20 mengekskresikan enzim-enzim ekstraseluler untuk menguraikan senyawa
kompleks menjadi sederhana Gandjar et al., 2006.
2.3. Kapang Penicillium sp.
Kapang Penicillium sp. diklasifikasikan menurut sistem nama binomial, yaitu kingdom Fungi, filum Ascomycota, class Eurotiomycetes, ordo Eurotiales,
famili Trichocomaceae, genus Penicillium, dan spesies Penicillium sp. Bentuk spesies kapang Penicillium sp. dapat dilihat pada Gambar 8.
hifa konidiofora
fialid
konidia
Gambar 8. Penicillium sp. Kuraesin et al., 2009
Penicillium sp. tergolong fungi jenis kapang. Kapang ini sering
menyebabkan kerusakan pada sayuran, buah-buahan, dan serelia. Penicillium sp. banyak digunakan dalam industri untuk memproduksi antibiotik, misalnya
penisilin yang diproduksi oleh Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum Gandjar et al., 2006. Penicillium sp. mempunyai ciri-ciri spesifik yaitu; 1 hifa
septat, miselium bercabang biasanya tidak berwarna; 2 konidiofora septat dan
21 muncul di atas permukaan, berasal dari hifa di bawah permukaan, bercabang atau
tidak bercabang; 3 kepala yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan sterigmata atau fialida muncul dalam kelompok; 4 konidia membentuk rantai
karena muncul satu persatu dari sterigmata; 5 Konidia pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiruan atau kecoklatan Fardiaz,
1992. Penicillium sp. pada beberapa spesies, miselium berkembang menjadi sklerotium Pelczar, 2005.
Kapang Penicillium sp. mempunyai hifa vegetatif yang disebut dengan hifa udara aerial hyphae. Penicillium sp. berkembangbiak secara seksual dengan
membentuk spora yang dihasilkan dalam suatu kantung askus yang disebut askospora dan secara aseksual dengan membentuk konidiospora, yaitu spora yang
dihasilkan secara berantai pada ujung suatu hifa Pohan, 2009. Bentuk sel konidiospora pada kapang Penicillium sp. adalah seperti botol dengan leher
panjang atau pendek, jamur ini berwarna hijau kebiruan. Penicillium sp. termasuk jamur yang tidak bersifat patogen kecuali Penicillium marneffei Gandjar et al.,
2006. Ada dua macam bentuk Penicillium sp. yang dapat diamati, yaitu secara
makroskopis dan mikroskopis. Secara makroskopis, ciri-ciri yang dapat dilihat adalah koloni tumbuh sekitar 4 hari pada suhu 25°C pada medium sabouraud
dextrose agar dan koloni mula-mula berwarna putih kemudian akan berwarna
kehijauan, sedangkan secara mikroskopis dengan ciri-ciri yang dapat dilihat adalah hifa bersepta dan konidiofor mempunyai cabang yang disebut dengan
metula, di atas metula terdapat fialid Pohan, 2009.
22 Penicillium sp. mempunyai kebutuhan akan air untuk pertumbuhannya
water activity yaitu 0,78-0,88. Penicillium sp. umumnya ditemukan pada
berbagai substrat, khususnya dalam debu rumah. Beberapa spesies tumbuh di dalam ruangan yaitu di dinding, tanaman membusuk, kain lembab, dan cat. Selain
itu, ditemukan pada apel yang membusuk, makanan kering, keju, rempah-rempah, biji-bijian kering, kacang-kacangan, bawang, dan jeruk Gandjar et al., 2006.
Pertumbuhan kapang Penicillium sp. dipengaruhi oleh faktor-faktor yang penting, yaitu; substrat, kelembaban, suhu, dan pH derajat keasaman. Substrat
merupakan sumber nutrien utama yang dapat dimanfaatkan sesudah fungi mengekskresikan enzim-enzim ekstraselular, yang dapat mengurai senyawa-
senyawa kompleks menjadi senyawa yang sederhana. Kapang Penicillium sp. dapat hidup pada kelembaban nisbi yang lebih rendah yaitu 80. Suhu yang
optimum bagi pertumbuhan Penicillium sp. sekitar 25°C. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Indahwati 2009, pH optimum yang dihasilkan oleh kapang
Penicillium sp. berkisar 3,15 sampai 4,34. Fungi umumnya menyukai pH di
bawah 7,0 yaitu sekitar 2-8,5 Gandjar et al., 2006.
2.4. Biosolubilisasi Batubara Oleh Kapang