Pendekatan Grafik Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

tanggungjawab dengan kemampuan terbaik. Responden juga memiliki kerjasama dan kemampuan komunikasi yang baik dengan karyawan lain. Selain itu, responden dapat mengambil keputusan yang logis, mengembangkan solusi yang raktis, dan kompeten dalam bidangnya.

4.4. Uji Asumsi Klasik

4.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tesebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Uji normalitas dengan menggunakan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.

a. Pendekatan Grafik

Pengujian normalitas P-P Plot dapat dilihat pada gambar 4.2. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows Mei, 2011 Gambar 4.2: Pengujian Normalitas P-P Plot Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat titik-titik mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal.

b. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Pada uji ini keputusan yang diambil adalah apabila sig 0,05 maka distribusi data tidak normal. Uji Kolmogorv-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13 Uji Kolmogorv-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 35 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 2.75711154 Most Extreme Differences Absolute .084 Positive .084 Negative -.084 Kolmogorov-Smirnov Z .499 Asymp. Sig. 2-tailed .965 a. Test distribution is Normal. Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows Mei, 2011 Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,658 yaitu lebih besar dari 0,05 0,658 0,05 yang berarti bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.4.2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF dengan membandingkan sebagai berikut: a. VIF 5 maka tidak terdapat multikolinearitas b. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 13.780 5.760 2.392 .023 X1 .443 .207 .381 2.141 .040 .576 1.737 X2 .731 .319 .442 2.290 .029 .491 2.035 X3 -.496 .381 -.211 -1.305 .202 .696 1.436 a. Dependent Variable: Y Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows Mei, 2011 Tabel 4.14 memperlihatkan nilai Tolerance 0,1 dan VIF 5 pada semua variabel independen, yaitu komunikasi dari atas ke bawah X 1 , komunikasi dari bawah ke atas X 2 , dan komunikasi horizontal X 3 , dengan demikian data tidak terkena multikolinearitas. Hal ini berarti pada variabel independen, yaitu komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal tidak terdapat hubungan linear sempurna atau pasti, di antara beberapa atau semua variabel sehingga model regresi layak digunakan.

4.5. Analisis Regresi Linear Berganda

4.5.1. Uji Signifikansi Parsial Uji t

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 H a ditolak jika t hitung t tabel pada α = 5 Tabel 4.15 Uji Signifikansi Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 13.780 5.760 2.392 .023 X1 .443 .207 .381 2.141 .040 X2 .731 .319 .442 2.290 .029 X3 -.496 .381 -.211 -1.305 .202 a. Dependent Variable: Y Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows Mei, 2011 Berdasarkan Tabel 4.15 dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Variabel komunikasi dari atas ke bawah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi kerja, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,040 lebih kecil dari 0,05. Nilai t hitung 2,141 t tabel 2,042, artinya jika ditingkatkan variabel komunikasi dari atas ke bawah sebesar satu satuan maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 0,443. b. Variabel komunikasi dari bawah ke atas berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi kerja, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,029 lebih kecil dari 0,05. Nilai t hitung 2,290 t tabel 2,042, artinya jika ditingkatkan variabel komunikasi dari bawah ke atas sebesar satu satuan maka prestasi kerja akan meningkat sebesar 0,731. c. Variabel komunikasi horizontal berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi 0,202 lebih besar dari 0,05. Nilai t hitung -1,305 t tabel 2,042, artinya jika ditingkatkan variabel komunikasi horizontal sebesar satu satuan maka prestasi kerja tidak akan berkurang sebesar 0,496. d. Konstanta sebesar 13,780, artinya walaupun variabel bebas bernilai nol maka prestasi kerja tetap sebesar 13,780. e. Berdasarkan hasil uji t, maka rumus persamaan regresinya adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + ℮ Y = 13,780 + 0,443X 1 + 0,731X 2 - 0,496X 3 + ℮

4.5.2. Uji Signifikansi Simultan Uji F

Uji F menunjukkan semua variabel bebas X yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat Y. Kriteria pengambilan keputusan: H diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 H ditolak jika F hitung F tabel pada α = 5 Tabel 4.16 Uji Signifikansi Simultan Uji F ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 197.943 3 65.981 7.914 .000 a Residual 258.457 31 8.337 Total 456.400 34 a. Predictors: Constant, X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows Mei, 2011 Pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah 7,914 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan α = 0,05 adalah 3,32. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal secara serempak adalah signifikan terhadap variabel dependen prestasi kerja.

4.5.3. Koefisien Determinan R

2 Determinan R 2 atau R-Square digunakan untuk melihat berapa besar variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen. Dengan kata lain, koefisien determinan digunakan untuk mengukur kemampuan variabel komunikasi dari atas ke bawah X 1 , komunikasi dari bawah ke atas X 2 , dan komunikasi horizontal X 3 menjelaskan variabel prestasi kerja karyawan PT. Telkmsel Branch Medan. Tabel 4.17 Goodness of Fit Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .659 a .434 .379 2.88744 a. Predictors: Constant, X3, X1, X2 Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows Mei, 2011 Berdasarkan Tabel 4.17 dapat disimpulkan sebagai berikut: a. R = 0,659 berarti hubungan antara variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap variabel prestasi kerja sebesar 65,9. Artinya hubungan antarvariabel erat. b. R Square sebesar 0,434 yang berarti 43,4 faktor-faktor prestasi kerja dapat dijelaskan oleh komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan sisanya 56,6 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. c. Adjusted R Square sebesar 0,379 berarti 37,9 faktor-faktor prestasi kerja dapat dijelaskan oleh komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan sisanya 62,1 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Standard Error of Estimated standar deviasi sebesar 2,88744 yang berarti model dinilai baik karena semakin kecil standar deviasi berarti model akan semakin baik.

4.6. Pembahasan

Berdasarkan analisis hasil uji regresi pada Tabel 4.15 dengan uji t parsial, yang berpengaruh signifikan terhadap variabel prestasi kerja adalah variabel komunikasi dari atas ke bawah dan komunikasi dari bawah ke atas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel komunikasi dari atas ke bawah sebesar 0,040 Sig. 0,05, komunikasi dari bawah ke atas sebesar 0,029 Sig. 0,05, dan komunikasi horizontal sebesar 0,202 Sig. 0,05. Namun setelah diuji secara serempak simultan, diketahui bahwa ada pengaruh signifikan variabel komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal terhadap prestasi kerja dengan niai F hitung sebesar 7,914 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 Sig. 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa komunikasi internal yang baik akan meningkatkan prestasi kerja karyawan Purwanto, 2006: 37-38. Karena dalam pencapaian berbagai macam tujuan organisasi sangat diperlukan pertukaran informasi atau komunikasi antarunit yang baik dalam organisasi tersebut. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Komunikasi dari atas ke bawah X 1 berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja. Hal ini disebabkan karena pimpinan rutin memberikan perintah untuk mengerjakan setiap tugas, menyampaikan berbagai informasi penting mengenai perusahaan, memberikan arahan, menjelaskan prosedur, maupun memberikan teguran kepada bawahannya. Para karyawan di seuruh tingkat dalam organisasi merasa perlu diberi informasi. Kualitas dan kuantitas informasi harus tinggi agar dapat membuat keputusan yang bermanfaat dan cermat yang selanjutnya akan meningkatkan prestasi kerja karyawan Pace, 2005:185. 2. Komunikasi dari bawah ke atas X 2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja. Hal ini disebabkan karena para bawahan rutin menyampaikan laporan kerja, mengadukan setiap kesulitan, memberikan saranpendapat maupun aspirasi yang berguna bagi perusahaan. Kualitas dan kuantitas informasi yang baik dari pimpinan ke bawahan berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dalam suatu organisasi dan untuk pengambilan keputusan secara tepat dan cepat atau dengan kata lain meningkatkan prestasi para karyawan Herimanto, 2005:28. 3. Komunikasi horizontal X 3 berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja. Hal ini kemungkinan disebabkan karena hambatan-hambatan yang terjadi pada komunikasi horizontal, seperti ketiadaan kepercayaan di antara rekan-rekan kerja, perhatian yang tinggi pada mobilitas komunikasi ke atas, dan persaingan dalam sumber daya yang pada akhirnya mengganggu komunikasi karyawan - yang sama tingkatnya daam organisasi - dengan sesamanya Pace, 2005:197. 4. Komunikasi dari bawah ke atas memiliki pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan komunikasi dari atas ke bawah. Hal ini ditunjukkan dari nilai t hitung komunikasi dari bawah ke atas yang lebih besar dari t hitung komunikasi dari atas ke bawah 2,290 2,141, artinya bahwa aliran informasi yang mengalir dari bawahan ke pimpinan lebih berpengaruh daripada aliran informasi yang mengalir dari pimpinan ke bawahan. Hal ini dapat disebabkan karena setiap karyawan pada semua level dalam organisasi pasti mempunyai kewajiban untuk meminta dan atau memberi informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada dia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan evaluasi terhadap data penelitian yang dilakukan, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara simultan diketahui bahwa komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan. 2. Secara parsial diketahui bahwa komunikasi dari atas ke bawah dan komunikasi dari bawah ke atas berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan, dimana komunikasi dari bawah ke atas berpengaruh lebih dominan daripada komunikasi dari atas ke bawah. 3. Komunikasi horizontal berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Telkomsel Branch Medan. 4. Berdasarkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,379 berarti 37,9 faktor-faktor prestasi kerja dapat dijelaskan oleh komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan sisanya 62,1 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini, seperti komunikasi eksternal, dan sebagainya.