Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Telkomsel Branch Medan
SKRIPSI
PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP
PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. TELKOMSEL
BRANCH MEDAN
OLEH
JESIKA SARAH 070502048
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. Telkomsel Branch Medan dan yang dijadikan sebagai sampel adalah seluruh karyawan yang memiliki bawahan dalam hierarki organisasi yang berjumlah 35 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan. Hal ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dan pada koefisien determinasi (R2), nilai R sebesar 0,659 yang berarti bahwa hubungan antara komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja sebesar 65,9%, artinya hubungan antarvariabel erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,379 berarti 37,9% faktor-faktor prestasi kerja dapat dijelaskan oleh komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan sisanya 62,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
Kata kunci: Komunikasi Dari Atas Ke Bawah, Komunikasi Dari Bawah Ke Atas, Komunikasi Horizontal, Dan Prestasi Kerja.
(3)
ABSTRACT
The aim of this research is to find out and explain the influence of downward communications, upward communications, and horizontal communications to the job performance of the employee of PT. Telkomsel Branch Medan.
This research uses the descriptive analysis method and the bifilar linear regression analysis. The population in this research is whole employee that have staffs in the organization hierarchy amounting to 35 persons.
The research’s output indicate that downward communications, upward communications, and horizontal communications variable are positively and significantly influential to the job performance of the employee of PT. Telkomsel Branch Medan. This case can be defined in the bifilar linear regression analysis and in the determination coefficient, that the R value is 0,659 means that the relation between downward communications, upward communications, and horizontal communications to the job performance is 65,9%, also means that inter variable is closely related. The Adjusted R Square value is 0,379 means that 37,9% of the job performance’s factors can be explained by downward communications, upward communications, and horizontal communications. Whereas the remaining 62,1% can be explained by the other factors that is not researched by this research.
Keywords: Downward Communications, Upward Communications, Horizontal Communications, and Job Performance
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, hanya atas kasihNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Telkomsel Branch Medan.
Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan tahun akademik 2010/2011. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta, Jabes Silaban, S.Pd dan Annarita Sidabutar, S.Pd karena sampai detik ini dengan penuh kerendahan hati masih mau memperjuangkan kewajibannya sebagai wali Tuhan atas penulis di dunia ini, terimakasih yang tak terhingga atas cinta dan pengorbanannya yang tak akan pernah terbalaskan. Dengan hati yang tulus penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Penguji II saya atas segala ilmu, nasihat, serta bimbingannya.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(5)
5. Ibu Frida Ramadhini Harahap, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang dengan kesabarannya telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku dosen penguji I yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan untuk perbaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Departemen Manajemen, atas semua ilmu yang telah
menyempurnakan hidup kemahasiswaan saya selama di bangku perkuliahan. 8. Seluruh jajaran manajemen, staf, dan karyawan PT. Telkomsel Branch
Medan, Branch Sumatera Utara dan Kisel Pematang Siantar atas waktu dan bantuannya dalam penelitian skripsi ini.
9. Adik-adik tercinta, Josua, Jennyfer, Judith Silaban, dan Yanti Lamtaruli M. 10. Sahabat-sahabatku tercinta, Rekha, Cimunk, dan Christy, Diana, Risda
terimakasih buat semua tawa dalam keadaan apapun, kalian yang terbaik. 11. Ikatan Mahasiswa Pemimpin Rasional dan Kreatif (IMPERATIF) dengan
segala elemen di dalamnya atas setiap hal yang setiap saat mempertajam karakter dan intelektualitasku sebagai pemimpin yang takut akan Tuhan. 12. Semua orang yang turut mengambil bagian dalam penyelesaian skripsi ini,
tidak tersebutkan, tidak berarti mengurangi rasa terimakasih penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk setiap kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya, penulis memohon maaf. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih. Tuhan memberkati.
Medan, Mei 2011
Penulis, Jesika Sarah
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4.Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1.Uraian Teoritis ... 10
2.1.1. Pengertian Komunikasi ... 10
2.1.2. Pengertian Organisasi ... 11
2.1.3. Hubungan Komunikasi dengan Perilaku Organisasional . 12 2.1.4. Komunikasi Internal ... 12
2.1.5. Keterbatasan Komunikasi Internal ... 16
2.1.6. Prestasi Kerja ... 17
2.1.7. Penilaian Prestasi Kerja ... 18
2.1.8. Tujuan dan Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja ... 18
2.2. Penelitian Terdahulu ... 20
2.3. Kerangka Konseptual ... 20
2.4. Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
3.1.Jenis Penelitian ... 23
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
3.3.Batasan Operasional ... 23
3.4. Definisi Operasional ... 24
3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 25
3.6. Populasi dan Sampel ... 26
3.7. Metode Pengumpulan Data ... 27
3.8. Uji Validitas dan Realibilitas ... 28
3.9. Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 34
4.1.1. Profil PT. Telkomsel, Tbk... 34
4.1.2. Visi dan Misi PT. Telkomsel, Tbk ... 35
4.1.3. Struktur Organisasi PT. Telkomsel, Tbk ... 36
(7)
4.1.5. Program PT. Telkomsel, Tbk ... 37
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40
4.2.1. Uji Validitas ... 40
4.2.2. Uji Reliabilitas ... 47
4.3. Analisis Deskriptif ... 48
4.3.1. Analisis Deskriptif Responden ... 48
4.3.2. Analisis Deskriptif Variabel ... 51
4.4. Uji Asumsi Klasik ... 60
4.4.1. Uji Normalitas ... 60
4.4.2. Uji Multikolinearitas ... 62
4.5. Analisis Regresi Linear Berganda ... 63
4.5.1. Uji Signifkansi Parsial (Uji t) ... 63
4.5.2. Uji Signifkansi Simultan (Uji F) ... 64
4.5.3. Koefisien Determinan (R2)... 65
4.6. Pembahasan ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
5.1. Kesimpulan ... 70
5.2. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Pencapaian Target Subdepartemen PT. Telkomsel Branch Medan ... 6
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel... 25
Tabel 3.2 Skor Pertanyaan ... 26
Tabel 3.3 Pengelompokan Sampel ... 27
Tabel 4.1 Uji Validitas ... 42
Tabel 4.2 Uji Validitas ... 44
Tabel 4.3 Uji Validitas ... 46
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas ... 47
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 48
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 49
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Subdepartemen ... 50
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel X1 ... 51
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel X2 ... 53
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel X3 ... 56
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Y ... 57
Tabel 4.13 Uji Kolmogorv-Smirnov ... 61
Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas ... 62
Tabel 4.15 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 63
Tabel 4.16 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 65
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 22 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Telkomsel, Tbk... 36 Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-Plot ... 60
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 74
Lampiran 2 Tabulasi Validitas dan Reliabilitas ... 78
Lampiran 3 Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 80
Lampiran 4 Tabulasi Regresi ... 88
Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik ... 90
(11)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. Telkomsel Branch Medan dan yang dijadikan sebagai sampel adalah seluruh karyawan yang memiliki bawahan dalam hierarki organisasi yang berjumlah 35 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan. Hal ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dan pada koefisien determinasi (R2), nilai R sebesar 0,659 yang berarti bahwa hubungan antara komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja sebesar 65,9%, artinya hubungan antarvariabel erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,379 berarti 37,9% faktor-faktor prestasi kerja dapat dijelaskan oleh komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan sisanya 62,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
Kata kunci: Komunikasi Dari Atas Ke Bawah, Komunikasi Dari Bawah Ke Atas, Komunikasi Horizontal, Dan Prestasi Kerja.
(12)
ABSTRACT
The aim of this research is to find out and explain the influence of downward communications, upward communications, and horizontal communications to the job performance of the employee of PT. Telkomsel Branch Medan.
This research uses the descriptive analysis method and the bifilar linear regression analysis. The population in this research is whole employee that have staffs in the organization hierarchy amounting to 35 persons.
The research’s output indicate that downward communications, upward communications, and horizontal communications variable are positively and significantly influential to the job performance of the employee of PT. Telkomsel Branch Medan. This case can be defined in the bifilar linear regression analysis and in the determination coefficient, that the R value is 0,659 means that the relation between downward communications, upward communications, and horizontal communications to the job performance is 65,9%, also means that inter variable is closely related. The Adjusted R Square value is 0,379 means that 37,9% of the job performance’s factors can be explained by downward communications, upward communications, and horizontal communications. Whereas the remaining 62,1% can be explained by the other factors that is not researched by this research.
Keywords: Downward Communications, Upward Communications, Horizontal Communications, and Job Performance
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Suatu organisasi tidak dapat eksis tanpa adanya komunikasi. Setiap orang yang berkecimpung di dalamnya tidak dapat terlepas dari kegiatan komunikasi. Secara umum, komunikasi mempunyai dua fungsi penting dalam organisasi yakni memungkinkan orang-orang untuk saling bertukar informasi, dan membantu menghubungkan sekelompok anggota dalam organisasi. Oleh karena itu, berhasil tidaknya pencapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh adanya komunikasi yang efektif antara setiap bagian dalam organisasi tersebut.
Pace (2005:31) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu, dimana suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi yang digunakan mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik verbal maupun nonverbal.
Dalam suatu struktur organisasi, akan tampak berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggungjawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari manajer kepada bawahan ataupun antarsesama karyawan, pola transformasi informasinya terjadi dalam dimensi komunikasi internal organisasi.
Brennan dalam Effendy (2007:122) mendefinisikan komunikasi internal sebagai pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam
(14)
suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan. Komunikasi internal mencakup komunikasi dari atas ke bawah yaitu komunikasi yang mengalir dari individu yang berada pada kedudukan lebih tinggi dalam hierarki organisasi kepada mereka yang berada pada kedudukan lebih rendah, komunikasi dari bawah ke atas yaitu komunikasi yang mengalir dari individu yang berada pada kedudukan lebih rendah dalam hierarki organisasi kepada mereka yang berada pada kedudukan lebih tinggi, dan komunikasi horizontal yaitu aliran komunikasi yang terjadi lintas fungsi yang berbeda-beda dalam sebuah organisasi (Ivancevich, 2007:121-122).
Dalam komunikasi dari atas ke bawah, seorang pimpinan menggunakan aliran komunikasi untuk menyampaikan informasi yang memiliki tujuan untuk mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, pelatihan kerja, evaluasi, perintah, dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah. Sebaliknya dalam komunikasi dari bawah ke atas, bentuk informasi yang disampaikan oleh bawahan kepada atasan dapat berupa laporan, pengaduan, dan pengajuan usul. Sedangkan dalam komunikasi horizontal, aliran komunikasi terjadi di antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu organisasi (Herimanto, 2005:27-28).
Untuk menetapkan suatu tujuan, mereka yang terlibat dalam organisasi, baik manajemen puncak, manajemen menengah, manajemen bawah, maupun karyawan, perlu melakukan berbagai pembahasan yang serius dan cukup matang. Tujuan organisasi dapat didefinisikan dalam arti keuangan, mutu produk,
(15)
penguasaan pasar, kepuasan karyawan, atau memberikan pelayanan bagi pelanggan. Dalam menetapkan berbagai macam tujuan organisasi tersebut sangat diperlukan pertukaran informasi atau komunikasi antarunit yang ada dalam organisasi tersebut.
Tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi dapat tercapai apabila orang-orang dalam organisasi tersebut membuat berbagai keputusan yang mendukung terlaksananya tujuan. Saat keputusan telah dilaksanakan, manajemen perlu melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah hasil yang diterapkan telah tercapai. Hasil tersebut dapat dilihat melalui prestasi kerja karyawan karena prestasi kerja merupakan rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan (Hasibuan, 2008:87).
Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja (Hasibuan, 2008:94). Pengukuran prestasi kerja mencakup beberapa faktor, antara lain: biaya penjualan, pangsa pasar, produktivitas, tingkat perputaran karyawan, dan tingkat persediaan yang ada. Semakin tinggi ketiga faktor di atas, semakin besarlah prestasi kerja karyawan bersangkutan.
Mengginson dalam Mangkunegara (2006:9-10) mengemukakan bahwa penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. Dengan kata lain penilaian tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja dari SDM organisasi. Oleh karena itu, penilaian prestasi
(16)
penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi perusahaan untuk menetapkan tindakan kebijaksanaan selanjutnya.
Dalam upaya mencapai prestasi kerja karyawan yang tinggi, sangat diperlukan terjalinnya komunikasi yang baik antarunit yang ada dalam organisasi tersebut, baik komunikasi antara pimpinan dan bawahan secara timbal balik yang dapat terlihat dalam penilaian prestasi kerja karyawan, maupun komunikasi antarkaryawan yang dapat terlihat dari koordinasi yang dilakukan dalam melaksanakan tugas sehari-hari (Purwanto, 2006: 37-38).
PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia mempertahankan posisi puncak sebagai perusahaan yang memberikan tingkat kepuasan pelanggan tertinggi dengan meraih 3 penghargaan pada ajang Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) 2010. Keberhasilan mempertahankan prestasi selama 11 kali berturut-turut ini membuat Telkomsel memperoleh predikat Best of The Best ICSA 2010 (www.telkomsel.com/733-Telkomsel-Pertahankan-Kepuasan-Pelanggan-Selama-11-Tahun).
Kesuksesan meraih predikat Best of The Best ICSA 2010 membuat Telkomsel semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin di industri telekomunikasi selular Indonesia, di mana saat ini telah dipercaya melayani lebih dari 93 juta pelanggan atau sekitar 50 persen pengguna ponsel di Indonesia. Tingginya kepercayaan para pengguna ponsel terhadap layanan Telkomsel dengan produknya yang relatif dapat memenuhi 5 parameter kebutuhan pokok, yakni:
(17)
cakupan yang luas, kualitas jaringan yang handal, inovasi produk, pelayanan pelanggan berstandar ISO, dan tarif yang semakin terjangkau.
PT. Telkomsel Branch Medan, sebagai salah satu GraPARI (Grha Pari Sraya) Telkomsel adalah salah satu bagian yang memberikan kontribusi bagi keberhasilan PT. Telkomsel tersebut. Untuk mendukung pelayanan pelanggan (customer service) yang dilakukan oleh karyawan front office, Telkomsel Branch Medan membagi 5 subdepartemen pada karyawan back office, yaitu Finance and Administration, Community and Segmented Customer, Sales New Business, Sales and Outlet, dan Shop.
Untuk setiap subdepartemen, masing-masing diberikan target per kuartal oleh Branch Manager. Target tersebut tergantung kepada parameter yang berbeda-beda untuk setiap subdepartemen. Dalam pelaksanaannya, setiap karyawan pada masing-masing subdepartemen akan melaksanakan tugasnya di bawah pengawasan supervisor yang selanjutnya akan dievaluasi secara periodik oleh Branch Manager.
Pada awal kuartal, Branch Manager menyampaikan target setiap subdepartemen kepada masing-masing supervisor, selanjutnya target tersebut akan dikomunikasikan oleh supervisor kepada bawahannya melalui briefing yang dilakukan secara periodik (tergantung subdepartemennya), yang pencapaiannya kemudian akan dievaluasi pada briefing selanjutnya berdasarkan pada laporan karyawan (bawahan). Begitu seterusnya hingga pada akhir kuartal Branch Manager melakukan evaluasi kepada masing-masing supervisor.
(18)
Pada dasarnya, baik komunikasi vertikal maupun horizontal selalu terjadi pada setiap subdepartemen. Setelah memperoleh informasi dari Branch Manager, maka masing-masing supervisor melakukan briefing secara periodik kepada stafnya dengan frekuensi yang disesuaikan dengan kebutuhan subdepartemen tersebut. Briefing merupakan wadah penyampaian informasi dari atasan ke bawahan, dan laporan dari bawahan ke atasan.
Berikut ini adalah tabel pencapaian target setiap subdepartemen pada PT. Telkomsel Branch Medan selama tahun 2010.
Tabel 1.1
Pencapaian Target Subdepartemen PT. Telkomsel Branch Medan Tahun 2010
Subdepartemen Parameter Target Unit Realisasi Pencapaian
Finance and Administration
General Service Support
100% % 104,6% 104,6%
Community and Segmented Customer
Member Komunitas
312.608 Customer based
564.570 180,60%
Sales New Business
Net Add Merchand
100 Unit 89 89%
Sales and Outlet Sales 900.000 Customer
based
819.000 91%
Shop Kepuasan
Pelanggan
90% Customer
Satisfaction Index
97% 107,78%
Sumber: PT. Telkomsel Branch Medan (data diolah, Februari 2011)
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa ada tiga subdepartemen yang mencapai bahkan melebihi target yang ditetapkan, yaitu Finance and Administration, Community and Segmented Customer, dan Shop. Sedangkan dua subdepartemen lainnya, yaitu Sales New Business dan Sales and Outlet, walaupun mendekati target namun belum dapat 100% mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Melalui wawancara prasurvey yang dilakukan oleh peneliti,
(19)
diperoleh informasi bahwa ketiga subdepartemen yang dapat mencapai target tersebut adalah subdepartemen yang paling sering mengadakan komunikasi internal.
Subdepartemen Finance and Administration melakukan briefing setiap hari karena tanggungjawab mereka untuk mendukung kebutuhan finansial dari kegiatan operasional setiap unit dalam perusahaan. Subdepartemen Community and Segmented Customer juga melakukan hal yang sama karena setiap hari sales agent pada subdepartemen tersebut harus terjun langsung memasarkan produk ke luar, sehingga secara rutin komunikasi dari atasan ke bawahan terjadi sebagai bentuk motivasi dalam rangka pemenuhan target anggota komunitas. Subdepartemen Shop yang setiap hari harus bertanggung jawab atas penanganan keluhan pelanggan di GraPARI, mengadakan briefing setiap hari dipimpin oleh Team Leader kepada para Customer Officer untuk membahas evaluasi kinerja pada hari sebelumnya. Team Leader memperoleh informasi dari atasannya (supervisor) dan bertukar informasi dengan sesama karyawan (karyawan back office) yang mendukung kinerja karyawan front office.
Dua subdepartemen lainnya yaitu Sales New Business dan Sales and Outlet, tidak mencapai target selama tahun 2010 dikarenakan jarangnya dilakukan briefing. Supervisor dari masing-masing subdepartemen tersebut seringkali harus pergi ke luar kota (kantor pusat di Jakarta) untuk menghadiri launching atau perkenalan produk-produk terbaru Telkomsel. Hal ini berhubungan dengan PT. Telkomsel yang dalam kurun waktu terakhir terus menerus mengadakan inovasi terhadap produk-produknya. Dengan lemahnya komunikasi dari atasan ke
(20)
bawahan menyebabkan kesulitan pada staff dan sales agent dalam mencapai target yang ditentukan.
Data tersebut menunjukkan bahwa tinggi rendahnya pencapaian target dalam masing-masing unit tidak terlepas dari komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahan di dalam setiap departemen maupun antarkaryawan dalam departemen itu sendiri, maupun antara karyawan antara departemen satu dan lainnya. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Komunikasi Internal Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Telkomsel Branch Medan”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah Pengaruh Komunikasi
Internal Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Telkomsel Branch Medan?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi internal terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan.
(21)
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini:
1. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan, terutama mengenai komunikasi internal di dalam perusahaan.
2. Bagi penulis, sebagai usaha untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani proses perkuliahan dan menambah wawasan pengetahuan dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya yang berkaitan dengan masalah komunikasi internal dan prestasi kerja.
3. Bagi pihak lain, sebagai bahan perbandingan bagi penulis/peneliti lain dalam melakukan penelitian objek maupun masalah yang sama di masa yang akan datang.
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis
2.1.1. Pengertian Komunikasi
Himstreet dan Baty (dalam Purwanto, 2006:3) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya.
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar,warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
(23)
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sarananya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
2.1.2 Pengertian Organisasi
Organisasi menurut Rogers dan Rogers dalam Effendy (2007:114) merupakan suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. Rogers dan Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan di mana operasi dan interaksi di antara bagian yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis, dan pasti.
Pada kenyataannya, organisasi dan manajemen tidak mungkin dipisahkan. Organisasi dan manajemen sama pentingnya sebab secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan yang sama. Manajemen sebagai kegiatan mengelola sumber daya manusia, sumber dana, dan sumber-sumber lainnya tidak akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien tanpa organisasi yang
(24)
mapan. Sebaliknya, organisasi sebagai strukur atau sistem akan sukar mencapai tujuan yang sejak semula ditetapkan tanpa manajemen yang baik dan akurat.
2.1.3. Hubungan Komunikasi dengan Perilaku Organisasional
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.
2.1.4. Komunikasi Internal
Brennan dalam Effendy (2007:122) mendefinisikan komunikasi internal sebagai pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam
(25)
suatu perusahaan atau jawaban yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawaban tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan manajemen). Komunikasi internal juga dapat dikatakan sebagai pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan.
Komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
A. Komunikasi Vertikal
Komunikai vertikal, yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication), adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbal-balik (two-way traffic communication). Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya. Dalam pada itu, bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dan sebagainya kepada pimpinan.
Menurut Katz dan Kahn dalam Herimanto (2005:27-28), komunikasi dari atas ke bawah mempunyai tujuan pokok sebagai berikut:
(26)
2. Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
3. Untuk memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional. 4. Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan. 5. Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideology dalam membantu
organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan komunikasi dari bawah ke atas berperan menjalankan beberapa fungsi penting. Gary Kreps dalam Ivancevich (2009:121) mengemukakan beberapa di antaranya:
Komunikasi ke atas menyediakan umpan balik bagi para manajer mengenai isu-isu organisasi terbaru, masalah yang dihadapi, serta informasi mengenai operasi dri hari ke hari yang diperlukan untuk pengambilan keputusan mengenai bagaimana menjalankan organisasi.
1. Hal ini merupakan sumber utama bagi manajemen untuk mendapatkan umpan balik untuk menentukan seberapa efektif komunikasi ke bawah dalam organisasi.
2. Hal ini dapat mengurangi ketegangan pada karyawan dengan memberikan kesempatan pada anggota organisasi pada tingkat lebih rendah untuk membagikan informasi yang relevan dengan atasannya.
3. Hal ini mendorong partisipasi dan keterlibatan karyawan, dan karenanya meningkatkan kohesivitas organisasi.
Komunikasi dua arah secara timbal-balik tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda
(27)
organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan, atau saran para karyawan sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal atau sering diebut juga dengan istilah komunikasi lateral, adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki keedudukan sejajar.
Di dalam praktiknya, terdapat kecenderungan bahwa dalam melaksanakan pekerjaannya manajer suka melakukan tukar-menukar informasi dengan rekan kerjanya di departemen atau divisi yang berbeda, terutama apabila muncul masalah-masalah khusus dalam suatu organisasi perusahaan. Komunikasi horizontal bersifat koordinatif di antara mereka yang memiliki posisi sederajat, baik di dalam satu departemen maupun di antara beberapa departemen.
Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal, komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja.
(28)
2.1.5. Keterbatasan Komunikasi Internal
Meskipun sangat penting bagi organisasi besar, namun dampak saluran komunikasi internal kurang menguntungkan dari sudut pandang individual maupun perusahaan.
Dilihat dari sudut pandang individual (perseorangan), komunikasi internal yang bersifat formal ini sering membuat frustasi atau menjengkelkan pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan untuk masuk ke dalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang besar, untuk dapat berkomunikasi dengan manajer puncak harus terlebih dahulu melalui lapisan manajer yang ada di bawahnya. Artinya banyak jalur yang harus dilalui untuk dapat berkomunikasi secara langsung dengan manajer puncak.
Kemudian, jika dilihat dari sudut pandang perusahaan, masalah terbesar dengan saluran komunikasi formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) dalam jalur komunikasi berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Setiap pesan yang mengalir dari atas maupun bawah memungkinkan adanya perubahan terhadap pesan aslinya.
Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu caranya adalah dengan mengurangi jumlah tingkatan (level) dalam struktur organisasi. Struktur organisasi yang mendatar (flat) dengan tingkatan organisasi yang lebih sedikit, dan lebih banyak rentang kendalinya (span of control) akan dapat membantu mengurangi terjadinya distorsi.
(29)
2.1.6. Prestasi Kerja
Menurut Soeprihanto, prestasi kerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Menurut Hasibuan dalam Mangkunegara (2006:18), aspek-aspek yang dinilai sebagai prestasi kerja adalah sebagai berikut:
a. Kesetiaan b. Hasil kerja c. Kejujuran d. Kedisiplinan e. Kreativitas f. Kerjasama g. Kepemimpinan h. Kepribadian i. Prakarsa j. Kecakapan k. Tanggungjawab
Sehingga dalam hal penilaian tetap mempertimbangkan berbagai situasi dan kondisi yang mempengaruhi prestasi kerja tersebut.
(30)
2.1.7. Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan. Menetapkan kebijaksanaan berarti apakah karyawan akan dipromosikan, didemosikan, dan atau balas jasanya dinaikkan.
Sikula dalam Hasibuan (2008:87) menyatakan bahwa penilaian prestasi kerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan untuk pengembangan.
Dengan penilaian prestasi berarti para bawahan mendapat perhatian dari atasannya sehingga mendorong mereka bergairah bekerja, asalkan proses penilaiannya jujur dan objektif serta ada tindak lanjutnya.
2.1.8. Tujuan dan Kegunaan Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi karyawan berguna untuk perusahaan serta harus bermanfaat bagi karyawan.
Tujuan dan kegunaan penilaian prestasi karyawan sebagai berikut (Hasibuan, 2008:89-90):
1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa. 2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa
sukses dalam pekerjaannya.
3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam perusahaan.
(31)
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektivan jadwal kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja, dan peralatan kerja.
5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada di dalam organisasi.
6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik.
7. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan
(supervisor, managers, administrators) untuk mengobservasi perilaku bawahan (subordinate), supaya diketahui minat dan kebutuhan-kebutuhan bawahannya.
8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan di masa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.
9. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.
10. Sebagai alat untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan personel dan dengan demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikutsertakan dalam program latihan kerja tambahan.
11. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan.
12. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian
(32)
2.2. Penelitian Terdahulu
Hanim (2007) meneliti “Hubungan Komunikasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Front Office Department Niagara Hotel Parapat”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara komunikasi dengan prestasi kerja karyawan dan hubungan ini bernnilai positif. Koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,776 termasuk pada kategori kuat. Jadi terdapat hubungan yang positif dan kuat antara komunikasi dan prestasi kerja karyawan.
Pelawi (2009) meneliti ”Pengaruh Komunikasi Internal terhadap Efisiensi Kerja Karyawan Bagian SDM pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa variabel komunikasi internal (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja karyawan bagian SDM pada PT Perkebunan Nusantara III Medan. Identifikasi determinan (R²) yaitu dengan nilai 0.736 artinya bahwa sebesar 73,6% efisiensi kerja karyawan (Y) pada PT Perkebunan Nusantara III Medan dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel komunikasi internal serta sisanya 26,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
2.3. Kerangka Konseptual
Untuk menetapkan suatu tujuan, mereka yang terlibat dalam organisasi, baik manajemen puncak, manajemen menengah, manajemen bawah, maupun karyawan, perlu melakukan berbagai pembahasan yang serius dan cukup matang. Tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi dapat tercapai apabila
(33)
orang-orang dalam organisasi tersebut membuat berbagai keputusan yang mendukung terlaksananya tujuan.
Saat keputusan telah dilaksanakan, manajemen perlu melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah hasil yang diterapkan telah tercapai. Hasil tersebut dapat dilihat melalui prestasi kerja karyawan karena prestasi kerja merupakan rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan (Hasibuan, 2008:87).
Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja (Hasibuan, 2008:94). Pengukuran prestasi kerja mencakup beberapa faktor, antara lain: biaya penjualan, pangsa pasar, produktivitas, tingkat perputaran karyawan, dan tingkat persediaan yang ada. Semakin tinggi ketiga faktor di atas, semakin besarlah prestasi kerja karyawan bersangkutan.
Menurut Purwanto (2006: 37-38), dalam upaya mencapai prestasi kerja karyawan yang tinggi, sangat diperlukan terjalinnya komunikasi yang baik antarunit yang ada dalam organisasi tersebut, baik komunikasi antara pimpinan dan bawahan secara timbal balik yang dapat terlihat dalam penilaian prestasi kerja karyawan, maupun komunikasi antarkaryawan yang dapat terlihat dari koordinasi yang dilakukan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
(34)
Komunikasi Internal (X)
− Komunikasi dari atas ke bawah (X1) − Komunikasi dari bawah ke atas (X2) − Komunikasi Horizontal (X3)
Prestasi Kerja (Y)
Sumber: Effendy (2007:122-124), Hasibuan (2008:94), Purwanto (2006:37-38) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
2.4. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa “Komunikasi internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan ”.
(35)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:5), jenis-jenis penelitian secara umum dikelompokkan menurut bidang, tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan waktu. Jenis penelitian ini adalah penelitian menurut tingkat eksplanasi, dimana penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan pada tujuan objek-objeknya. Pada tingkat eksplanasi, penelitian termasuk kedalam penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian, yaitu variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal berpengaruh terhadap variabel prestasi kerja.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Telkomsel Branch Medan yang berlokasi di Jalan Listrik No.1 Gedung Selecta Medan. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2011.
3.3. Batasan Operasional
Penelitian ini hanya membahas mengenai pengaruh komunikasi internal terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan. Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
(36)
1. Variabel independen (X), yaitu:
a. Komunikasi dari atas ke bawah (X1) b. Komunikasi dari bawah ke atas (X2) c. Komunikasi horizontal (X3)
2. Variabel dependen (Y), yaitu prestasi kerja karyawan.
3.4. Definisi Operasional
Untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasi, maka diperlukan definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut yaitu:
a. Variabel independen (X) terdiri dari:
1. Komunikasi dari atas ke bawah (X1), merupakan aliran komunikasi dari manajer ke bawahan yang dapat berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya.
2. Komunikasi dari bawah ke atas (X2), merupakan aliran komunikasi dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer) yang dapat berbentuk laporan-laporan, saran-saran, maupun pengaduan-pengaduan.
3. Komunikasi horizontal (X3), merupakan komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya.
(37)
b. Variabel dependen (Y) yaitu Prestasi Kerja merupakan rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan.
Secara keseluruhan, operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala
Komunikasi dari atas ke bawah (X1)
Aliran komunikasi dari pimpinan ke bawahan.
1. Perintah 2. Kebijakan 3. Prosedur
Likert Komunikasi dari
bawah ke atas (X2)
Aliran komunikasi dari karyawan ke pimpinan.
1. Laporan 2. Keluhan 3. Saran Likert Komunikasi horizontal (X3) Komunikasi secara mendatar , antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya.
1. Informasi 2. Persuasi 3. Koordinasi
Likert
Prestasi Kerja (Y) Rasio hasil kerja nyata dengan standar kualitas maupun kuantitas yang
dihasilkan setiap karyawan.
1. Hasil kerja 2. Loyalitas 3. Kerjasama 4. Tanggungjawab 5. Kepemimpinan
Likert
Sumber: Purwanto (2006:40-43), Hasibuan (2008:88), Mangkunegara (2006:18), data diolah
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan untuk menyatakan tanggapan responden terhadap setiap instrumen adalah dengan menggunakan skala Likert dengan 5 (lima) alternatif jawaban. Urutan skala penelitian dari masing-masing item indikator variabel tersebut, sebagai berikut:
(38)
Tabel 3.2 Skor Pertanyaan
Keterangan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2008:133) 3.6. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Telkomsel Branch Medan yang berjumlah 54 orang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008:116). Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dimana peneliti menentukan sendiri jumlah sampel dengan memastikan bahwa berbagai subgroup dalam populasi telah terwakili dengan berbagai karakteristik sampel sampai batas tertentu seperti yang dikehendaki oleh peneliti (Kuncoro, 2009:140). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang memiliki bawahan dalam hierarki organisasi, yaitu Branch Manager, supervisor, Team Leader, dan staff dari setiap subdepartemen.
(39)
Tabel 3.3
Pengelompokan Sampel
Karyawan Jumlah
Branch Manager 1 orang
Supervisor:
a. Finance and Administration
b. Community and Segmented Customer c. Sales New Business
d. Sales and Outlet e. Shop 1 orang 1 orang 1 orang 4 orang 2 orang Staff:
a. Finance and Administration
b. Community and Segmented Customer c. Sales New Business
d. Sales and Outlet e. Shop 2 orang 2 orang 1 orang 7 orang 7 orang Team Leader:
a. Sales and Outlet b. Shop
4 orang 2 orang
Jumlah Sampel 35 orang
Sumber: PT. Telkomsel Branch Medan (data diolah, Maret 2011)
3.7. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data atau keterangan dengan mengadakan Tanya jawab kepada pihak yang mempunyai wewenang untuk memberikan data-data yang berkaitan dengan penelitian.
(40)
Metode ini dilakukan dengan memberikan satu set pertanyaan kepada responden penelitian yang tersusun secara sistematis berisikan pertanyaan tentang penelitian.
(41)
c. Studi dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara meninjau, membaca, atau mempelajari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas
Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang telah disediakan (kuesioner). Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian validitas dilakukan pada 30 orang karyawan PT. Telkomsel Branch Pematang Siantar dengan menggunakan software SPSS versi 16.0. for windows, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika rhitung > rtabel 2. Jika r
maka pernyataan tersebut valid hitung < rtabel
b. Uji Reliabilitas
maka pernyataan tersebut tidak valid
Uji ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama. Untuk melakukan uji ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0. for Windows, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika ralpha > rtabel b. Jika r
maka pernyataan reliabel alpha < rtabel maka pernyataan tidak reliabel
(42)
Menurut Kuncoro dalam Situmorang, dkk (2010:75), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,80.
3.9. Teknik Analisis Data a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menginterpretsikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan.
b. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, dilakukan uji asumsi klasik agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisien, yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorv-Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) di atas, nilai signifikansi 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, dkk, 2010:97).
2. Uji Multikolinearitas
Variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat
(43)
dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1, atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, dkk, 2010:136).
c. Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis linear berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal) terhadap variabel terikat (prestasi kerja karyawan). Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS 16.0 for Windows.
Metode regresi berganda yang digunakan dan dirumuskan adalah:
Dimana:
Y = Prestasi kerja
a = Konstanta
b1-b3= Koefisien Regresi Berganda X1 = Komunikasi dari atas ke bawah X2 = Komunikasi dari bawah ke atas X3 = Komunikasi horizontal
e = Standar error
Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS 16.0 for Windows.
d. Pengujian Hipotesis
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistik berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).
(44)
Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistik berada dalam daerah dimana H0 diterima. Dalam analisis regresi ada 3 (tiga) jenis kriteria ketepatan yang harus dilakukan yaitu:
1. Uji signifikansi parsial (Uji t)
Uji t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
H0 : b1 = b2 = b3 = 0
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu berupa variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja yaitu variabel terikat (Y).
H0 : b1, b2, b3≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu berupa variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja yaitu variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5% Ha ditolak jika thitung > ttabelpada α = 5%
2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
(45)
H0 : b1 = b2 = b3= 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2, X3) yaitu berupa variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja yaitu variabel terikat (Y).
H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0
Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3) yaitu berupa variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja yaitu variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5% H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
3. Koefisien Determinan (R2)
Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil.
(46)
Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
(47)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Profil PT. Telkomsel, Tbk
Telkomsel merupakan operator telekomunikasi selular terdepan di Indonesia yang menyediakan beragam layanan dengan berbasis teknologi jaringan GSM Dual Band (900 & 1800), GPRS, Wi – Fi, EDGE, 3G, HSDPA dan HSPA di seluruh Indonesia. Untuk jaringan internasional, Telkomsel telah berkolaborasi dengan 362 roaming partners di 196 negara.
Dengan cakupan jaringan terbesar di Indonesia, mencapai lebih dari 95% total populasi wilayah Indonesia, jaringan Telkomsel telah menjangkau hingga seluruh provinsi, kabupaten, dan hampir seluruh wilayah kecamatan di Indonesia. Sebagai pemimpin pasar layanan broadband, Telkomsel menjadi yang petama kali meluncurkan “Next Generation Flash HSPA+, yang mana akan diimplementasikan di 24 kota di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2010.
Telkomsel menyediakan layanan voice dan SMS sebagai layanan dasar selular, sebagaimana juga beragam layanan nilai tambah lainnya seperti nada sambung pribadi, mobile banking, mobile wallet Cash), cash remittance (T-Remittance), internet broadband (TELKOMSELFlash), layanan BlackBerry dan lain sebagainya. Guna melayani kebutuhan segmen pelanggan yang berbeda-beda, Telkomsel menawarkan kepada para pelanggannya pilihan antara dua layanan pra bayar yakni simPATI dan Kartu As, atau menggunakan layanan pasca bayar melalui produk kartuHALO.
(48)
Selama 15 tahun beroperasi sejak peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26 Mei 1995, Telkomsel terus mempertahankan keunggulan market share dan menjadi yang tersedepan dalam layanan mobile lifestyle. Pada akhir bulan Juni 2010, jumlah pelanggan Telkomsel mencapai 88,32 juta, mewakili jumlah market share yang mencapai 47% pasar layanan selular.
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2005-2009), pendapatan operasional Telkomsel mengalami pertumbuhan dari Rp. 21,13 triliun di tahun 2005 menjadi Rp. 41,58 triliun di tahun 2009. Pada periode yang sama, jumlah total pelanggan Telkomsel meningkat dari sekitar 24,27 juta pada akhir tahun 2005 menjadi 81,64 juta pada akhir tahun 2009, mewakili tingkat CAGR senilai 54%.
4.1.2. Visi dan Misi PT. Telkomsel, Tbk
Visi PT. Telkomsel, Tbk yaitu menjadi penyedia gaya hidup dan solusi
komunikasi bergerak terkemuka dan terbaik di regional. Dan misi PT. Telkomsel, Tbk adalah memberikan layanan gaya hidup dan solusi komunikasi bergerak dengan kualitas terbaik yang melampaui harapan pelanggan, serta menciptakan nilai bagi semua pemangku kepentingan dan pembangunan ekonomi bangsa.
(49)
4.1.3. Struktur Organisasi PT. Telkomsel, Tbk
Sumber: http://
(50)
4.1.4. Produk PT. Telkomsel, Tbk
PT. Telkomsel, Tbk memiliki tiga merek kuat untuk melayani pangsa pasar yang berbeda-beda, yaitu:
a. Kartu Halo, untuk pelanggan pascabayar, dan b. simPATI dan Kartu As untuk pelanggan prabayar.
Selain itu PT. Telkomsel, Tbk juga menyediakan pelayanan luas berbasis GSM yang menguntungkan para pelanggan, yang mencakup:
a. Call waiting b. Call forwarding c. Voice mail
d. International roaming
e. Short Message Service (SMS) f. IDD/International Service g. Flash (internet broadband) h. Blackberry
i. Nada Sambung Pribadi (NSP) j. Mobile Banking
k. Mobile Wallet (T-Cash)
l. Cash Remittance (T-Remittance)
4.1.5. Program PT. Telkomsel, Tbk
Adapun program-program yang dilakukan oleh PT. Telkomsel, Tbk adalah
(51)
a. Promo
Berbagai promo dilakukan oleh PT. Telkomsel, Tbk sesuai dengan event-event tertentu seperti:
− Telkomsel 100 Juta Pelanggan − Isi Ulang Berhadiah Alfamart
− Member Get Member Blackberry Community − Isi Ulang simPATI, Bonus Nelpon dan Internetan − simPATI Goes To Singapore
b. simPATIzone
simPATIzone adalah wadah komunitas bagi pemakai kartu simPATI untuk menikmati beragam fasilitas dan informasi tambahan mengenai produk & layanan komunitas simPATIzone maupun Telkomsel secara umum.
c. Telkomsel School Community
Telkomsel School Community (TSC) merupakan wadah komunitas dari pelanggan Telkomsel di komunitas pelajar yang dibentuk untuk memberikan benefits lebih bagi para anggota komunitas, lewat diskon tarif dan kegiatan-kegiatan yang menghibur sekaligus mendidik.
(52)
d. Mobile Campus
Telkomsel Mobile Campus merupakan program kerjasama terpadu antara Telkomsel dan institusi Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk memberikan solusi komunikasi mobile terintegrasi sehingga baik mahasiswa maupun institusi Perguruan Tinggi dapat menikmati berbagai kemudahan berkomunikasi yang dapat mendukung kegiatan belajar mengajar dan mobile social networking.
e. Telkomsel Poin
Telkomsel Poin adalah program penukaran poin yang diperoeh dari setiap pengisian ulang pulsa, dimana setiap pelanggan Telkomsel berkesempatan mendapatkan kejutan sesuai pilihan dari Telkomsel Poin, yang dapat ditukarkan dengan berbagai pilihan discount merchant atau nomor undian dengan hadiah sesuai keinginan.
f. Telkomsel Ibadah
Program ini terdiri dari berbagai program dan tawaran hemat untuk kenyamanan berkomunikasi di Tanah Suci (bagi pelanggan yang beragama Muslim) dan berbagai program perjalanan rohani (ke Holyland bagi yang beragama Kristen, Tirtayatra untuk yang beragama Hindu, dan Dharmawidya untuk yang beragama Buddha).
(53)
g. Telkomsel Priority
Program komunitas pelanggan yang merupakan bagian dari program loyalty untuk seluruh pelanggan (kartuHALO, simPATI, kartuAs) yang masuk kriteria high (Rp. 1.000.000 <= ARPU < Rp. 3.000.000) dan very high value (ARPU >= Rp. 3.000.000).
Pelanggan yang menjadi anggota komunitas ini mendapatkan benefit berupa segmented services baik di call centre maupun GraPARI, Poin Rewards dan Events sesuai dengan profil mereka.
h. Telkomsel Prodigi Community
Telkomsel prodigi (professional developer innovation guild) merupakan komunitas untuk pengembang mobile aplikasi yang dibentuk oleh Telkomsel. ide awal pembentukan komunitas ini merupakan unjuk pemantauan dari Telkomsel akan banyaknya kapabilitas anak negeri dalam dunia kreasi aplikasi yang belum sepenuhnya di salurkan.
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1. Uji Validitas
Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang telah didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang telah disediakan (kuesioner). Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian validitas dilakukan pada 30 orang karyawan PT. Telkomsel Branch Sumatera
(54)
Utara, Pematang Siantar dengan menggunakan software SPSS versi 16.0. for Windows, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika rhitung > rtabel 2. Jika r
maka pernyataan tersebut valid
hitung < rtabel
Hasil pengolahan data untuk uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
(55)
Tabel 4.1 Uji Validitas Pernyataan Corrected Item-Total
Correlation rtabel Keterangan
Butir 1 .367 0.361 Valid
Butir 2 .397 0.361 Valid
Butir 3 .498 0.361 Valid
Butir 4 .499 0.361 Valid
Butir 5 .447 0.361 Valid
Butir 6 .635 0.361 Valid
Butir 7 .678 0.361 Valid
Butir 8 .230 0.361 Tidak Valid
Butir 9 .484 0.361 Valid
Butir 10 .709 0.361 Valid
Butir 11 .051 0.361 Tidak Valid
Butir 12 .517 0.361 Valid
Butir 13 .427 0.361 Valid
Butir 14 .180 0.361 Tidak Valid
Butir 15 -.022 0.361 Tidak Valid
Butir 16 .650 0.361 Valid
Butir 17 .761 0.361 Valid
Butir 18 .667 0.361 Valid
Butir 19 .374 0.361 Valid
Butir 20 .182 0.361 Tidak Valid
Butir 21 .342 0.361 Tidak Valid
Butir 22 .179 0.361 Tidak Valid
Butir 23 .090 0.361 Tidak Valid
Butir 24 .320 0.361 Tidak Valid
Butir 25 .742 0.361 Valid
Butir 26 .608 0.361 Valid
Butir 27 .430 0.361 Valid
Butir 28 .339 0.361 Tidak Valid
Butir 29 .208 0.361 Tidak Valid
Butir 30 .096 0.361 Tidak Valid
Butir 31 .647 0.361 Valid
Butir 32 .386 0.361 Valid
Butir 33 .471 0.361 Valid
Butir 34 .504 0.361 Valid
Butir 35 .633 0.361 Valid
Butir 36 .684 0.361 Valid
Butir 37 .513 0.361 Valid
Butir 38 .537 0.361 Valid
Butir 39 .580 0.361 Valid
(56)
Dari hasil pengujian terlihat bahwa pernyataan butir 8, 11, 14, 15, 20, 21, 22, 23, 24, 28, 29, 30 tidak valid karena nilai corrected item-total correlation
lebih kecil dari nilai rtabel
Hasil pengolahan data untuk uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
(57)
Tabel 4.2 Uji Validitas Pernyataan Corrected Item-Total Correlation
rtabel Keterangan
Butir 1 .462 0.361 Valid
Butir 2 .461 0.361 Valid
Butir 3 .529 0.361 Valid
Butir 4 .494 0.361 Valid
Butir 5 .316 0.361 Tidak Valid
Butir 6 .631 0.361 Valid
Butir 7 .690 0.361 Valid
Butir 9 .526 0.361 Valid
Butir 10 .751 0.361 Valid
Butir 12 .533 0.361 Valid
Butir 13 .482 0.361 Valid
Butir 16 .582 0.361 Valid
Butir 17 .713 0.361 Valid
Butir 18 .695 0.361 Valid
Butir 19 .302 0.361 Tidak Valid
Butir 25 .641 0.361 Valid
Butir 26 .513 0.361 Valid
Butir 27 .444 0.361 Valid
Butir 31 .769 0.361 Valid
Butir 32 .455 0.361 Valid
Butir 33 .547 0.361 Valid
Butir 34 .526 0.361 Valid
Butir 35 .735 0.361 Valid
Butir 36 .779 0.361 Valid
Butir 37 .599 0.361 Valid
Butir 38 .607 0.361 Valid
Butir 39 .708 0.361 Valid
Sumber : Data primer diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows (Mei, 2011)
(58)
Dari hasil pengujian terlihat bahwa pernyataan butir 5 dan 19 tidak valid karena nilai corrected item-total correlation lebih kecil dari nilai rtabel
Hasil pengolahan data untuk uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
yaitu 0.361, sehingga dilakukan pengujian kembali.
(59)
Tabel 4.3 Uji Validitas
Pernyataan
Corrected Item-Total Correlation
rtabel Keterangan
Butir 1 .450 0.361 Valid
Butir 2 .465 0.361 Valid
Butir 3 .528 0.361 Valid
Butir 4 .497 0.361 Valid
Butir 6 .586 0.361 Valid
Butir 7 .656 0.361 Valid
Butir 9 .520 0.361 Valid
Butir 10 .748 0.361 Valid
Butir 12 .551 0.361 Valid
Butir 13 .488 0.361 Valid
Butir 16 .568 0.361 Valid
Butir 17 .704 0.361 Valid
Butir 18 .699 0.361 Valid
Butir 25 .616 0.361 Valid
Butir 26 .481 0.361 Valid
Butir 27 .446 0.361 Valid
Butir 31 .785 0.361 Valid
Butir 32 .461 0.361 Valid
Butir 33 .564 0.361 Valid
Butir 34 .568 0.361 Valid
Butir 35 .758 0.361 Valid
Butir 36 .795 0.361 Valid
Butir 37 .631 0.361 Valid
Butir 38 .643 0.361 Valid
Butir 39 .716 0.361 Valid
Sumber : Data primer diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows (Mei, 2011)
(60)
Dari hasil pengujian terlihat bahwa seluruh pernyataan (25 butir pernyataan) dinyatakan valid karena nilai corrected item-total correlation lebih
besar dari nilai rtabel yaitu 0.361.
4.2.1. Uji Reliabilitas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama. Untuk melakukan uji ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0. for Windows, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika ralpha > rtabel b. Jika r
maka pernyataan reliabel alpha < rtabel
Menurut Kuncoro dalam Situmorang, dkk (2010:75), suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,80. Hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
maka pernyataan tidak reliabel
Tabel 4.4 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.890 17
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 16.0 for Windows (Mei, 2011)
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,890 atau lebih besar dari 0,80. Dengan demikian, kuesioner penelitian dinyatakan reliabel, sehingga dapat disebarkan kepada responden yang terpilih untuk dijadikan instrumen dalam penelitian ini.
(61)
4.3. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan
dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner berisikan 25 pernyataan yang terdiri dari 7 butir untuk variabel komunikasi dari atas ke bawah (X1), 6 butir untuk variabel komunikasi dari bawah ke atas (X2), 3 butir untuk variabel komunikasi horizontal (X3), dan 9 butir untuk variabel pretasi kerja (Y). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. Telkomsel Branch Medan dan yang dijadikan sampel adalah 35 orang karyawan pada PT. Telkomsel Branch Medan.
4.3.1. Analisis Deskriptif Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Responden Persentase
20 – 30 tahun 11 orang 31,43%
31-40 tahun 18 orang 51,43%
> 41 tahun 6 orang 17,14%
Jumlah 35 orang 100%
Sumber: Hasil penelitian (data diolah, Mei 2011)
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas usia responden dalam penelitian ini adalah karyawan usia 31-40 tahun, yaitu sebanyak 18 orang atau sebesar 51,43%.
(62)
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
Laki-laki 24 orang 68,57%
Perempuan 11 orang 31,43%
Jumlah 35 orang 100%
Sumber: Hasil penelitian (data diolah, Mei 2011)
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa mayoritas jenis kelamin responden dalam penelitian ini adalah karyawan berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 24 orang atau sebesar 68,57%.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Tabel 4.7
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase
1-5 tahun 8 orang 22,86%
5-10 tahun 20 orang 57,14%
> 10 tahun 7 orang 20%
Jumlah 35 orang 100%
Sumber: Hasil penelitian (data diolah, Mei 2011)
Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa mayoritas lama bekeraja karyawan pada PT. Telkomsel Branch Medan adalah selama 5-10 tahun, yaitu sebanyak 20 orang atau sebesar 57,14%.
(63)
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Subdepartemen Tabel 4.8
Karakteristik Responden Berdasarkan Subdepartemen
Subdepartemen Jumlah
Responden Persentase
Branch Medan 1 orang 2,86%
Finance and Administration 3 orang 8,57%
Community and Segmented Customer 3 orang 8,57%
. Sales New Business 2 orang 5,71%
Sales and Outlet 15 orang 42,86%
Shop 11 orang 31,43%
Jumlah 35 orang 100%
Sumber: Hasil penelitian (data diolah, Mei 2011)
Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa mayoritas karyawan bekerja pada subdepartemen Sales and Outlet yaitu sebanyak 15 orang atau sebesar 42,86%. Hal ini dikarenakan subdepartemen Sales and Outlet memerlukan lebih banyak sumber daya untuk mempromosikan dan menjual langsung produk-produk ke outlet-outlet di kota Medan.
(64)
4.3.2. Analisis Deskriptif Variabel
a. Komunikasi dari atas ke bawah Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komunikasi Dari Atas Ke Bawah
Butir
Frekuensi
SS % S % KS % TS % STS %
1 5 14,29 20 57,14 7 20 2 5,71 1 2,86
2 11 31,43 21 60 1 2,86 1 2,86 1 2,86
3 3 8,57 22 62,86 7 20 3 8,57 0 0
4 20 57,14 13 37,14 1 2,86 1 2,86 0 0
5 18 51,43 17 48,57 0 0 0 0 0 0
6 15 42,86 20 57,14 0 0 0 0 0 0
7 9 25,71 25 71,43 1 2,86 0 0 0 0
Sumber: Hasil penelitian (data diolah, Mei 2011)
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa:
1. Pada pernyataan butir 1 (Saya memberikan perintah kepada bawahan Saya untuk mengerjakan setiap tugas) 5 orang (14,29%) responden menjawab sangat setuju, 20 orang (57,14%) responden menjawab setuju, 7 orang (20%) responden menjawab kurang setuju, 2 orang (5,71%) responden menjawab tidak setuju, dan 1 orang (2,86%) responden menjawab sangat tidak setuju.
2. Pada pernyataan butir 2 (Saya memberikan perintah kepada bawahan Saya untuk mengerjakan suatu tugas yang harus segera ditindaklanjuti) 11 orang (31,43%) responden menjawab sangat setuju, 21 orang (60%) responden menjawab setuju, 1 orang (2,86%) responden menjawab kurang setuju, 1 orang (2,86%) responden menjawab tidak setuju, dan 1 orang (2,86%) responden menjawab sangat tidak setuju.
(65)
3. Pada pernyataan butir 3 (Saya memberikan perintah kepada bawahan Saya untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang harus dilakukannya di masa yang akan datang) 3 orang (8,57%) responden menjawab sangat setuju, 22 orang (62,86%) responden menjawab setuju, 7 orang (20%) responden menjawab kurang setuju, dan 3 orang (8,57%) responden menjawab tidak setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju.
4. Pada pernyataan butir 4 (Saya menyampaikan informasi penting mengenai kebijakan baru perusahaan kepada bawahan Saya) 20 orang (57,14%) responden menjawab sangat setuju, 13 orang (37,14%) responden menjawab setuju, 1 orang (2,86%) responden menjawab kurang setuju, dan 1 orang (2,86%) responden menjawab tidak setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban sangat tidak setuju. 5. Pada pernyataan butir 5 (Saya memberikan arahan kepada bawahan
Saya dalam melaksanakan pekerjaannya) 18 orang (51,43%) responden menjawab sangat setuju, dan 17 orang (48,57%) responden menjawab setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
6. Pada pernyataan butir 6 (Saya menjelaskan prosedur untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan Saya) 15 orang (42,86%) responden menjawab sangat setuju, dan 20 orang (57,14%) responden menjawab setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
(66)
7. Pada pernyataan butir 7 (Saya memberikan teguran kepada bawahan Saya atas kelalaian/kesalahan kerjanya) 9 orang (25,71%) responden menjawab sangat setuju, 25 orang (71,43%) responden menjawab setuju, dan 1 orang (2,86%) responden menjawab kurang setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Berdasarkan penjelasan tabel 4.9 diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa mereka rutin memberikan perintah kepada bawahannya, baik untuk tugas yang harus segera ditindaklanjuti maupun tugas yang akan datang. Selain itu, responden juga selalu menyampaikan informasi mengenai kebijakan baru dalam perusahaan, menjelaskan prosedur untuk setiap pekerjaan, serta memberikan arahan atau teguran ketika terjadi kelalaian/kesalahan pada bawahan.
b. Komunikasi dari bawah ke atas Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Komunikasi Dari Bawah Ke Atas
Butir Frekuensi
SS % S % KS % TS % STS %
1 10 28,57 23 65,71 2 5,71 0 0 0 0
2 10 28,57 23 65,71 1 2,86 1 2,86 0 0
3 2 5,71 21 60 12 34,29 0 0 0 0
4 6 17,14 28 80 1 2,86 0 0 0 0
5 6 17,14 29 82,86 0 0 0 0 0 0
6 5 14,29 29 82,86 1 2,86 0 0 0 0
(1)
VAR00004 99.9333 73.099 .497 .928
VAR00006 99.9000 74.438 .586 .926
VAR00007 99.9667 73.895 .656 .925
VAR00009 100.1667 75.040 .520 .927
VAR00010 100.2000 72.510 .748 .923
VAR00012 100.2000 73.131 .551 .926
VAR00013 100.6667 74.575 .488 .927
VAR00016 100.2333 75.082 .568 .926
VAR00017 100.2000 74.717 .704 .925
VAR00018 100.2667 74.409 .699 .925
VAR00025 100.3000 74.493 .616 .926
VAR00026 100.3000 74.976 .481 .927
VAR00027 100.2667 74.133 .446 .928
VAR00031 100.0667 73.168 .785 .923
VAR00032 100.1000 75.266 .461 .928
VAR00033 100.1000 75.059 .564 .926
VAR00034 100.3000 72.976 .568 .926
VAR00035 100.0667 73.375 .758 .924
VAR00036 100.1333 73.499 .795 .924
VAR00037 100.2333 74.599 .631 .926
VAR00038 100.2000 74.234 .643 .925
VAR00039 100.1000 72.231 .716 .924
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
(2)
Lampiran 4
Tabulasi Regresi
Komunikasi dari atas ke bawah TOTAL
Komunikasi dari bawah ke
atas TOTAL
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S1 S2 S3 S4 S5 S6
Siti 4 5 4 5 5 5 5 33 5 5 4 5 5 5 29
Henry 4 4 4 5 5 5 5 32 4 4 4 4 4 4 24
M. Ilham 3 4 2 4 4 4 4 25 4 3 3 4 4 4 22
Taswir 2 5 4 5 4 4 4 28 4 4 4 4 4 5 25
Eva 4 4 3 4 4 4 4 27 3 2 3 4 4 4 20
Rudi 4 4 3 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 24
Wahyu 4 5 4 4 4 4 5 30 3 4 4 4 4 4 23
Dewi 4 4 3 5 4 4 3 27 4 4 3 4 4 4 23
Satria 4 5 4 5 5 5 4 32 4 4 4 4 4 4 24
Ihsan 5 5 2 5 5 5 4 31 4 5 4 5 5 4 27
Ahmad 5 5 4 5 5 5 5 34 5 5 4 4 4 4 26
Ardhyo 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 24
M.Ichsan 4 4 4 5 5 5 4 31 5 4 3 4 4 4 24
Dominique 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 24
Erwin 3 4 4 5 4 4 4 28 4 4 3 4 4 4 23
Sylvia 4 5 3 5 5 5 5 32 5 5 4 3 4 4 25
Riris 3 4 4 5 5 5 5 31 4 5 4 5 5 4 27
Safrul 2 2 2 5 4 4 4 23 4 5 3 4 4 3 23
TL Shop 1 1 1 3 4 5 5 4 23 4 4 4 4 4 4 24
TL Shop 2 4 4 4 4 5 4 4 29 4 4 3 4 4 4 23
TL SOO 1 3 3 3 2 4 4 4 23 4 4 4 4 4 4 24
TL SOO 2 5 5 5 5 5 5 5 35 5 5 5 5 5 5 30
TL SOO 3 4 4 5 5 5 5 5 33 5 5 5 5 5 5 30
TL SOO 4 3 4 3 3 4 4 4 25 4 4 3 4 4 4 23
Meva 4 5 4 5 5 5 4 32 5 5 4 5 5 5 29
Kurnia H 3 4 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 24
Diana 4 4 4 5 5 5 4 31 5 4 3 4 4 4 24
Robby 4 4 4 4 5 4 4 29 4 4 3 4 4 4 23
Ema 4 4 5 5 4 4 4 30 4 4 4 4 4 4 24
Sumitra 5 5 4 4 4 4 4 30 4 4 4 4 4 4 24
Ebenezer 5 5 4 5 5 5 5 34 5 5 4 4 4 4 26
Taty 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 24
Sudarto 4 4 4 5 5 5 4 31 5 4 3 4 4 4 24
Ilham 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 24
Pontas 3 4 4 5 4 4 4 28 4 4 3 4 4 4 23
(3)
S1 S2 S3
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9
5
5
5
15
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
4
4
4
12
4
4
4
3
4
4
4
4
4
35
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
4
4
4
12
4
5
5
3
4
4
4
4
5
38
4
4
4
12
4
4
4
3
4
4
4
4
4
35
4
4
4
12
4
4
4
3
4
4
4
4
4
35
3
4
4
11
4
5
5
4
4
4
4
4
4
38
4
4
3
11
5
4
4
4
4
4
4
4
5
38
4
4
2
10
4
5
4
4
4
4
4
4
4
37
4
4
5
13
5
4
4
4
5
5
5
4
5
41
3
2
3
8
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
4
4
5
13
5
5
5
4
5
5
4
4
5
42
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
4
4
5
13
4
4
4
5
5
4
4
4
4
38
4
4
4
12
5
4
4
5
5
4
3
5
5
40
5
5
4
14
4
3
4
4
4
4
4
4
4
35
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
4
3
35
4
4
4
12
4
4
4
3
4
4
4
4
3
34
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
5
5
5
15
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
5
5
5
15
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
3
4
35
5
5
5
15
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
4
4
5
13
5
5
5
4
5
5
4
4
5
42
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
5
4
37
4
4
4
12
4
4
4
5
4
4
4
4
4
37
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
4
4
5
13
5
4
4
4
5
5
5
4
5
41
3
2
3
8
5
5
5
5
5
5
5
5
5
45
4
4
5
13
5
5
5
4
5
5
4
4
5
42
4
4
4
12
4
4
4
4
4
4
4
4
4
36
(4)
Lampiran 5
Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 35
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.75711154
Most Extreme Differences Absolute .084
Positive .084
Negative -.084
Kolmogorov-Smirnov Z .499
Asymp. Sig. (2-tailed) .965
(5)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 13.780 5.760 2.392 .023
X1 .443 .207 .381 2.141 .040 .576 1.737
X2 .731 .319 .442 2.290 .029 .491 2.035
X3 -.496 .381 -.211 -1.305 .202 .696 1.436
(6)
Lampiran 6
Regresi Linear Berganda
Model SummaryModel R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .659a .434 .379 2.88744
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 197.943 3 65.981 7.914 .000a
Residual 258.457 31 8.337
Total 456.400 34
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.780 5.760 2.392 .023
X1 .443 .207 .381 2.141 .040
X2 .731 .319 .442 2.290 .029
X3 -.496 .381 -.211 -1.305 .202