Latar Belakang faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makanan mahasiswa kesehatan masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia SDM merupakan salah satu faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional Azwar, 2004. Kualitas hidup dan produktivitas kerja akan tercapai dengan baikoptimal bilamana tubuh dalam kondisi sehat. Sementara itu kondisi tubuh sehat sangat erat kaitannya dengan kecukupan gizi. Kecukupan gizi telah terbukti berpengaruh pada pertumbuhan fisik perkembangan mental dan intelektual, meningkatkan produktivitas, mencegah resiko terjadinya penyakit, yang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian Depkes, 2002. Kekurangan dan kelebihan zat yang diterima tubuh seseorang akan sama mempunyai dampak yang negatif. Perbaikan pola makan dan peningkatan status gizi yang seimbang dengan yang diperlukan tubuh jelas merupakan unsur penting yang berdampak positif bagi peningkatan kualitas hidup manusia, sehat, kreatif dan produktif Baliwati, 2004. Pola makan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan Harper et al.2006. Pola makan adalah jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologis, psikologis, maupun sosial PERSAGI, 2009. Mahasiswa merupakan usia dewasa dimana faktor gizi berperan dalam meningkatkan ketahanan fisik dan produktivitas kerja. Unsur gizi merupakan faktor kualitas sumber daya manusia yang pokok, gizi tidak hanya sekedar mempengaruhi derajat kesehatan dan ketahanan fisik, tetapi juga menentukan kualitas kecerdasan intelektual bagi manusia menurut Hidayat 1997 dalam Indrawagita 2009. Meningkatnya aktivitas, kehidupan sosial dan kesibukan para mahasiswa akan mempengaruhi pola makan mereka. Pola makanan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi dan sama sekali tidak makan siang Sayogo, 2006. Menurut Putra 2008 banyak faktor pertumbuhan mahasiswa diiringi dengan meningkatnya aktifitas mahasiswa yang pada akhirnya dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang di makan mahasiswa tersebut. Orang-orang yang aktif memang membutuhkan lebih banyak makanan untuk energi. Maka untuk meningkatkan energi orang yang aktif tidak hanya dapat mengandalkan makanan tinggi kalori, tetapi seharusnya juga memiliki makanan kaya zat gizi seperti sereal, roti, buah sayur dan susu Sizer, 1988. Untuk memenuhi makanan kaya dengan zat gizi masyarakat hampir di setiap negara menyusun pedoman makanan yang di Amerika dikenal dengan Food Guide Pyramida. Di Indonesia pedoman umum gizi seimbang yang harus di artikan sampai kepada jenis zat gizi yang seimbang Silalahi, 2006. Namun, seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan sosial ekonomi masyarakat maka terjadi pula perubahan kebiasaan makan yang cenderung relatif praktis. Makanan jadi processed food dan makanan siap saji menjadi kegemaran dan tren dimasyarakat Sumartono, 2002. Kehidupan mahasiswa menyebabkan terjadi perubahan pola makanan Guthrie Picciano, 1995. Pola makan pada orang dewasa merupakan permulaan seseorang dalam mengadopsi perilaku makan yang cenderung akan menetap Brown, 2005. Mahasiswa saat ini banyak menggemari fast food seperti mie instan, sehingga kurang mengonsumsi makanan yang mengandung serat. Ada beberapa dampak yang akan timbul apabila kekurangan atau kelebihan dalam konsumsi makanan. Dampak kekurangan konsumsi makanan berdasarkan penelitian Bahria 2009, ditemukan bahwa sebanyak 92,1 dewasa kurang mengonsumsi buah dan 77,1 kurang mengonsumsi sayur. Hal ini selaras dengan pendapat Arisman 2007 yang mengatakan bahwa pola makan orang dewasa saat ini cenderung kurang mengonsumsi buah dan sayur. Selain itu berdasarkan hasil survei di Universitas Sumatera Utara pada mahasiswa teknik yang dilakukan oleh Darlina 2004, mahasiswa sekarang sering mengkonsumsi jenis makanan instan. Pada penelitiannya juga didapat 89 mahasiswa putri dan 92 mahasiswa putra suka mengkonsumsi makanan instant sebagai makanan pengganti pada saat-saat tertentu seperti waktu pagi dan malam hari. Kehidupan sosial dan kesibukan para mahasiswa akan mempengaruhi pola makan mereka lebih suka makanan yang serba instant yang berasal dari luar rumah seperti fast food. Fast food biasanya mengandung zat gizi yang terbatas atau rendah kalsium, riboflavin, vitamin A, magnesium, vitamin C, folat dan serat, selain itu kandungan lemak dan natrium cukup tinggi pada berbagai fast food. Dari 471 orang dewasa di Jakarta 15-20 mengkonsumsi fast food sebagai makan siang Mudjianto dkk, 2006. Pola makan fast food juga cenderung tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat, dan rendah zat gizi mikro. Tentu saja perubahan selera akan jauh dari konsep seimbang yang berdampak terhadap kesehatan dan status gizi Baliwati, 2004. Dampak dari kelebihan konsumsi makanan yang mengandung kadar lemak maupun kalori tinggi, apabila dikonsumsi setiap hari dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan obesitas, gizi lebih, hipertensi, dislipidemi dan beberapa penyakit degeneratif lainnya Sayogo, 2006. Tingginya prevalensi obesitas, gizi lebih, hipertensi, dislipidemi dan beberapa penyakit degeneratif lainnya, menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia Hamam, 2005. Menurut statistik WHO dalam Erlinda.dkk 2009, 70 kematian dini disebabkan oleh penyakit diabetes, kanker, serangan jantung, dan stroke. Kematian dini tersebut, 50 diantaranya berhubungan dengan pola makan yang tidak baik. Diperkirakan bahwa 7 dari 10 cek kesehatan yang dilakukan terdapat gangguan atau penyakit kronis, berhubungan dengan pola makan yang tidak baik Aritonang, 2003. Faktanya sudah ditemukannya penyakit stroke sebesar 1,1 pada usia 18-24 tahun Depkes RI, 2008. Salah satu faktor yang menyebabkan ditemukaannya penyakit degeneratif pada usia muda adalah faktor pola makan yang mengandung tinggi lemak, gula, dan garam tetapi kurang mengonsumsi serat khususnya yang berasal dari buah dan sayur Arisman, 2007. Hasil penelitian Karjadi 1974 dalam Purboyo 2001 terungkap bahwa pada orang dewasa, anemia zat gizi besi akan menurunkan tingkat produktivitas kerja antara 10-15 . Sehingga jika permasalahan dan kondisi tersebut terjadi pada mahasiswa dibiarkan akan berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia. Sebagai ilustrasi kekurangan energi protein yang diakibatkan kekurangan makanan bergizi dan infeksi berdampak pada kehilangan 5-10 IQ poin menurut UNICEFF 1997 dalam Depkes, 2002. Diperkirakan Indonesia kehilangan 330 juta IQ point akibat kekurangan gizi. Dampak lain dari gizi kurang adalah menurunkan produktivitas, yang diperkirakan antara 20-30 Depkes, 2002. Kondisi di atas juga berdampak pada Indeks pembangunan manusia IPM Indonesia semakin menurun dalam dua tahun terakhir. Jika pada tahun 2007 berada di peringkat 107 dari 177 negara, pada tahun 2009 menurun menjadi peringkat ke 111 Angka ini jauh di bawah negara-negara ASEAN KOMINFO, 2010. Pemenuhan gizi seimbang bukanlah hal yang mudah bagi mahasiswa, karena kesibukan dengan berbagai tugas dan kegiatan. Padahal kebutuhan gizi yang terpenuhi dengan baik akan membuat orang lebih memiliki perhatian dan kemampuan untuk belajar lebih mudah Gillepsie, 1996. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa harus memperhatika pola makan dari aspek jenis makanan yang dikonsumsi Hardinsyah D.Briawan. 2005. Secara umum faktor yang mempengaruhi pola makan seseorang status dikaitkan dengan gaya hidup diantaranya adalah pendapatan, pekerjaan, pendidikan, tempat tinggal kotadesa, agamakepercayaan, karakteristik individu, pengetahuan gizi Pelto, 1981 dalam Suhardjo, 2003. Selanjutnya Suharjo 1989 menyebutkan salah satu penyebab terjadi kekurangan gizi pada seseorang adalah pola makan yang dipengaruhi oleh sosial ekonomi tingkat pendapatan serta faktor pribadi pengetahuan, jenis kelamin, sikap dan perilaku. Pada penelitian Aritonang 2003 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola makan dengan status gizi. Pada penelitian Panjaitan 2008 terdapat hubungan antara pola makan dengan pendidikan, pengetahuan, pendapatan keluarga, dan jumlah anggota keluarga. Pada penelitan Nasution 2001 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status sosial ekonomi dan sikap pemenuhan gizi dengan pola makan mahasiswa. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 orang mahasiswa didapatkan bahwa 20 mahasiswa memiliki pola makan yang salah yaitu jumlah konsumsi makananya kurang dari angka kecukupan gizi, 40 mahasiswa makan dua kali dalam sehari, dilihat dari jenis makanan dalam satu minggu 100 mahasiswa pernah mengkonsumsi fast food. Penelitian yang akan dilakukan mengambil subjek mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan tahun 2008-2010. Sering para mahasiswa kurang mementingkan pola makan yang baik dari segi kualitasnya, sedangkan aktivitas yang berat para mahaiswa membutuhkan energi yang cukup. Program studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan belum pernah dijadikan lokasi penelitian mengenai pola makan. Selain itu, mahasiswa kesehatan masyarakat sebagai calon tenaga kesehatan merupakan faktor penguat dalam promosi kesehatan, tetapi masih ada mahasiswa yang belum memiliki motivasi dan kesadaran untuk menerapkan pola makan seimbang sesuai pengetahuan yang mereka miliki. Penelitian ini pun bermanfaat pada mahasiswa untuk menjalankan pola makan yang baik agar terhindar dari penyakit dan tetap beraktifitas dengan baik. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pola makan pada mahasiswa Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Makanan Cepat Saji Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

9 149 181

Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas Sentral pada Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2012-2014

7 35 188

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Upper Limb Extremities Mahasiswa Ketika Proses Belajar Mengajar di Kelas di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

2 20 174

Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Interprofessional Education

9 134 137

Gambaran Pemenuhan Standar Pencahayaan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

3 48 115

Upaya perpustakaan fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam negeri (fkik-UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat

0 5 104

Respon Pengunjung Terhadap Layanan Perpustakaan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

0 5 72

Faktor – faktor yang mempengaruhi kecenderungan perilaku makan menyimpang pada mahasiswa di fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012

0 10 135

Analisis Kualitatif Faktor Yang Mempengaruhi Kesulitan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Berhenti Merokok

6 23 129

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kebugaran pada Mahasiswa Program StudiKesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015

1 11 185