Masyarakat suburban dapat menjadi penyangga buffer bagi kehidupan kota jika warganya memiliki ketempilan atau kemampuan untuk berkontribusi bagi
kehidupan kota induk Muawanah, 2011.
2.5 Landasan Teori
2.5.1 Pekarangan
Teori pekarangan menurut Kehlenbeck 2007: Homegardens are commonly defined as a piece of land with a definite boundary surrounding a homestead,
being cultivated with a diverse mixture of perennial and annual plant species, arranged in a multilayered vertical structure, often in combination with raising
livestock, and managed mainly by household members for subsistence production. Menurut Badan Litbang Pertanian 2014 pemanfaatan lahan pekarangan
merupakan suatu wujud dari kemandirian pangan rumah tangga petani. Kemandirian pangan rumah tangga petani merupakan kemampuan kepala rumah
tangga dalam memenuhi konsumsi protein nabati dan hewani sehari-hari untuk keluarganya. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami aneka tanaman
sayuran yang biasa dikonsumsi. Aneka sayuran yang ditanam dalam bentuk pot atau polibag meliputi tanaman sawi, bayam, cabe, caisim, kangkung, seledri,
tomat, terong, bawang daun, dan sejenisnya. Protein hewani hasil pemanfaatan lahan pekarangan seperti ayam, telur ayam, ikan, dan kelinci.
Menurut Arifin 2013 ada empat fungsi dasar pekarangan secara sosial ekonomis, yaitu Produksi secara subsisten, pekarangan dapat menghasilkan produksi untuk
komersial dan memberi tambahan pendapatan keluarga, pekarangan mempunyai fungsi sosial-budaya, pekarangan memiliki fungsi ekologis dan bio-fisik
lingkungan. Nilai dan fungsi dari lahan pekarangan itu dapat lebih luas lagi ditemukan diberbagai daerah yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik
daerahnya.
2.5.2 Teori Strategi Pengembangan
Rangkuti 2008 mengemukakan strategi sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta
prioritas alokasi sumber daya. Strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adiktif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan
kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Menurut Umar 2008, strategi merupakan tindakan yang bersifat senantiasa meningkat dan terus-
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa mendatang.
Tujuan utama strategi dalam setiap kegiatan adalah mencapai keberhasilan. Dalam
mencapai tujuan yaitu keberhasilan, ada beberapa elemen strategi yang harus dipenuhi. Pertama, tujuan yang diformulasikan secara sederhana, konsisten, dan
berjangka panjang. Kedua, pengertian mendalam terhadap lingkungan persaingan. Ketiga, penilaian objektif terhadap sumberdaya dan implementasi yang efektif
David, 2006. Analisis SWOT dapat digunakan secara deskriptif dan secara kuantitatif.
Penggunaan analisis SWOT secara deskriptif yaitu hanya menjelaskan bagaimana pengembangan suatu organisasi tanpa menjelaskan strategi faktor-faktor internal
dan eksternalnya. Sedangkan penggunaan analisis SWOT secara kuantitatif yaitu menjelaskan dengan terperinci faktor-faktor internal dan eksternalnya dengan
menggunakan bobot dan bagaimana strategi pengembangan tersebut bermanfaat bagi suatu usaha atau organisasi. Analisis SWOT ditujukan untuk
mengidentifikasi berbagai faktor internal dan faktor eksternal untuk merumuskan strategi Pearce dan Robinson, 2009.
2.6 Penelitian Terdahulu