BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup panjang guna mewujudkan kesejahteraan di Tanah Air. BPS 2015 memproyeksikan, jumlah
penduduk Indonesia pada 2015 mencapai 255.461.700 atau naik dibanding jumlah penduduk 2010 yang mencapai 238.518.600 jiwa. Artinya, dalam lima tahun
terakhir telah terjadi pertambahan penduduk sebanyak 16.943.100 jiwa. Tantangan pembangunan fisik telah memacu urbanisasi dan industrialisasi yang
selalu berdampak pada perubahan tata guna lahan dan penutupan lahan karena adanya beragam kepentingan Saroinsong et al, 2007 dalam Arifin, 2013. Di hulu
daerah aliran sungai DAS banyak terjadi deforestasi, di tengah banyak lahan pertanian berubah menjadi permukiman, dan di hilir alih fungsi lahan cenderung
menuju ke pembangunan fisik kawasan industri, kota baru, serta fasilitas dan infrastruktur kota lainnya Arifin, 2013.
Pembangunan tersebut tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di perdesaan
atau pinggir perkotaan. Salah satu contohnya dapat dilihat di Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang cukup berkembang di Provinsi
Sumatera Utara. Lokasinya berdampingan langsung dengan ibu kota provinsi. Ditambah lagi jumlah penduduk hingga tahun 2013 tercatat 2.057.370 jiwa
Prasandi, 2013.
Pertambahan penduduk ini memicu pembangunan kota baru serta sarana dan prasarana pendukungnya yang berkembang. Pembangunan perumahan yang
berkembang secara horizontal akan membuka lahan baru disekitar rumah. Setiap penambahan unit terkecil dari perumahan tersebut akan menambah jumlah
pekarangan sehingga total luasannya juga bertambah. Potensi lahan pekarangan di Indonesia harus dapat dimanfaatkan Rukmana, 2008. Terdapat 5.686.177 ha
pekarangan di Indonesia, 268.122 ha luasan ada di Provinsi Sumatera Utara dan 38.557 ha di Kabupaten Deli Serdang BPS, 2003. Menurut Sankarto 2012
dalam Arifin, 2013 pada 2010 total luas pekarangan di Indonesia telah bertambah menjadi 10.3 juta ha.
Pekarangan adalah bagian dari kultur masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia telah mengenal bahwa pekarangan merupakan bagian dari kehidupan
yang telah mengakar dari kebiasaan dan adat-istiadat yang selama ini dikenal sebagai pengetahuan lokal local knowledge. Baik pada masyarakat Melayu,
Jawa, Bali, dan daerah-daerah lainnya. Pekarangan memiliki fungsi dan nilai-nilai yang didapati di dalam masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kultur pekarangan
penting untuk diberdayakan dalam upaya pemenuhan lahan bagi usaha pertanian dan penguatan kembali nilai-nilai yang selama ini melekat pada beberapa
masyarakat Indonesia.
1.2 Identifikasi Masalah