BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Ukuran Pekarangan di Wilayah Suburban
Luas lahan pekarangan yang didasarkan pada daerah suburban di Desa Suka Makmur, Kedai Durian, dan Mekar Sari adalah bervariasi, mulai dari 28m
2
hingga 116m
2
. Pekarangan di daerah suburban termasuk dalam kategori pekarangan sempit. Hal ini berdasarkan pada pengkategorian luasan pekarangan menurut
ukuran minimal yang dapat menyediakan tempat untuk ke lima strata tanaman yang disebut dengan keragaman vertikal yang didasarkan pada posisi pekarangan
pada daerah aliran sungai di hulu, di tengah, dan di hilir Arifin, et al. 2008 ukuran pekarangan dikelompokkan menjadi empat. Pekarangan disebut kecil atau
sempit jika ia memiliki luas ruang terbuka hijaunya kurang dari 120m
2
. Pekarangan sedang memiliki luas pekarangan sama dengan 120m
2
hingga 400m
2
. Luas pekarangan besar berkisar mulai 400m
2
sampai dengan 1000m
2
. Pekarangan dengan luas lebih besar dari 1000m
2
disebut pekarangan ekstra luas.
5.2 Pembagian Fungsi Ruang Pekarangan di Wilayah Suburban
5.2.1 Fungsi Ruang yang Berkaitan dengan Aktifitas dan Nilai Tempat
Pada kasus satu, aktivitas yang dominan ialah sirkulasi anggota keluarga. Pekarangan didominasi pengurusannya oleh bapak selaku kepala keluarga yang
menanam tanaman dan memelihara burung. Namun, tidak ada terlihat anak-anak bermain. Kegiatan bercengkerama dan mengobrol hanya terjadi antar personal
yang ada di pekarangan ini. Hal ini dapat dipahami karena lokasinya yang seolah- olah tertutup dari luar karena dipagari, padahal ketika kita berada di dalam
halaman maka akan dijumpai hamparan pekarangan yang banyak ditumbuhi tanaman dan sejuk. Fungsi yang dapat diamati adalah tempat parkir sepeda motor.
Beberapa bagian berfungsi sebagai tempat jemuran dengan mengikatkan tali-tali ke pohon yang ada.
Gambar 3. Tampak sisi isometrik a Kasus 1 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Gambar 4. Tampak sisi isometrik b Kasus 1 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Gambar 5. Tampak sisi kanan Kasus 1 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Gambar 6. Tampak sisi kiri Kasus 1 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Aktivitas yang terjadi dikasus dua sama seperti kasus satu. Pekarangan kasus dua berhadapan langsung dengan kasus satu. Hanya saja karena di pekarangan kasus
dua lahan ditutupi rerumputan, tanaman buah lebih banyak dan sudah besar-besar, maka saat panen buah dibagi-bagikan ke tetangga kasus satu. Sisi samping
pekarangan juga berfungsi sebagai tempat menjemur.
Gambar 7. Tampak sisi isometrik a Kasus 2 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Gambar 8. Tampak sisi isometrik b Kasus 2 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Gambar 9. Tampak sisi depan Kasus 2 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Gambar 10. Tampak sisi kanan Kasus 2 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Pada kasus tiga, hampir sama dengan kasus satu dan dua. Hanya saja pekarangan kasus tiga berada di pinggir jalan utama yang dilalui banyak pengendara. Pada
sore hari terlihat anak-anak sedang bermain di teras dan dihalaman. Sisi lainnya digunakan untuk tempat menjemur dan parkir mobil dan sepeda motor. Di sudut
rumah terdapat tong sebagai wadah menampung air hujan yang jatuh dari atap
kemudian air digunakan untuk menyirami tanaman. Hanya saja tetangga tidak bisa bebas masuk karena pekarangan ini dipagari.
Gambar 11. Tampak sisi isometrik a Kasus 3 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Gambar 12. Tampak sisi isometrik b Kasus 3 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Gambar 13. Tampak sisi depan Kasus 3 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Gambar 14. Tampak sisi kanan Kasus 3 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Pada kasus empat, estetika pekarangan terlihat sangat jelas. Ukiran di dinding, tanaman buah dan peneduh sudah tumbuh besar. Ada juga sangkar burung yang
memberikan sensasi alam pada saat mengeluarkan kicauan. Pada sore hari, pemilik rumah terlihat beristirahat di teras rumah karena pekarangan kasus empat
sejuk dan terdengar suara air mengalir. Pekarangan sebagai tempat menjemur pakaian yang terbuat dari jemuran semi permanen. Sehingga saat pakaian sudah
kering, maka jemuran juga diangkat dan disimpan sehingga pekarangan menjadi lebih luas lagi dan penjemuran yang dapat dipindah-pindah membuat pakaian jadi
lebih cepat kering. Di pekarangan ini terlihat anak-anak bermain dan para ibu memberi makan anaknya sambil mengobrol dengan tetangga.
Gambar 15. Tampak sisi isometrik a Kasus 4 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Gambar 16. Tampak sisi isometrik b Kasus 4 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Gambar 17. Tampak sisi depan Kasus 4 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Gambar 18. Tampak sisi kanan Kasus 4 Sumber: Observasi Lapangan, 2015
Pada kasus lima, pekarangan yang tidak dipagari ini menjadi tempat anak-anak bermain dan terlihat lebih asri karena lahan disampingnya adalah kebun. Aktivitas
tidak hanya didominasi oleh anggota keluarga tetapi juga tetangga. Beberapa bagian halaman berfungsi sebagai tempat parkir sepeda motor.
Pada kasus enam, pekarangan dipagari oleh tanaman pagar setinggi 2 meter. Kasus enam ini terdiri dari 3 tiga rumah. Terdapat warung kecil diantara ketiga
rumah tersebut. Di pekarangannya terlihat ada berbagai macam tanaman bunga yang indah dan berwarna-warni. Pada siang hari setelah anak-anak pulang sekolah
terlihat anak-anak kecil diberi makan dan bermain.bagian halaman juga digunakan sebagai tempat menjemur pakaian dan parkir kendaraan roda dua.
Pada kasus tujuh, hampir sama dengan kasus lima. Terdapat empat tempat tinggal yang bergandengan dan berhadapan. Rumah yang tidak dipagari ini menjadi
tempat bermain bagi anak-anak yang ideal. Selain itu, juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan sukuran atau hajatan. Terlihat ada jemuran pakaian dan parkir
kendaraan roda dua dan mobil. Tempat ini juga diadakan pengajian atau
perwiritan desa. Pada pagi hari di hari minggu, kepala keluarga melakukan senam. Dan terdapat tanaman buah yang pada saat panen maka akan dibagi ke tetangga.
Selain itu, terkadang mereka bertukar tanaman bunga. Di pekarangan kasus delapan, aktivitas lebih banyak didominasi oleh anggota
keluarga dan tetangga dan jarang sekali terlihat banyak anak-anak bermain. Kegiatan bercengkerama dan mengobrol hanya terjadi antar personal yang ada di
pekarangan ini. Hal ini dapat dipahami karena lokasinya yang agak tertutup dari luar karena pagar yang cukup tinggi, padahal ketika kita berada di dalam halaman
maka akan dijumpai tanaman buah yang sudah besar dan tanaman bunga dibalik pagar sehingga pekarangan menjadi teduh dan asri. Fungsi yang dapat diamati
adalah parkir motor dan sebagai tempat jemuran dengan mengikatkan tali-tali ke pohon yang ada.
Di pekarangan kasus sembilan, terdapat tiga tempat tinggal yang tidak dipagari. Ketika keluarga tersebut adalah bersaudara aktivitas yang terjadi juga lebih
didominasi oleh anggota keluarga, seperti bercengkerama, tempat parkir mobil dan sepeda motor, tempat menjemur pakaian. Halaman juga dimanfaatkan untuk
bersantai pada sore hari atau akhir minggu. Pada waktu tertentu, ketika ada tetangga terutama yang tinggal di sebelah selatan pekarangan ini ingin
mengadakan semacam hajatan atau sukuran, maka pekarangan ini dipinjam untuk sementara. Aktivitas tersebut tersebut memungkinkan karena pekarangan tidak
dipagari. Terkadang saling bertukar hasil tanaman dan bahan tanaman antar tetangga kalau ada jenis bunga yang baru. Pada sore hari, terkadang terlihat
penjual makanan memberhentikan gerobak makanannya di pekarangan ini untuk pemberhentian sementara menjajakan dagangannya.
5.2.2 Fungsi Ruang Menurut Spatial Pattern