kerang, termasuk golongan binatang lunak Mollusca, bercangkang dua Bivalvae, mempunyai insang berlapis-lapis Lamellibranchia, berkaki kapak
Pelecypoda dan hidup di laut. Di Indonesia, daerah penyebaran kerang hijau belum ditemukan secara pasti, namun karakteristik perairan yang sesuai untuk
pembudidayaannya adalah pada suhu 27 – 37°C, salinitas 27 – 34 ‰, pH 6 – 8, kecerahan 3.5 – 4.0 m, arus dan angin tidak terlalu kuat dan umumnya hidup di
kedalaman 3 – 10 m di daerah estuaria serta kandungan oksigen terlarut 6 mgL Ismail, 1999.
2.4. Formalin, Rhodamin B dan Metanil Yellow
Formalin adalah larutan 37 formaldehida dalam air yang biasanya mengandung 10 – 15 metanol untuk mencegah polimerisasi. Formalin
berfungsi sebagai antiseptik untuk membunuh bakteri kapang, terutama untuk pensterilan peralatan dokter atau proses pengawetan mayat atau spesimen biologi
lainnya. Formalin merupakan zat pengawet berbentuk cair yang paling sering digunakan oleh produsen makanan yang tak bertanggung jawab. Formalin banyak
digunakan sebagai desinfektan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian; sebagai germisida dan fungisida pada tanaman dan sayuran, serta sebagai
pembasmi lalat dan serangga lainnya. Formaldehida biasa digunakan oleh industri plastik, busa, dan resin untuk kertas, karpet, tekstil, cat, dan furnitur WHO,
1984. Larutan formaldehid sebenarnya berfungsi sebagai desinfektan. Zat ini
sangat iritatif, bisa menimbulkan luka bakar bahkan mematikan. Formalin sangat
mudah diserap melalui saluran pernafasan dan pencernaan. Penggunaan formalin dalam jangka panjang dapat berakibat buruk pada organ tubuh, seperti potensi
menimbulkan kanker, kerusakan hati, gangguan ginjal dan sistem reproduksi. Zat ini juga banyak ditemukan pada ikan, ikan asin, daging, daging ayam, boraks.
Karena beracun, kemasan formalin diberi label dengan tanda gambar tengkorak pada dasar kotak berwarna jingga WHO, 1984.
Rhodamin B adalah zat pewarna yang tersedia di pasar untuk industri tekstil dan zat kimia berbahaya ini tidak boleh dicampurkan ke dalam makanan.
Ciri fisik rhodamin B adalah zat warna sintetik berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau; sangat mudah larut dalam air, alkohol,
HCl, NaOH dan dalam larutan berwarna merah terang berfluoresens. Rhodamin B memiliki rumus molekul C
28
H
31
N
2
O
3
Cl, dengan berat molekul sebesar 479.000. Zat ini sering disalahgunakan sebagai zat pewarna makanan dan kosmetik di
berbagai Negara. Makanan yang ditemukan mengandung rhodamin B diantaranya kerupuk 58, terasi 51 dan makanan ringan 42. Zat ini juga banyak
ditemukan pada kembang gula, sirup, manisan, dawet, bubur, ikan asap dan cendol. Zat pewarna makanan alami sejak dulu telah dikenal dalam industri
makanan untuk meningkatkan daya tarik produk makanan tersebut, sehingga konsumen tergugah untuk membelinya. Namun celakanya sudah sejak lama pula
terjadi penyalahgunaan dengan adanya pewarna buatan yang tidak diizinkan untuk digunakan sebagai zat aditif. Contoh yang sering ditemui di lapangan dan
diberitakan di beberapa media massa adalah penggunaan bahan pewarna
Rhodamine B, yaitu zat pewarna yang lazim digunakan dalam industri kertas dan tekstil, namun digunakan sebagai pewarna makanan WHO, 1984.
Di dalam laboratorium digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg dan Th. Bahan ini bila dikonsumsi bisa menyebabkan gangguan
pada fungsi hati, bahkan kanker hati. Bila mengkonsumsi makanan yang mengandung rhodamin B, dalam tubuh akan terjadi penumpukan lemak, sehingga
makin lama jumlahnya terus bertambah. Dampaknya baru akan kelihatan setelah puluhan tahun kemudian. Berikut ini adalah nama-nama lain dari Rhodamine B,
yaitu : 1 Acid Bruliant Pink B, 2 ADC Rhodamine B, 3 Aizen Rhodamine BH, 4 Aizen Rhodamine BHC, 5 Akiriku Rhodamine B, 6 Briliant Pink B,
7 Calcozine Rhodamine BL, 8 Calcozine Rhodamine BX, 9 Calcozine Rhodamine BXP, 10 Cerise Toner, 11 9-orto-Karboksifenil-6-dietilamino-
3H-xantin-3-ylidene dietil ammonium klorida, 12 Cerise Toner X127, 13 Certiqual Rhodamine, 14 Cogilor Red 321.10, 15 Cosmetic Briliant Pink
Bluish D conc, 16 Edicol Supra Rose B, 17 Elcozine rhodamine B, 18 Geranium Lake N, 19 Hexacol Rhodamine B Extra, 20 Rheonine B, 21
Symulex Magenta, 22 Takaoka Rhodmine B dan 23 Tetraetilrhodamine WHO, 1984.
Metanil yellow adalah zat pewarna kimia sintesis yang mengandung logam
berat berbentuk serbuk berwarna kuning kecoklatan, mudah larut dalam air, agak larut dalam aseton. Metanil yellow umumnya digunakan sebagai indikator reaksi
netralisasi asam-basa, pewarna untuk produk kertas, cat kayu, cat lukis dan tekstil pakaian. Metanil yellow adalah senyawa kimia azo aromatik amina yang dapat
menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan atau jaringan kulit. Berdasarkan kriteria WHO, metanil yellow
memiliki tingkat keracunan tingkat III. Zat ini juga banyak ditemukan pada gorengan, manisan mangga, tahu kuning, sirup limun, saus, kue basah, es cendol,
es kelapa, es mambo, pewarna Ponceau 3R, Ponceau SX dan Amarath WHO, 1984.
2.5. EDTA Etilene Diamine Tetra-acetate Acid