digunakan untuk membuat kurva kalibrasi pada alat AAS dan mengukur kadar logam berat pada sampel biota laut Hutagalung, 1989.
3.4.6. Perhitungan Kadar Logam Berat
Parameter uji yang digunakan meliputi kandungan logam Hg, Pb dan Cd pada awal dan akhir penelitian serta tingkat penurunan kadar logam berat tersebut.
1. Kandungan logam Hg pada tubuh kerang hijau dihitung menurut rumus :
Kadar Hg = a b ppm Hutagalung dkk., 1997
Ket :
a = jumlah μg Hg dari hasil pengukuran dengan AAS
b = berat contoh 5 g 2.
Kandungan logam Pb atau Cd pada tubuh kerang hijau dihitung dengan rumus:
Kadar Pb atau Cd = a x b c ppm Hutagalung dkk., 1997
Ket : a = jumlah
μg Pb atau Cd dari hasil pengukuran dengan AAS b = volume akhir larutan contoh faktor pengenceran
c = berat contoh kerang 2 g 3.
Tingkat penurunan kandungan logam berat dihitung menggunakan rumus : I = Io – It Io x 100 Porsepwandi, 1998
Ket : I = tingkat penurunan kandungan logam berat
Io = kandungan logam berat pada awal penelitian ppm It = kandungan logam berat pada akhir penelitian ppm
3.5. Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok RAK dengan pola faktorial 3 x 3 dengan 3 kali
ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi bahan pengawet yang terdiri atas tiga
taraf yaitu : tanpa bahan pengawet p , konsentrasi 5 p
1
dan konsentrasi 10 p
2
masing-masing perlakuan pengawet diberikan sebanyak 15 ml per sampel kerang hijau. Faktor kedua adalah waktu perendaman yang terdiri atas tiga taraf
yaitu : 30 menit t
1
, 45 menit t
2
dan 60 menit t
3
. Data yang diperoleh diolah dengan uji F Anova dan uji lanjut Duncan
α = 0,05 untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dengan software SPSS.v15.0 Gasperz, 1995.
Pendugaan kandungan logam berat dalam daging kerang hijau dengan kandungan logam berat di air, dilakukan dengan mencari Indeks Faktor
Konsentrasi FK Prartono, 1985:
Kadar logam berat daging kerang hijau mgl FK =
Kadar logam berat dalam air laut mgl
Van Esch 1977 dalam Fitriati, 2004 mengatakan bahwa semakin mudah logam diabsorbsi dan terakumulasi pada tubuh organism air, semakin besar indeks
faktor konsentrasi dan logam berat tersebut dapat semakin bersifat racun. Besar kecilnya indeks faktor konsentrasi dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :
jenis-jenis logam berat, jenis organisme, lama pernapasan dan kondisi lingkungan perairan seperti pH, temperatur dan salinitas.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Parameter Lingkungan Fisika dan Kimia
Parameter penunjang yang dibutuhkan untuk penentuan konsentrasi logam berat pada sampel kerang hijau adalah salinitas, pH, suhu, dan kekeruhan pada air
laut di perairan sekitar lokasi pengambilan sampel. Pengukuran parameter penunjang ini pada umumnya dilakukan secara in situ. Pada pengamatan
parameter fisika dan kimia yaitu, suhu, kekeruhan, pH dan salinitas secara keseluruhan masih menunjukkan kondisi yang memungkinkan untuk kerang hijau
melakukan proses-proses biologis dalam hidupnya, baik untuk pertumbuhan maupun untuk kebutuhan reproduksi.
Logam berat yang masuk ke dalam suatu perairan, baik di sungai ataupun di laut akan dipindahkan dari badan air melalui tiga proses, yaitu pengendapan,
adsorbsi dan absorpsi oleh organisme perairan Bryan, 1976. Logam-logam dalam lingkungan perairan umumnya berada dalam bentuk ion-ion seperti ion-ion
bebas, pasangan ion organik, ion-ion kompleks dan bentuk-bentuk ion lainnya Palar, 1994.
a. Suhu Perairan Muara Kamal
Gambar 5 memperlihatkan bahwa rata-rata nilai suhu perairan di tiap titik menunjukkan kisaran antara 26 – 31°C, dengan suhu tertinggi 31°C dan terendah
26°C. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan 1985 yang mengatakan bahwa untuk keperluan budidaya