34
3.3.6. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar + Medium Minimal Salt
PDAM
Medium PDAM dibuat dengan mencampurkan medium PDA dan Medium Minimal Salt
MMS dengan perbandingan 1:1 dari volume medium yang telah dibuat. Kemudian medium PDAM dihomogenkan dengan cara pengadukan.
Medium PDAM disterilisasi dengan autoklaf dengan suhu 121 C pada tekanan 1
atm selama 15 menit.
3.3.7. Pembuatan Medium Minimal Salt + Sukrosa MMSS
Medium MMSS dibuat sebanyak 600 ml medium MMS dengan komposisi yang dapat dilihat pada Lampiran 1 dan ditambahkan sukrosa sebanyak 1 bv,
lalu dihomogenkan. Setelah itu, disterilisasi dengan autoklaf dengan suhu 121 C
pada tekanan 1 atm selama 15 menit.
3.3.8. Peremajaan Kapang dan Kultur Isolat Kapang Penicillium sp.
Isolat kapang Penicillium sp. diambil sebanyak 1 ose, diremajakan pada cawan petri untuk memperbanyak spora kapang. Setelah itu, diinkubasi pada suhu
ruang selama lima hari sampai kapang Penicillium sp. menghasilkan spora. Sebanyak 10 ml NaCl 0,85 dimasukkan ke dalam cawan petri. Kemudian
miselia kapang dilepaskan menggunakan ose steril sampai kapang melarut dengan NaCl. Inokulum spora tersebut dimasukkan ke dalam tabung yang akan digunakan
untuk langkah selanjutnya.
35
3.3.9. Biosolubilisasi Batubara
Penelitian ini dilakukan duplo atau dengan pengulangan. Kultur inokulum spora Penicillium sp. sebanyak 10 vv dimasukkan ke dalam 30 ml medium
MMSS dengan jumlah spora yang diinginkan 10
8
selml, lalu dihomogenkan. Kemudian, ditambahkan sebanyak 2 bv serbuk batubara ke dalam tabung
dengan masing-masing dosis 0 kGy, 5 kGy, 10 kGy, dan 20 kGy, lalu diinkubasi menggunakan shacking incubator dengan kecepatan 120 rpm, pada suhu ruang,
selama 28 hari. Pencuplikan sampel kultur dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, 21, dan 28 untuk dilakukan pengamatan kolonisasi miselia kapang, pH medium, dan
solubilisasi terhadap batubara. Untuk perlakuan biosolubilisasi batubara dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Perlakuan Biosolubilisasi Batubara Oleh Penicillium sp.
3.3.10. Pengukuran pH, Solubilisasi, dan Kolonisasi Miselia Kapang
3.3.10.1. Pengukuran pH Sampel Sampel diukur nilai pHnya dengan menggunakan pH meter. Selanjutnya
dibuat grafik perubahannya. Medium
Jumlah Dosis
MMSS + 2 Serbuk batubara + 10 inokulum spora
30 ml 0 kGy
MMSS + 2 Serbuk batubara + 10 inokulum spora
30 ml 5 kGy
MMSS + 2 Serbuk batubara + 10 inokulum spora
30 ml 10 kGy
MMSS + 2 Serbuk batubara + 10 inokulum spora
30 ml 20 kGy
36 3.3.10.2. Solubilisasi Batubara
Sampel diambil sebanyak 10 ml pada tiap pencuplikan, kemudian dipisahkan antara supernatan dan pellet dengan sentrifugasi kecepatan 5400 rpm
selama 15 menit. Supernatan kemudian diukur nilai absorbansinya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Genesys 2 pada panjang gelombang 250 nm dan 450
nm untuk mengetahui tingkat biosolubilisasi batubara padat yang diurai menjadi batubara terlarut Selvi and Banerjee, 2007. Pengukuran absorbansi pada panjang
gelombang 250 nm ini bertujuan untuk mendeteksi adanya gugus fenolik dan pada panjang gelombang 450 nm bertujuan untuk mendeteksi gugus karbonil dan
hidroksil hasil solubilisasi batubara oleh kapang Penicillium sp. Blanko yang digunakan adalah medium MMSS. Nilai absorbansi yang tinggi berbanding lurus
dengan tingkat solubilisasi batubara yang tinggi pula. Supernatan dengan nilai absorbansi tertinggi akan diuji lanjut menggunakan GC-MS Shimadzu.
3.3.10.3. Kolonisasi Miselia Kapang Pada Batubara Kumpulan miselia yang berwarna kehitaman dari sampel kultur yang
diambil pada tiap pencuplikan. Setelah itu miselia tersebut diambil menggunakan pinset steril kemudian diletakan di atas kaca objek bersih. Pengamatan dilakukan
secara mikroskopi, yaitu dengan cara meneteskan Methylene Blue 0,1 ke atas kumpulan miselia kemudian diamati panjang hifa kapang Penicillium sp. yang
tumbuh pada substrat batubara. Pengamatan dilakukan dengan bantuan mikroskop cahaya perbesaran 400 kali. Kolonisasi digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
37 yang terjadi pada kapang sehingga dapat diketahui kapang tersebut mampu
menggunakan substrat batubara.
3.3.11. Analisis Aktivitas Enzim