Hasil Identifikasi Senyawa Hasil Solubilisasi Kapang Penicillium sp.

53 yang kaya dengan gugus karbonil dan hidroksil. Degradasi yang dilakukan oleh kapang merupakan proses oksidatif dan tidak spesifik dengan mengurangi kandungan metoksi, fenolik, dan alifatik lignin yang memecah cincin aromatik serta membentuk kelompok karbonil baru, hal tersebut merupakan proses dekolorisasi. Berdasarkan data solubilisasi, maka sampel yang akan di analisis lanjut dengan GC-MS adalah nilai absorbansi solubilisasi yang tertinggi yaitu pada dosis 0 kGy, 5 kGy, dan 10 kGy hari ke-7 serta dosis 20 kGy hari ke-14.

4.5. Hasil Identifikasi Senyawa Hasil Solubilisasi Kapang Penicillium sp.

Pada analisis GC-MS Persentase area senyawa dari proses solubilisasi oleh kapang Penicillium sp. diperoleh dari hasil jumlah total sampel berupa supernatan yang telah diinjeksi, hasil tersebut menunjukkan bahwa solubilisasi menghasilkan senyawa-senyawa hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak bumi. Dengan mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung dari hasil biosolubilisasi batubara dapat ditentukan senyawanya dalam penggunaan sebagai sumber bahan bakar. Sampel yang digunakan pada analisis GC-MS merupakan sampel yang diambil berdasarkan nilai absorbansi solubilisasi tertinggi pada tiap varian dosis iradiasi. Kemungkinan pada nilai absorbansi solubilisasi tertinggi tersebut akan di dapatkan hasil yang optimal berupa senyawa yang dibutuhkan dalam pembentukan bahan bakar seperti solar dan bensin. Berdasarkan hal tersebut, maka sampel yang digunakan dalam analisis GC-MS adalah sampel dosis iradiasi 0 kGy hari ke-7 inkubasi, sampel dosis iradiasi 5 kGy hari ke-7 inkubasi, sampel 54 dosis iradiasi 10 kGy hari ke-7 inkubasi, dan sampel dosis iradiasi 20 kGy hari ke- 14 inkubasi. Hasil identifikasi senyawa dengan menggunakan GC-MS dari ekstraksi campuran senyawa heksana, dietil eter dan benzena Tabel 7 menunjukkan terdeteksi 35 senyawa yang didominasi oleh struktur rantai hidrokarbon C 7 – C 22 . Dengan produk yang dihasilkan adalah produk yang setara dengan minyak solar pada dosis 5 kGy dan produk yang setara dengan bensin pada dosis 10 kGy. Pada puncak-puncak hasil kromatogram Lampiran 5 jika dibandingkan dengan kontrol, tampak adanya senyawa baru yang terbentuk dari hasil solubilisasi batubara. Berdasarkan pada puncak kromatogram terlihat adanya empat senyawa hidrokarbon yang mendominasi yaitu senyawa n-Nonena C 9 H 20 , 2,4-dimetilheptana C 9 H 20 , dan tetradekana C 14 H 30 . Hasil identifikasi senyawa solubilisasi telah terjadinya peningkatan persentase area pada rantai karbon pendek dibandingkan dengan kontrol, seperti peningkatan persentase senyawa n- Oktana C 8 H 18 pada dosis 10 kGy hari ke-7 menjadi 35,47 dan pada dosis 20 kGy hari ke-14 inkubasi nampak adanya senyawa rantai pendek yaitu n-Nonena C 9 H 20 dengan persentase area yang tinggi sebesar 27,26. Senyawa solubilisasi hasil analisis GC-MS membuktikan telah terbentuknya senyawa baru golongan senyawa hidrokarbon, seperti senyawa 2,3- Dimetilheksana C 8 H 18 pada dosis 0 kGy hari ke-7 dan senyawa n-heptana pada dosis 10 kGy hari ke-0 yaitu terbentuk. Hal ini terjadi karena selama inkubasi, kapang menggunakan sumber karbon pada senyawa batubara tersebut untuk proses metabolismenya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indahwati 2009 55 menunjukkan adanya senyawa lain yang terbentuk dan mengalami peningkatan serta pengurangan luas area puncak dibandingkan dengan kontrol merupakan akibat dari degradasi batubara yang dilakukan oleh kapang Penicillium sp.. Menurut hasil penelitian Selvi et al. 2006, menunjukkan bahwa kapang dapat menggunakan senyawa karbon dengan rantai pendek dalam mensolubilisasikan batubara. Senyawa dengan rantai karbon pendek merupakan hasil dari pemecahan iradiasi gamma yang memecah senyawa hidrokarbon kompleks dari batubara. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa-senyawa organik dimana setiap molekulnya hanya mempunyai unsur karbon dan hidrogen saja Indahwati, 2009. 56 Tabel 7. Senyawa Hasil GC-MS No Nama Senyawa area5 µl Kontrol Perlakuan 0 kGy H-0 5 kGy H-0 10 kGy H-0 20 kGy H-0 0 kGy H-7 5 kGy H-7 10 kGy H-7 20 kGy H-14 1 n-Heptana C 7 H 16 3,71 2 n-Oktana C 8 H 18 11,07 6,26 6,28 22,16 35,47 3 2,3-Dimetilheksana C 8 H 18 1,23 4 2,3,3-Trimetilpentana C 8 H 18 3,33 5 3,3-Dimetilheksana C 8 H 18 23,37 22,92 6 2,4-Dimetil-1-heptena C 9 H 18 5,00 4,67 5,72 5,29 4,08 7 I-Iodononena C 9 H 19 2,19 1,22 8 2,3,4-Trimetilheksana C 9 H 20 9,53 9,67 9 2,3,5-Trimetilheksana C 9 H 20 1,69 10 2,2,5-Trimetil-3,4- Heksanadiona C 9 H 20 7,38 11 2,4-Dimetilheptana C 9 H 20 19,43 17,73 16,32 18,10 22,79 19,75 19,90 12 4-Metiloktana C 9 H 20 4,50 4,93 4,39 4,73 4,41 3,88 13 n-Nonena C 9 H 20 2,12 27,26 14 I-Iododekana C 10 H 21 4,52 4,42 15 2,5,5-Trimetilheptana C 10 H 22 1,08 16 Oktana, 3,3-dimetil C 10 H 22 1,25 17 6-Etil-2-metiloktana C 11 H 24 5,23 4,98 18 Dodekana,1,1-difloro C 12 H 24 5,49 19 n-dodekana C 12 H 26 29,22 25,76 30,82 20 Isododekana C 12 H 26 7,14 21 2,4,6-Trimetil-1-nonana C 12 H 24 1,57 22 4-Metil-1-undekana C 12 H 24 5,53 23 2,4-dimetildekana C 12 H 26 6,73 10,64 6,13 24 3,7-dimetildekana C 12 H 26 5,03 15,65 1,22 25 1-Tridekana C 13 H 26 1,67 26 2,8 dimetilundekana C 13 H 28 11,03 3,34 2,75 27 3,7 dimetilundekana C 13 H 28 16,07 23,18 6,71 28 4,7 dimetilundekana C 13 H 28 13,58 9,39 10,53 9,65 39 n-Tetradekana C 14 H 30 18,03 2,61 11,82 16,56 18,12 15,72 30 n-Pentadekana C 15 H 32 5,53 1,92 2,03 1,64 31 n-Heksadekana C 16 H 34 4,01 4,68 4,69 4,59 32 n-Nonadekana C 19 H 40 3,43 3,51 3,96 4,12 33 Eikosana C 20 H 42 1,48 34 2,6,10,14-tetrametil heptadekana C 21 H 32 1,84 35 n-Dokosana C 22 H 46 2,67 0,87 1,93 Total area 100 100 100 100 100 100 100 100 Total senyawa 8 12 14 9 20 8 7 11 Keterangan: Kontrol : MMSS + Serbuk batubara Perlakuan: MMSS + Sebuk batubara + Kapang Penicillium sp. 57 Komponen utama solar adalah panjang rantai karbon 10 sampai 13 Lampiran 5, akan tetapi hasil penelitian yang lainnya menunjukkan bahwa fraksi minyak solar mempunyai rantai atom karbon 8 sampai 25 American Petroleum Institute, 2001. Hasil degradasi batubara menunjukkan bahwa produk solubilisasi kapang Penicillium sp. berpotensi sebagai energi alternatif peganti bahan bakar minyak yang setara dengan komponen minyak solar. Berdasarkan hasil analisis GC-MS, pada dosis 5 kGy hari ke-7 didapatkan persentase area yang tertinggi Gambar 15 yang setara dengan minyak solar yaitu sebesar 48,05. Gambar 15. Produk Biosolubilisasi Batubara Pada Dosis Yang Berbeda Oleh Kapang Penicillium sp. Hasil Analisis GC-MS Produk solubilisasi yang dihasilkan oleh kapang Penicillium sp. tidak hanya setara dengan minyak solar. Selain minyak solar, senyawa hasil solubilisasi oleh kapang Penicillium sp. dari hasil analisis GC-MS juga berpotensi sebagai energi alternatif yang setara dengan bensin Gambar 15. Formulasi kimia yang masuk ke dalam fraksi bensin memiliki atom karbon 4 sampai 12 American Petroleum 58 Institute, 2001. Pada dosis 10 kGy hari ke-7 memiliki persentase area yang lebih tinggi dibandingkan dosis yang lainnya dalam menghasilkan senyawa yang setara dengan bensin sebesar 73,24. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Kuraesin et al. 2009, juga di dapatkan hasil bahwa kapang Penicillium sp. dapat mencairkan batubara menjadi senyawa yang setara dengan bensin. 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan