebagai tempat rehabilitasi sosial bagi penyandang Tuna Sosial, termasuk Gelandangan dan Pengemis.
Liposos tidak mempunyai program yang tetap dari pemerintah dan sifatnya bebas, karena program Liposos hanya bertujuan untuk memberikan pelayanan sosial bagi
para gelandangan dan pengemis, serta orang-orang yang rentan terhadap masalah kemiskinan. Program Liposos terdiri dari : program dibidang pertukangan untuk
para laki-laki, program keterampilan menjahit untuk para wanita, dan program keterampilan menganyam tikar. Setelah program-program dikuasai, para warga
binaan sosial boleh kembali ke masyarakat untuk memulai usaha sendiri. Oleh
Universitas Sumatera Utara
sebab itu, warga binaan sosial tidak terlalu lama untuk bermukim di Liposos. Begitu juga dengan para pelaksana dan para pegawai pemerintah yang bekerja
hanya berjumlah 3 orang, yaitu : Kepala Pimpinan Liposos, dan 2 orang yang membantu yaitu Bapak Edi Soeprapto dan Ibu Rusnani. Semua keperluan sehari-
hari warga binaan sosial yang terdiri dari makanan, minuman, pakaian serta sembako diberikan dalam bentuk jatah mentah. Hal ini terjadi karena adanya
keterbatasan para pegawai pemerintah yang ada dalam mengawasi dan membagikan bahan-bahan kebutuhan hidup warga binaan sosial setiap hari.
Pada tahun 1995 terjadi pergantian nama, dari Liposos menjadi PSBK yaitu Panti Sosial Bina Karya. Pergantian nama ini disesuaikan dengan adanya
permintaan dari Kanwil oleh Departemen Sosial RI. Pada saat itu, pemerintah juga menambah jumlah pegawainya menjadi 11 orang. Hal ini dikarenakan oleh
bertambahnya jumlah gelandangan dan pengemis yang menjadi warga binaan sosial. Pada program PSBK, pemerintah tidak memberikan jatah mentah lagi,
karena para warga binaan sosial tidak memanfaatkannya dengan baik, tetapi menjualnya untuk mendapatkan uang. Akhirnya para pegawai PSBK yang ada
mengadakan pengawasan dalam memberikan keperluan sehari-hari, termasuk sembako. Program keterampilan pada saat PSBK berdiri telah mengalami
penambahan yaitu; program salon untuk para wanita, yang dimaksudkan agar para warga binaan sosial lebih mandiri disamping dengan adanya program
keterampilan yang berjalan pada saat Liposos. Kemudian pada tahun 2001, Departemen Sosial RI menyerahkan program
ini kepada Dinas Sosial yang sekarang menjadi Dinas Kesejahteraan dan Sosial
Provinsi Sumatera Utara, mengganti PSBK menjadi Unit Pelaksana Teknis
Universitas Sumatera Utara
Dinas UPTD Pungai Sejahtera. UPTD ini terdiri dari 2 bagian, yaitu : Panti
Sosial Karya “Pungai” dan Panti Sosial Karya “Sejahtera”. Kemudian oleh Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dijadikan satu nama yaitu
UPTD Pungai Sejahtera. Pada saat ini, jumlah pegawai pemerintah yang bekerja telah mengalami peningkatan yaitu sebanyak 25 orang. Program keterampilan
yang diterapkan juga meningkat, yaitu terdapat program keterampilan pertanian, peternakan dan keterampilan handicraft yang lain, yaitu keterampilan membuat
barbie, hiasan-hiasan dari plastik. Dalam hal pemberian makanan dan sembako, pegawai pemerintah juga memberikan penambahan, yaitu pemberian susu dan roti
pada pagi hari setiap hari Selasa dan pemberian bubur kacang hijau pada hari Jumat. Hal ini rutin diberikan kepada warga binaan sosial setiap minggunya.
UPTD Pungai Sejahtera Binjai telah membuat perencanaan dan program yang tetap sampai sekarang. Setiap warga binaan sosial mendapat pelayanan dan
rehabalitasi sosial hanya selama 2 tahun sampai kepada tujuan akhir, yaitu
kemandirian untuk kembali kepada masyarakat.
4.2 Visi dan Misi Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD Pungai Sejahtera