27 kurang mengionisasi. Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetik berenergi
tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma bermuatan netral, panjang gelombang pendek, dan daya tembus paling tinggi sehingga energi sinar
gamma yang dipancarkan sumber terhadap target dapat menimbulkan perubahan pada komposisinya Darussalam, 1996.
Iradiasi pengion yang mengenai suatu medium akan menyerahkan sebagian energinya kepada medium tersebut. Dalam kejadian ini medium menyerap
iradiasi. Untuk mengetahui banyaknya iradiasi yang terserap oleh suatu medium digunakan satuan dosis terserap. Jadi dosis serap absorpsi, merupakan ukuran
banyaknya energi yang diberikan oleh iradiasi pengion kepada medium. Satuan dosis iradiasi dalam penelitian ini yang dipakai adalah Gray Gy. Gray Gy
adalah satuan SI diserap dosis. Dosis iradiasi mempengaruhi pH, dimana pH makin rendah sebanding dengan meningkatnya dosis iradiasi Rahayu et al.,
2009. Alat iradiasi gamma yang banyak digunakan dalam penelitian adalah iradiator gamma IRKA Iradiasi Karet Alam yang dipasang pada tahun 1982
dengan sumber radiasi gamma C0-60 dan volume maksimum bahan yang diiradiasi per batch ialah + 1,2 m
3
BATAN, 1995.
2.6. Kromatografi Gas Spektroskopi Massa GCMS
Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa atau sering disebut GCMS Gas Chromatography Mass Spectrometry
adalah teknik analisis yang menggabungkan dua metode analisis yaitu Kromatografi Gas dan Spektroskopi Massa.
Kromatografi gas adalah metode analisis, dimana sampel terpisahkan secara fisik
28 menjadi bentuk molekul-molekul yang lebih kecil hasil pemisahan dapat dilihat
berupa kromatogram. Sedangkan spektroskopi massa adalah metode analisis, dimana sampel yang dianalisis akan diubah menjadi ion-ion gasnya, dan massa
dari ion-ion tersebut dapat diukur berdasarkan hasil deteksi berupa spektrum massa. Pada GC hanya terjadi pemisahan untuk mendapatkan komponen yang
diinginkan, sedangkan bila dilengkapi dengan MS berfungsi sebagai detektor akan dapat mengidentifikasi komponen tersebut, karena bisa membaca spektrum
bobot molekul pada suatu komponen, juga terdapat reference pada software Hermanto, 2008.
Gambar 9. GC-MS Shimadzu Dokumen Pribadi, 2010
Pemisahan komponen senyawa dalam GCMS terjadi di dalam kolom kapiler GC dengan melibatkan dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase
diam adalah zat yang ada di dalam kolom, sedangkan fase gerak adalah gas pembawa Helium maupun Hidrogen dengan kemurnian tinggi, yaitu ± 99,995.
Proses pemisahan dapat terjadi karena terdapat perbedaan kecepatan alir dari tiap
29 molekul di dalam kolom. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh perbedaan
afinitas antar molekul dengan fase diam yang ada di dalam kolom. Selanjutnya komponen-komponen yang telah dipisahkan tersebut masuk ke dalam ruang MS
yang berfungsi sebagai detektor secara instrumentasi, MS adalah detektor bagi GC Hermanto, 2008.
Teknik sampling GC digunakan injeksi sampel berupa cairan, yaitu teknik memasukkan sampel yang paling umum. Sampel langsung dimasukkan atau di
injeksi setelah mendapat preparasi. Direct Inlet Probe digunakan untuk sampel yang memiliki titik uap yang lebih tinggi dari kemampuan injektor GC atau untuk
analisis sampel yang tidak stabil secara termal. Sampel langsung dimasukkan ke dalam MS tanpa melalui GC. Teknik Headspace digunakan untuk sampel hasil
ekstraksi dari senyawa-senyawa organik yang mudah menguap. Senyawa- senyawa tersebut terdapat di dalam produk berbentuk cair atau padat. Misalnya,
senyawa yang mudah menguap di dalam air, aroma di dalam produk makanan dan sebagainya. Sampel dimasukkan ke dalam wadah khusus, lalu diinkubasi. Setelah
terjadi ekuilibrium gas yang berada di atas diambil oleh syringe. Lalu sampel dimasukkan ke dalam GC. Teknik sampling ini menggunakan alat khusus yang
terpisah dari instrumen GCMS, sedangkan pirolis digunakan untuk sampel yang tidak dapat diuapkan oleh injektor GC, misalnya polimer-polimer. Sampel
pertama kali diuraikan terlebih dahulu oleh pemanasan dalam alat khusus, hasil dekomposisi dapat dianalisis oleh GC. Purge dan Trap, digunakan untuk sampel
hasil ekstraksi dari senyawa-senyawa organik yang mudah menguap. Zat yang mudah menguap zat volatil pertama kali dikeluarkan dari sampel dengan
30 menggunakan gas inert. Kemudian zat volatil tersebut diabsorb oleh zat khusus
untuk meng-absorb seperti karbon aktif. Kemudian absorben dipanaskan untuk melepaskan senyawa yang diinginkan ke dalam GC untuk dianalisis Hermanto,
2008.
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat