Batubara di Indonesia Biosolubilisasi Batubara

13 Beberapa kelompok mineral yang terkandung dalam batubara dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2. Bahan Mineral Yang Terdapat Dalam Batubara Kelompok Senyawa Formula Shale Muscovite Hydromuscobite Illite Montmorillonite KAl 3 Si 3 O 10 OHF 2 AlSi 8 O 20 OHF 4 HO 4 K 2 Si 6 Al 2 Al 4 O 20 Na 2 AlMgSi 4 O 110 OH 2 Kaolin Kaolinite Livesite Metahallolysite Al 2 Si 2 O 5 OH 4 Al 2 Si 2 O 5 OH 4 Al 2 Si 2 O 5 OH 4 Sulfida Pyrite Marcasite FeS 2 FeS 2 Karbonat Ankerite Calcite Dolomite Siderite CaCO 3 . Mg,Fe,Mn CO 3 CaCO 3 CaCO 3 . MgCO 3 FeCO 3 Klorida Sylvire Halite KCl NaCl Accessory mineral Quartz Feldspar Garnet Hornblende Gypsum Apatite Zircon Epidote Biotite Augite Pro Chloride Diaspore Lepidocrocite Magnetite Kyanite SiO 2 K,Na 2O .Al 2 O 3 .6SiO 2 3CaO.Al 2 O 3 .SiO 2 CaO.3FeO.4SiO 2 CaSO 4 .2H 2 O 9CaO.3P 2 O 5 .CaF 2 ZrSiO 4 4CaO.3Al 2 O 3 .6SiO 2 .H 2 O K 2 O.MgO.Al 2 O 3 .3SiO 2 .H 2 O CaO.MgO.2SiO 2 2FeO.2MgO.Al 2 O 3 .2SiO 2 .2H 2 O Al 2 O 3 .H 2 O Fe 2 O 3 .H 2 O Fe 3 O 4 Al 2 O 3 .SiO 2

2.1.3. Batubara di Indonesia

Di Indonesia, endapan batubara yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan Tersier, yang terletak di bagian barat Paparan Sunda termasuk Pulau 14 Sumatera dan Kalimantan, pada umumnya endapan batubara ekonomis tersebut dapat dikelompokkan sebagai batubara berumur Eosen atau sekitar Tersier Bawah kira-kira 45 juta tahun yang lalu dan Miosen atau sekitar Tersier Atas kira-kira 20 juta tahun yang lalu Indonesian Coal Mining Association, 1998. Persebaran cadangan batubara di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 6. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa cadangan batubara di Indonesia yang paling banyak adalah di Sumatera dan Kalimantan. Gambar 6. Peta Persebaran Cadangan Batubara di Indonesia Indonesian Coal Mining Association, 1998 Data Statistik Beyond Petroleum 2006 mengatakan bahwa, Indonesia saat ini hanya memiliki cadangan yang relatif terbatas, yaitu sebesar 4.968 juta ton atau 0,55 dari total cadangan batubara dunia. Dengan tingkat produksi mencapai 120 juta ton per tahun, diperkirakan batubara di Indonesia dapat diproduksi selama 41,43 tahun. 15 Data pada Tabel 3, dapat terlihat bahwa pada tahun 2007 dan 2008, menunjukkan produksi tambang skala kecil ini dapat mencapai 2 juta ton dengan harga jual internasional US 70-90 per ton Firmansyah, 2010. Tabel 3. Produksi dan Pemasaran Batubara Indonesia Pelaku Produksi juta ton Pemasaran juta ton Usaha 2007 2008 2007 2008 Domestik Ekspor Domestik Ekspor BUMN 8,609 10,138 6,879 3,808 7,980 4,079 PKP2B 167,243 176,998 38,603 132,429 40,525 135,289 KP KUD 2,939 1,527 0,708 3,812 0,521 1,151 Total 178,791 188,663 46,190 140,049 49,020 140,519 Keterangan: KP : Kepemilikan Kuasa Pertambangan PKP2B: Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara

2.1.4. Biosolubilisasi Batubara

Menurut Crawford and Gupta 1990, biosolubilisasi adalah proses pelarutan batubara dalam suatu medium dengan bantuan mikroorganisme. Biosolubilisasi dapat berupa upaya untuk mencairkan batubara yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi. Disamping untuk mencairkan batubara, biosolubilisasi dapat pula digunakan untuk mengurangi kandungan sulfur atau logam toksik pada batubara. Terdapat beberapa jenis mikroorganisme dari jenis bakteri maupun fungi yang dapat mengubah batubara padat menjadi produk cair, dengan minimalisasi hilangnya kandungan energi total awal. Proses pencairan dengan memanfaatakan 16 mikroorganisme dikenal dengan biosolubilisasi atau bioliquifaksi. Sejumlah strain jamur dan bakteri filamentous diketahui berinteraksi dengan batubara kualitas rendah, melalui proses ekstraselular untuk menghasilkan medium yang lebih gelap selama proses kultur atau cairan gelap pada permukaan batubara ketika ditumbuhkan pada permukaan kultur agar Crawford and Gupta, 1990. Fungi yang dapat dimanfaatkan untuk proses biosolubilisasi ini diantaranya Polyporus versicolor , Trametes versicolor, Penicillium, Streptomyces, Phaerochaete chrysosporium, Candida sp., dan Cunninghamella sp. Pencairan batubara dengan metode biologi relatif dapat menekan biaya operasional karena tidak dilakukan dalam tekanan dan temperatur yang tinggi serta lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan produk sampingan yang berbahaya Cohen et al. , 1990. Batubara padat yang terlarut Gambar 7. Batubara Cair Dokumen Pribadi, 2010 Batubara cair seperti yang terlihat pada Gambar 7, dihasilkan dari proses biosolubilisasi dengan menggunakan mikroorganisme. Proses biosolubilisasi 17 adalah berupa campuran senyawa yang larut dalam air, senyawa polar dengan berat molekul yang relatif tinggi. Tanpa adanya air atau pelarut yang cocok, produk yang dihasilkan tetap padat. Kebanyakan mikroorganisme membutuhkan gula untuk media pertumbuhannya Liu et al., 1990. Biosolubilisasi batubara dengan bantuan mikroorganisme dapat menghasilkan produk yang biasanya setara dengan komponen minyak bumi. Produk biosolubilisasi yang setara dengan senyawa yang terdapat dalam bensin mempunyai rantai atom karbon yang pendek yaitu C 4 sampai C 12 , sedangkan untuk komponen minyak solar mempunyai atom karbon C 8 sampai C 25 American Petroleum Institute, 2001. Menurut Laboratorium Pangan PLT UIN Jakarta 2009, senyawa solar adalah senyawa yang mempunyai rantai karbon C 10 sampai C 13 dengan senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya berupa n-Dekana C 10 H 22 , Trans-Decahidronapthalen, Undekana C 11 H 24 , N-Dodekana C 12 H 26 , dan Trigekana C 13 H 28 .

2.2. Kapang