2.2.1. Pencemaran Logam Berat
Menurut keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.02MENKLHI1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran
air dan udara adalah masuk dan dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air atau udara dan atau berubahnya tatanan
komposisi air atau udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas air atau udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air atau
udara menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Bahan pencemar polutan adalah material atau energi yang dibuang ke
lingkungan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan baik abiotik maupun biotik Quano, 1993. Berdasarkan sumber, pencemaran dapat dibagi menjadi dua
kelompok Soegiharto, 1976, yakni: a.
Dari laut, misalnya tumpahan minyak baik dari sumbernya langsung maupun hasil pembuangan kegiatan pertambangan di laut, sampah dan air
ballast dari kapal tanker.
b. Kegiatan darat melalui udara dan terbawa oleh arus sungai yang akhirnya
bermuara ke laut. Berdasarkan sifatnya, pollutan dibagi menjadi zat yang mudah terurai
biodegradable dan zat yang sukar terurai non biodegradable. Contoh zat yang mudah terurai adalah sampah organik sedangkan contoh zat yang sukar terurai
adalah minyak dan logam berat Odum, 1971. Menurut UU Pangan Nomor 7 Tahun 1996, istilah keamanan pangan
adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Pencemaran dapat
digolongkan berdasarkan bentuk bahan pencemarannya pada makanan, yaitu : 1.
Cemaran biologis bakteri, virus, kapang, parasit, protozoa. 2.
Cemaran kimia logam berat, pestisida, bahan tambahan pangan dan racun.
3. Cemaran fisik pecahan gelas, potongan tulang, kerikil, kawat dan
sebagainya.
2.2.2. Sumber dan Bentuk Logam Berat
Logam berat masuk ke perairan laut melalui run off air sungai, angin, proses hidrotermal, difusi dari sedimen dan kegiatan antropogenik. Jalur-jalur
tersebut akan berinteraksi membentuk suatu pola yang disebut dengan siklus biogeokimia logam berat Romimohtarto, 1991.
Dalam perairan, logam berat dapat ditemukan dalam bentuk terlarut dan tidak terlarut. Logam berat terlarut adalah logam yang membentuk kompleks
dengan senyawa organik dan anorganik sedangkan logam berat yang tidak terlarut merupakan partikel yang berbentuk koloid dan kelompok senyawa logam yang
terabsorpsi pada partikel-partikel tersuspensi Razak, 1980.
Gambar 1. Perjalanan Logam Berat dari Kolom Air Menuju Dasar Perairan Sumber: Romimohtarto, 1991
Zat Pencemar
Diencerkan Disebarkan Masuk Ke Ekosistem Laut
Dibawa Oleh
Arus Laut Adukan Turbulensi
Arus Laut Biota Yang Bergerak
Dipekatkan Oleh Proses Biologis
Proses Fisika Kimia
Absorpsi Oleh Ikan Absorpsi Oleh
Plankton Nabati Absorpsi Oleh Rumput Laut
Tumbuhan Laut Lainnya
Absorpsi Pengendapan
Pertukaran Ion
Plankton Hewani Mengendap di Dasar
Avertebrata
Kerang-Kerangan, Ikan Manusia
2.2.3. Sifat Fisik dan Kimia Beberapa Logam Berat